Kantor polisi pusat adalah sebuah kantor polisi yang terletak di ujung selatan berdekatan dengan pantai. Kantor terbesar dan terkenal itu terus melakukan tugas dengan teliti dan seksama. Keamanannya pun tidak diragukan lagi.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang pria berseragam lengkap, tentu saja polisi disana.
"Ah, hanya bertanya pak. Apa ada pengunjung yang sama dengan wanita di gambar ini?"
Polisi itu mengernyitkan alisnya ketika melihat gambar seorang wanita di dalam ipad. "Ah, benar sekita dua hari lalu. Tapi dia tidak berkunjung dengan siapapun."
"Lalu, untuk apa dia kesini?"
"Dia mau mengurus surat mengemudi tetapi salah masuk kesini."
Ravi, pria itu hanya menganggukkan kepalanya. "I'am sorry, pak polisi. Sepertinya anda juga menyembunyikan sesuatu." Kata Ravi. Pria itu menunjukkan sebuah ipadnya kembali.
"Dia masuk pada pukul 09.40, lalu dia keluar pada pukul 10.25. Artinya dia disini sekitar 45 menit." Kata Ravi. Polisi itu tampak terkaget.
"Kalau hanya menanyakan sebuah alamat, saya yakin tidak sampai lima menit saja." Lanjutnya.
"Aku akan tutup mulut jika kau memberitahunya. Dan, ada cek dari bos saya. Kau bisa menerima ini." Lanjut Ravi lagi.
"Kau menyuap saya."
"Ini bukan menyuap, ini imbalan karena kau berkata jujur. Wanita itu berkunjung dan menemui seseorang, kan."
"Oke, saya akan memberitahu anda tapi saya tidak minat dengan uang anda." Kata polisi tersebut. Ia memberikan selembar kertas dan menyerahkan pada Ravi.
Ravi mulai membacanya, begitu tercengang siapa yang istri Argan temui saat itu. "Oke, thankyou. Ini terima saja." Kata Ravi, ia pun segera pergi dari kantor polisi tersebut.
*
Argan mendudukkan dirinya di sofa. Namun, matanya menatap tajam pada pintu kamar mandi. Kemudian, seorang wanita mengeluarkan diri dari sana. Wanita yang sudah mengenakan tshirt dress berwarna cream itu pun tersenyum.
Argan segera mengakhiri sebuah panggilan di dalam telephonenya. Pria itu mulai bangkit berdiri dan berjalan menuju sang istrinya.
"Sayang, nanti mampir Li Department dulu ya." Kata Vio. Ia mengambil tas selempangnya.
"Ngapain?" Tanya Argan. Vio mendekat pada Argan dan menggandeng pria itu. Wajahnya menengadah menatap mata Argan.
"Ada sesuatu." Jawab Vio. Argan pun menganggukkan kepalanya. Dua insan itu pun mulai berjalan mengeluarkan diri dari dalam ruangan VVIP tersebut. "Sudah makan?"
"Sudah, tadi makan setelah mengantar mama papa."
"Kemana?"
"Bandara."
"Pergi kemana?"
"Mengunjungi Seren dan sekalian antarkan surat yang kemarin di tanda tanganin." Vio menganggukkan kepalanya. Wanita itu masuk kedalam mobil begitu pula dengan Argan yang langsung menyusul duduk di tempat pengemudi.
"Pakai safety belt nya sayang." Kata Argan, Vio menyengirkan giginya. Ia memang lupa untuk memakai safety belt nya.
"Aku lupa."
Argan segera menancapkan gasnya. Mereka mulai memergikan diri dari rumah sakit. Sepanjang perjalanan itu, tidak ada ucapan yang keluar dari mulut Argan, hanya Vio yang terus berceloteh. Sesekali bertanya pada Argan tetapi pria itu hanya menjawab iya dan tidak saja bahkan hanya sebuah deheman saja.
"Jangan lupa mampir Li Departemen." Kata Vio. Wanita itu mulai memasang music clasik. Namun, tangan Argan siap mematikan tombol merah disana.
"Vi, aku mau bicara." Kata Argan, akhirnya kalimatnya keluar.
"Tanyakan saja, lagipula sejak tadi kamu terus diam."
"Waktu hari Selasa, kamu serius hanya berjalan-jalan ke taman?" Tanya Argan.
"Iya, Vio mau berjalan-jalan kemana lagi kalau nggak kesitu."
"Serius?"
"Kamu nggak percaya sama istrimu."
Setelah itu, mereka pun saling diam. Vio melirikkan matanya pada Argan. Ia harap ucapannya dapat Argan percaya. Namun, dari raut wajah Argan, Vio yakin jika suaminya belum yakin pada ucapan Vio.
*
Tibalah di sebuah Li Departemen. Vio mulai menurinkan dirinya dari mobil, Argan pun mengikuti sang istrinya.
"Mba, ada titipan dari mas Davit?" Tanya Vio.
"Oh iya, ada nyonya Violette." Kata seorang reseptionis kantor Li Departmen. Vio segera menampani paper bag berwarna white itu.
"Siapa Davit?" Tanya Argan.
"Fotografer Li Departmen. Masa kamu nggak tau." Sindir Vio, reseptionis itu pun menahan tawanya. Ia tahu jika dirinya tengah berhadapan dengan siapa. Seorang pimpinan Li Corporation.
"Oh, pria berambut pirang itu." Celetuk Argan. Vio menganggukkan kepalanya. "Sudah? Ayo pulang." Ajak Argan. Pria itu sudah berjalan terlebih dahulu.
"Thankyou, mba." Kata Vio. Setelah itu ia pergi menyusul Argan yang sudah berjalan mendahuluinya.
"Sayang, kamu cemburu ya?" Tanya Vio yang sudah mendudukkan dirinya di samping Argan. Argan pun segera memasang safety belt Vio dan pria itu siap melajukan mobilnya. "Bilang aja kalau cemburu." Lanjut Vio.
Argan tidak memedulikan perkataan Vio. "Nggak usah cemburu, Vio juga udah jadi istri kamu. Vio nggak bakal beralih ke pria manapun kok. Only Argantha Liem."
"Harus."
Vio tersenyum, rasanya ia lega melihat Argan yang menyunggingkan bibirnya. "I love you, Argan." Batin Vio. Matanya terus menatap Argan yang terus menyetir.
*
[18-12-2022]
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Daddy is Mine
RomanceSebelum membaca, harap follow dulu. Thankyou🧡 --- Skandal sebuah foto yang terus beredar di sosial media itu membuat kehebohan di SMA Golden. Kemunculan foto itu tidak dapat dibantah lagi oleh Chareline Violette. Terpampang jelas wajah gadis itu da...