Di sini lah Kevin dan sang kekasih menghabiskan waktu pada malam ini. Kevin membawa kekasihnya untuk datang ke rumahnya karena ia ingin mengajarkan permainan yang baru-baru ini ia kuasai.Ardila sendiri mengeluh jika kekasihnya tengah bermain billiard, ia akan menghabiskan waktu yang cukup lama dan tak heran jika Kevin sering mengabaikan pesan singkat melalui ponselnya.
Sebelum masuk ke dalam billiard pribadi yang ada di rumahnya, Kevin menghubungi beberapa asisten rumah tangganya agar dapat mengantarkan minuman dan juga cemilan ke ruangannya. Sembari menunggu cemilan itu datang, Ardila duduk di sofa dan beberapa kali memfoto sudut-sudut ruangan yang ada di depannya. Mulai dari meja billiard berwarna hijau, mesin pop corn yang berukuran mini dan juga kulkas dua pintu.
"Kev, kamu ngapain nelepon ART deh? Ini kan ada mesin pop corn." Ardila yang tengah berdiri memperhatikan mesin pop corn yang ia rasa baru di gunakan dalam waktu 24 jam sebelumnya.
Kevin menghampiri perempuan itu dan membuka laci yang terdapat di mini bar. "Kosong babe, semalam ada teman-temannya Jibril main ke sini."
Lelaki itu merangkul pinggang mungil kekasihnya dan membawanya agar kembali duduk di sofa panjang ruangan ini.
Rumah Kevin sendiri sangat besar dan luas karena di dalamnya terdapat ruang bioskop mini, ruang musik, ruang billiard, dan juga ruang work out yang biasa ia gunakan di minggu pagi. Sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal Ardila. Rumah yang ia tempati cukup sederhana baginya.
Awalnya Ardila ragu untuk menerima cinta lelaki di depannya. Ia khawatir bahwa orangtua Kevin akan membandingkan ekonomi keluarganya yang terbilang pas-pasan. Tapi ternyata tidak, Vera mendukung hubungan Kevin dengan Ardila karena ini pertama kalinya ia melihat bahwa Kevin membawa perempuan ke rumahnya dan mengenalkan Ardila kepadanya.
Tokkk Tokkk Tokkk
"Mas....."
Tangan Kevin yang masih merangkul pinggang sang kekasih ia lepas. Lelaki itu membuka kan pintu untuk perempuan paruh baya yang kini tengah memegang nampan berisi minuman.
"Anu....mas....." Alis Kevin bertaut. "Cemilannya sisah punya mas Jibril, cemilan punya mas sudah enggak ada di kulkas dan lemari dapur."
"Ckkk"
Ardila menyadari mimik wajah kekasihnya yang kini mendadak datar.
"Gapapa bu, nanti aku kalau laper bisa order makanan kok."
Wajah Kevin tersenyum, rupanya Ardila benar-benar baik dan tak mempermasalahkan hal tersebut.
Asisten rumah tangga itu pun akhirnya keluar dari ruangan ini, meninggalkan kedua sejoli yang tengah berkencan pada malam ini.
Kevin menyusun bola bola billiard di tengah tengah meja sebelum memulai permainan. Tangannya handal dalam melakukkan pekerjaan apapun, termasuk kerja kasarpun lelaki itu sanggup.
Takkkkk
Bola mulai ia dorong menggunakan tongkat panjang, beberapa dari mereka menyebar hampir masuk ke dalam lubang. Permainan baru saja ia mulai. Ia memainkannya sendiri karena memang sudah terbiasa. Padahal ia bisa mengundang teman-temannya untuk datang ke rumahnya, tetapi ia tak mau karena pasti akan berakhir ruangannya menjadi kotor dan bau asap rokok.
"Kev, katanya mau ajarin aku." Ucap Ardila manja.
"Ehh iyaa sebentar ya sayang." Tangan Kevin bersiap untuk mendorong tongkat agar bola bola di depannya bisa masuk ke dalam lubang. Tatapannya hanya terfokus kepada bola berwarna kuning.
Ardila membuka jaket yang melekat di tubuhnya dan ia letakkan di headboard sofa yang ia duduki. Kakinya melangkah menghampiri kekasihnya yang masih setia bersama dengan tongkat panjang nan tipis itu.
Sesekali Ardila mencium punggung kekasihnya.
Hal itu ia lakukan agar kekasihnya tak fokus terhadap permainannya dan beralih kepada dirinya.
"Manja banget, mau apa si?" Kevin terkekeh melirik kekasihnya yang melingkarkan kedua tangannya di pinggang miliknya saat ini.
"Ajarin aku ihhh." Ardila mengerucutkan bibirnya gemas, berpura-pura marah adalah cara jitu Ardila untuk merebut perhatian kekasihnya.
"Hahahah sini-sini."
Kini posisi Ardila berdiri di depan Kevin, badannya sedikit membungkuk, tangan kanannya memegang tongkat billiard di arahkan oleh Kevin yang berdiri di belakangnya.
Posisi Ardila seperti seorang yang melakukan doggy style karena ia membungkuk menghadap bola-bola di depannya, sedangkan sang kekasih berdiri tepat di belakangnya.
Ohhh bahkan Ardila merasakan bahwa bokongnya menyenggol milik kekasihnya di dalam sana.
Perempuan itu menyeringai di dalam hatinya. Ia ingin memancing kekasihnya pada malam ini karena biasanya Kevin yang selalu memancing gairahnya di saat saat yang tak tepat.
"Udah faham kan? Ayo sekarang lawan aku." Ajak Kevin merasakan bahwa kekasihnya sudah sedikit mahir karena baru saja ia ajarkan.
"Ihhh belum.....Kamu sini aja ajarin aku sekali lagi." Pinta Ardila manja.
Mau tak mau Kevin berdiri lagi di belakangnya, badannya juga ikut membungkuk di atas tubuh kekasihnya. Ardila yang merasakan itu justru kesenangan. Ia sengaja menggeseknya bokongnya dengan milik kekasihnya yang sudah sedikit mengeras.
Tubuhnya pura pura mencari posisi nyaman dalam memainkan bola billiard di depannya. Padahal ia hanya ingin menggesek milik kekasihnya secara dalam.
"Shittttt Ardila sadar enggak si dari tadi tuh bokongnya ngenain punya gue." Batin Kevin bergemuruh.
"Kenapa Kev? Kok kayak—Mmmphh
Belum sempat Ardila menyelesaikan kalimatnya, bibirnya sudah di rebut oleh kekasihnya. Bibir Kevin melumat permukaan bibir Ardila dengan sedikit kasar, lidahnya menyapu permukaan bibir Ardila yang berada di dalam. Lidahnya saling mengadu bak tengah mengalakukan perlombaan karena keduanya sama sama bersemangat akan hal itu.
Kevin memiringkan kepalanya, menemukan kenyamaannya untuk melakukan aksi silat lidah yang masih berlangsung hingga saat ini.
Full konten on privatter: https://privatter.net/p/8834485
Atau
Karyakarsa: https://karyakarsa.com/icedchocomilk/billiatf?ref=346705Akses password privatter: https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/billiard-p29em
Guys jangan lupa vote comment di sini atau di trakteer ya 😬 Biar aku semangat updatenya.
Terima kasih semua, hv a nice day
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer