Bagian 11 : Canggung (17+)

6.5K 105 9
                                    

WARNING❗
Cerita mengandung unsur dewasa, mohon bijak dalam membaca. More info, Diharap follow dulu sebelum membaca.

---

Acara resepsi pernikahan yang berada di sebuah gedung itu sudah berlangsung. Acara yang dilakukan dengan private pun sampai tidak memperbolehkan para wartawan untuk datang. Mungkin, mereka sudah menunggu diluar untuk meliput pebisnis elite yang sudah masuk kedalam sepuluh terbesar pebisnis muda di negaranya.

Dia adalah Argantha Liem, pria yang tengah berdiri di samping istrinya. Sepasang pengantin yang sudah resmi setengah jam lalu itu, kini tengah memegang buket bunga lily. Siap untuk melemparkan pada para tamu undangan.

"Sayang, kamu siap?" Tanya Argan.

"Tentu." Kata Vio.

Dalam hitungan ke tiga, bunga pun terlempar. Sebuah buket tertengger pada tangan seorang pria jangkung. Pria yanh mengenakan tuksedo blue itu senyum sumringah.

"Harusnya Seren aja yang dapet, kenapa dia." Kesal Vio. Argan terkekeh.

"Seren masih bocah, aku tidak akan membiarkannya menikah dulu."

"Yaya, padahal sendirinya main nikahin bocah tuh."

"Ah..., Jangan-jangan kamu sudah seumuranku tapi menyamar jadi anak SMA."

Sebuah pukulan kecil mendarat pada lengan Argan. "Kamu tidak lihat wajah aku yang imut seperti ini tapi dibilang seumuranmu." Kesal Vio.

"Hey, sudah-sudah, kalian baru menikah." Ucap Tristan dengan membawa buket Lily di tangannya. "Gue dapet bunga, bentar lagi gue bakalan nikah."

"Sama siapa?" Tanya Vio.

"Anak lo."

"Gila, jangan sama anak gue bego." Timpal Argan.

"Ohoo, aku punya menantu setua anda pak Tristan. Jangan harap. Seren emang jomblo tapi dia nggak akan tertarik sama lo."

"Seren jomblo?!" Kaget Argan dan Tristan. Vio pun menatap pria disampingnya dengan bingung. Matanya mengkerjap-kerjap beberapa kali.

*

Seorang gadis yang mengenakan sundress grey mulai masuk kedalam kamar, rasanya begitu berdebar bertemu dengan suaminya. Matanya mulai mengedar pada sekeliling ruangan, tidak ada sama sekali manusia disana. Rasa lelah yang teramat sangat pun membuat gadis itu membenamkan dirinya pada ranjang king size.

Kantuk pun mulai melanda, gadis itu pun mulai menjelajahi mimpinya. Baru beberapa menit, sebuah tangan sudah melingkar pada perutanya. Sontak, gadis itu pun tergugah dan mengambil tangan itu. Memastikan tangan siapa disana. Lalu sebuah bisikan mulai terdengar.

"Sayang, belum tidur?" Tanya pria itu, tentu saja Argantha Liem. Pria itu pun semakin mengeratkan tangannya pada perut Vio. Wajahnya tenggelem pada leher istrinya, sesekali bibirnya pun mengkecup.

"Aku kira siapa, jadi aku terbangun tadi." Kata Vio. Gadis itu pun memejamkan matanya lagi. Ingin mrlanjutkan tidurnya, tetapi Argan membuatnya kesal.

"Argan." Kesal Vio ketika Argan jahil menyingkap sundress Vio dan tangannya bersentuhan dengan perut Vio. "Argan, Vio capek, mata Vio juga udah berat banget." Lanjutnya dengan suara yang sudah berat.

"Hm, istirahatlah, sayang. Good night." Bisik Argan. Lalu, Vio membalikkan tubuhnya, mereka pun saling berhadapan. Bibirnya menyungging dengan mata yang sudah sangat berat.

"Good night." Balas Vio, ditariknya Argan pada pelukannya. Pria itupun menenggelamkan wajahnya pada leher istrinya. Agak kesal karena Vio sudah mengantuk duluan, malam pertamanya pun menjadi gagal.

