Bagian 26 : Bersenang-senang (21+)

2.6K 60 0
                                    

Warning!
Mengandung unsur dewasa. Jika ada pembaca yang dibawah umur, silahkan skip saja.

---

Memang hari sudah lewat tengah malam, tetapi seorang wanita belum memutup matanya. Ia terus membaca sebuah ipad yang ia pegang. Sesekali tangannya pun membelai punggung pria yang tengah terlelap tidur sembari memeluk pinggangnya.

"Senam ibu hamil, apa boleh sama Argan." Gumam wanita itu, tawa kecilnya pun keluar. Matanya melirik pada wajah Argan yang di umpatkan pada pinggang Vio. "Mustahil." Lanjutnya.

"Sayang, baik-baik ya disana." Ucap Vio sembari membelai perut ratanya.

Lalu seorang pria terusik dengan keadaan kamarnya yang penuh celotehan Vio. Pria itu melongokkan wajahnya. Matanya mengerjap karena sebuah cahaya lampu tidur yang belum dimatikan.

"Sayang, kenapa belum tidur?" Tanya Argan khas dengan suara seraknya.

"Belum ngantuk."

"Jangan begadang, kasian bayi kita."

"Iya, tuan Liem."

Vio menutup ipadnya. Namun, baru saja ia merebahkan diri, sebuah tangan siap mengalung mendekap tubunya. "Argan, sempit." Kesal Vio. Ia pun membalikkan tubuhnya membelakangi Argan.

"I like seperti ini, sayang. Hangat."

"Dan, I'm your husband, kenapa tidak boleh seperti ini." Lanjut Argan, bibirnya mengkecup pipi Vio berkali-kali.

"Tidak ada yang bilang tidak boleh."

"Kamu."

"Tuan Liem, hentikan ciumannya nanti pipi istri anda habis." Argan menghentikan aksi menciumnya. Tangannya kini beralih melepas bra Vio, tangannya pun siap mencari payudara istrinya.

"Katanya mau tidur." Kesal Vio yang merasakan tangan Argan sudah berada di payudaranya, sesekali meremas.

"Hmm, ini mau tidur."

"Aku yang nggak bisa tidur, Argan." Kesal Vio, ia membalikkan badannya. Kini mereka pun saling berhadapan. Vio sigap mencium bibir Argan. Wanita itu semakin memanas mencium suaminya sampai ia pun naik ke atas suaminya.

"Udah mulai berani ya, sayang." Goda Argan berbisik ditelinga istrinya.

"Dasar Vio, kenapa sampai kelepasan." Gerutunya di dalam hati. Ia pun segera turun dari atas Argan. Jantungnya terus berdebar kencang. Ia pun segera merebahkan dirinya. "Lanjutkan saja, sayang."

"Argan, sudah." Kata Vio ketika Argan sudah berada di atasnya. "Vio lagi hamil muda, nggak baik kalau berhubungan terlalu sering." Lanjutnya.

"Kamu kira aku bodoh, satu minggu ini belum dapat jatah, kan."

"Apasih, jatah. Kamu nggak malu bicara gini didepan anak kecil." Kesal Vio. Namun, Argan terus mengkecup setiap inci wajah istrinya.

"Kenapa harus malu? Anak kecil ini istriku. Jangan lupa kamu, Chareline Violette." Tegas Argan. Tidak ada lagi ucapan yang Vio keluarkan, hanya sebuah desahan yang keluar di mulutnya.

*

Pagi itu, Argan mendapati istrinya tengah meminum obat. Namun, ia tahu jika obat yang istrinya minum, bukanlah obat yang biasa ia minum.

"Obat apa, sayang?" Tanya Argan, ia menghampiri istrinya sembari menggosok-gosokan rambutnya dengan handuk.

"Obat ibu hamil." Jawab Vio, ia menyudahi aksi meminum obatnya. Wanita itu kini menghampiri Argan berada. Tangannya mengambil handuk di tangan Argan dan menggosok-gosokan rabut Argan. "Karena kehamilan Vio masih muda dan umur Vio juga masih muda, tante meresepkan obat buat menguatkan janin."

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang