Dewa Nami -3-

6.1K 1.1K 148
                                    

"Apa teman mu baik baik saja?", Yeji bertanya pada Jaehyun saat melihat Lisa masih memegangi tangan laki laki itu erat, padahal jembatan sudah lewat.

"emm... mungkin baik baik saja", Jaehyun tidak yakin.
Sekarang mereka bertiga memakai topeng jadi dia tidak tahu pasti bagaimana ekspresi Lisa.
Tapi dilihat dari cengkeraman tangannya yg semakin erat, mungkin tidak begitu baik.

"Lalice, Kau baik baik saja?", Jaehyun merunduk mendekat pada Lisa.

"sekarang aku benar benar yakin ..", Lisa bergumam pasti.

"Apanya..?", Jaehyun mendengarnya,

"Aku yakin kita sekarang bukan berada di Korea, kita pasti berada di pulau pasifik tak berpenghuni....
Yaa... pasti..Aku yakinn!!", Jaehyun yg mendengar nya hanya memandang gadis itu datar.
Jika ada Doyoung atau Lucas sudah pasti gadis ini akan di lempar ke jurang sana.

"Aku tidak percaya ada jembatan seperti itu di korea... Mengerikan!!!, Lihat.. kaki ku bahkan masih gemetar ..!!",
Lisa dari tadi tetap mencengkeram Lengan Jaehyun karena saat berjalan melewati jembatan kakinya benar benar gemetar hebat.
Gadis itu takut ketinggian setinggi itu.

"Seperti nya teman mu ini otaknya juga sedikit bermasalah", Yeji menyahut sinis lalu berjalan melanjutkan perjalanan.

"Tetap berpegang, kata nona Huang kita akan segera sampai", Jaehyun memegang tangan Lisa.

"Wah.. Jaehyun-ie, kita benar benar seperti berkencan", Lisa mulai ngawur lagi.

"Jangan mulai lagi...", Jaehyun menjawab tenang.

.
.

.
.

Mungkin sekitar 15 menit mereka berjalan dari jembatan, sekarang mereka bertiga sampai pada Gerbang kuno khas kerajaan Joseon, di sampingnya ada pos penjaga.

"Aku tadi sudah menghubungi salah satu paman ku disini. Jadi kita bisa menginap malam ini", lalu Yeji berlalu ke pos penjaga melapor.

"Jae-ah.. Apa tadi kau sempat melihat peta desa Jing dan desa Bing?", Lisa menoleh disampingnya, karena tangannya masih berpegangan erat pada Laki laki itu.

Jaehyun mengangguk,
"Denah kedua desa ini seperti kacamata, dengan Jembatan gantung tadi penghubungnya",

"Tapi apakah tidak aneh, Jadi bukankah  yg terisolir bukanlah desa Jing melainkan desa Bing?",
Lisa mengetuk ngetuk topengnya dengan lagak berfikir.

"Kita tidak tahu sebelum mengitari desa ini, dan lagi kita juga  belum mendapat penjelasan dari Nona Huang", Jaehyun menjawab masih dengan nada tenang.

"betul juga, baiklah.. Ayo kita kencan lagi..", Tangannya menggeret Jaehyun, Yeji dari arah pos melambaikan tangannya.

"ini sudah hampir malam, kita menuju rumah paman ku dulu", Yeji lagi lagi berjalan lebih dulu.

"Yeji-ssi, apakah di rumah paman mu ada telepon?",
Lisa sekarang berjalan mensejajari langkah Yeji meninggalkan Jaehyun di belakang.

"Tidak ada, jika kau ingin telfon kau harus ke kantor polisi di arah sana", tangan Yeji menunjuk arah rumah yg sedikit tinggi  dengan penerangan yg mulai dinyalakan.

"eoh, kalau begitu aku akan kesana dulu..", Lisa langsung membelok kan langkahnya ke arah kantor polisi.

"Hei Nona, aku tidak mau menunggu mu..",

"Berikan kami alamat rumah paman Nona, nanti jika temanku sudah selesai.  Kami akan meminta bantuan polisi untuk mengantar", Jaehyun menengahi keduanya.

"Teman mu itu merepotkan sekali",
"bilang saja pada polisi untuk mengantar ke rumah Tuan Kang Daesung mereka akan tahu",
Setelah mengatakan itu Yeji langsung pergi meninggal kan mereka.

Q Class -JaeLice Couple-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang