"Lalice...!".
Lisa menoleh begitu mendengar suara yang familiar memanggil nya.
"Lalice!!".
Dari arah matahari terbenam, Lisa menyipit karena sosok siluet yang memanggilnya tadi berlari padanya.
Matanya membulat begitu tahu sosok itu.
Eun Ji Won.
Lisa reflek akan memanggilnya tapi bibirnya seolah tidak ingin bicara apapun. Dan lagi, kenapa sosok Eun Ji Won terlihat lebih besar, atau.. jangan jangan tubuhnya yang mengecil?.
Lisa menoleh pada bayangan di tanah dan mendapati bayangan sosok anak kecil dengan rambut dikuncir dua.
Ah.. Lisa ingat. Ini adalah saat dia janji bertemu kedua kalinya dengan Ji Won.
Elusan halus di puncak kepalanya membuat Lisa mendongak dan mendapati senyum lebar khas Eun Ji Won.
"Maaf membuat mu menunggu.. tapi aku juga tidak bisa lama lama menemani mu".
Lisa hanya bisa berkedip mengisyaratkan mengapa.
"Tentu saja karena aku orang sibuk..", kekehannya membuat Lisa hanya bisa menatapnya rindu.
"Sampaikan salam pada ibu mu.. dan jaga diri baik baik..", pria itu berjongkok memposisikan tingginya sama dengan Lisa.
"Putri Ayah... sangat hebat, Terimakasih".
.
Sepasang kelopak mata itu langsung terbuka lebar. Lisa hanya mendapati langit langit putih serta ruangan khas rumah sakit yang dia lihat sekarang.
Tak ada orang satu pun saat ini diruangannya. Lisa dengan perlahan bangkit duduk dan mengingat lagi apa yang baru saja dia mimpikan.
Tangan nya terangkat menyentuh kepalanya sendiri, tepat dimana Eun Ji Won tadi mengelusnya.
Semua terasa nyata. Bahkan kata terakhir yang Eun Ji Won ucapkan seolah masih mengalun dipendengarannya.
Tes
TesTetesan air mata Lisa langsung menyeruak tak terkendali. Dadanya sangat sesak sekarang.
CEKLEK
Dara yang baru mengisi air minum terkejut melihat putri nya menangis. Dia tahu, Lisa bukan lah gadis yang mudah menangis sepertinya.
Namun saat mendengar isakan yang Lisa ucapkan. Pertahanan diri Dara langsung runtuh.
Putri nya menangis terisak dan terus memanggil nama ayahnya."Ayah...".
Dara menaruh teko air itu sembari menahan lelehan air matanya. Dengan lembut lengannya merangkul tubuh putrinya itu, menepuk punggung nya lembut sekaligus menenangkan.
"Jangan menangis....", nadanya menenangkan namun Lisa masih terus menangis meskipun Dara mengucapkannya berulang ulang seolah mantra.
"Eomma..... Appa-".
Ucapan Lisa tersendat sendat karena isakannya sendiri. Namun Dara paham apa yang sekarang Lisa rasakan.
"Tidak apa... Lalice.. Ayahmu selalu bilang.. Kau adalah putri terhebatnya".
Jaehyun sebenarnya berada di sana juga. Q Class berjaga secara bergilir untuk menemani Lisa di rumah sakit. Dan sekarang Jaehyun hanya bisa diam di balik pintu ruang rawat VIP Lisa.
Pemuda itu menatap Ibu dan anak itu sangat merasa bersalah. Dan akhirnya Jaehyun hanya berbalik dan duduk di lobi rumah sakit menunggu keduanya sampai tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q Class -JaeLice Couple-
FanfictionSekolah detective ternama di Korea SM detective School membuka pendaftaran murid baru, Bermacam macam murid cerdas nan jenius berlomba lomba untuk masuk dan bisa lulus menjadi salah satu murid disana. Lalice, gadis dengan semangat muda membara jug...