*

Pagi itu, di dapur, asisten rumah tangga Argantha Liem memperkenalkan diri pada Chareline Violette. "Nyonya, saya asisten rumah tangga di rumah ini, panggil saja Miss Rini. Jika perlu sesuatu, anda bisa memanggil saya."

"Oke, Miss Rini. Panggil saya Vio saja jangan pake nyonya."

"Tidak, saya haru memanggil anda nyonya."

Vio menghela nafasnya, "Vio saja. Oh iya, Miss Rini, rak bahan makanan dimana?" Tanya Vio yng tengah membuka lemari-lemari disana.

"Nyonya mau melakukan apa?" Tanya Miss Rini.

"Masak."

"Tidak usah nyonya, asisten memasak sebentar lagi datang." Kata Miss Rini.

"Tidak, aku akan memasak sendiri, Miss."

"Tapi nanti tuan__"

Vio menghentikan perkataannya, "Tidak, aku akan mengatasinya jika Argan marah." Kata Vio. Rini pun menghampiri sebuah lemari pendingin berukuran besar. Tersedia berbagai bahan masakan disana membuat tangan Vio pun geram. Ingin menyentuhnya dan ingin menjadikannya jadi masakan lezat.

Ia pun mulai melakukan ritualnya dengan di bantu oleh Rini. Tiga puluh menit berlalu, masakan pun selesai. Vio segera menyajikannya ke atas meja.

"Ternyata nyonya pandai memasak." Puji Rini.

"Miss Rini, itu salah satu keahlian saya." Kata Vio dengan tawanya.

Kemudian seorang gadis mengeluarkan diri dari lift, Nathly Serene. Matanya masih dikerjak-kerjapkan sembari berjalan kearah dapur. "Seren! Ayo sarapan pagi." Ajak Vio sembari melambaikan tangan pada Seren. Gadia itu pun terkejut, sempat lupa jika Vio sudah menjadi istri ayahnya.

"Iya, aku akan makan nanti." Kata Seren, terus berjalan menuju lemari pendingin. Tangannya mengambil botol minuman dan berlalu pergi menuju ruang makan.

"Sarapan dulu, Se. Aku mau bangunin ayahmu dulu." Kata Vio.

"Jangan canggung disini, aku akan berlatih menganggap kamu sebagai mamaku." Kata Seren saat Vio beranjak dari duduknya.

"A-ah..., well." Segera, Vio menganjakkan dirinya ke kamar. Ekspresi Seren, sangat dingin padanya. Tidak seperti biasanya, sangat murah dengan senyuman.

Vio menghela nafasnya. Ia mulai masuk kedalam kamar dan bertemulah ia dengan seorang pria yang masih bergelung dengan selimut tebalnya. Vio pun mulai mendudukkan dirinya di pinggi ranjang.

"Good morning, sayang." Ucap Vio di telinga Argan. Argan pun terusik dan membuka matanya. Senyumannya pun ia edarkan.

"Good morning, too." Kata Argan.

"Ayo, bangun. Mandi dan turun kebawah buat sarapan, ya."

"Well." Jawab Argan. Ia mendudukkan dirinya dan menatap Vio yang ingin berbicara padanya. "Tidak ada yang spesial pagi ini." Lanjut Argan.

"Apa?"

Argan pun menghela nafasnya, "Sarapan dulu saja, sayang." Kata Argan.

"Nanti saja, aku tunggu kamu." Jawab Vio. Argan mengernyitkan alisnya. Lalu, ia mengkecup kening Vio.

"Oke, aku akan cepat." Kata Argan. Vio mengangguk, lalu ia membalas mengkecup kening Argan.

Entah apa yang Vio pikirkan sekarang, sebersit pikiran muncup tiba-tiba. Ia menganggap bahwa, apakah salah dirinya sekarang. Vio pun menghela nafasnya. Ia harap, semoga Seren sudah menyelesaikan sarapan paginya saat ia dan Argan turun kebawah. Viro rasa, suasana mereka akan mencekam, kecanggungan antara dirinya dan Seren pasti akan ada.

*

[2022, Oktober 26]

---

See u Friday🧡

Your Daddy is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang