Bekerja di pusat ibu kota merupakan kebanggan tersendiri bagi beberapa orang. Pasalnya disana kehidupan terpusat, baik dari segi pendapatan maupun segi gaya hidup.
Lukman yang merupakan penduduk asli Jakarta pun terkadang merasakan sisi pahit kehidupan selama ia bekerja di Jakarta. Gaji yang ia dapatkan pun hanya cukup untuk membayar uang sewa kost dan juga gaya hidupnya selama satu bulan penuh. Bahkan, dalam perihal makanan pun Lukman harus menghemat jika sudah memasuki tenggat akhir waktu bulan. Paling sering yang dilakukan oleh Lukman adalah membawa makanan yang ia beli di warteg dan memakannya di tempat kerjanya begitu jam istirahat berlangsung.
"Cari istri makanya man biar dimasakin." begitulah ucap salah satu temannya kepada Lukman.
Cari pasangan untuk meminta agar ada yang memasakkan? Bukankah itu terlihat konyol? Jika kita mampu melakukannya sendiri, mengapa harus mengandalkan seseorang?
Dan Lukman hanya bisa tersenyum jika temannya mengucapkan hal tersebut. Karena ia tak akan menggubris hal tersebut dengan serius.
Yunia 💙
Besok nginep di tempat aku kan? Aku besok enggak ada lemburan kayaknya.Pesan singkat yang dikirimkan pada kekasih Lukman membuat sang tuan tersenyum. Pasalnya, Lukman begitu senang membaca pesan dari kekasihnya yang terlihat manja kepadanya. Padahal Yunia sendiri jarang menunjukkan sisi manis dalam dirinya pada kekasihnya.
Selesai bekerja, Lukman pun segera pulang karena beberapa teman kuliahnya mengajak Lukman untuk pergi ke club malam pada dini hari. Lukman si mau-mau saja, toh sesekali kan ia menikmati uang hasil jerih payahnya?
Dengan memakai kemeja panjang yang digulung hingga siku, Lukman pun keluar dari kamar kostnya. Ia memutar-mutarkan kunci motor di tangannya dan menuruni anak-anak tangga yang ada di depannya.
"Ehh Lukman, mau kemana?" tanya Ina yang merupakan seorang pemilik warteg di dekat kostnya.
"Mau ke Amora." ujar Lukman yang tersenyum sebelum ia memakai helmnya.
"Wahh habis gajian, ya? Makanya makan-makanan mahal dan ke tempat club malam."
Lukman hanya terkekeh mendengar ucapan perempuan yang ada di depannya. Ia pun mulai memakai masker dan juga helm full face yang hanya memperlihatkan matanya saja.
"Enggak juga si, mbak. Nanti juga pulangnya Lukman mampir ke tempat mbak mau beli lauk."
"Hati-hati, Man. Jangan kebut-kebutan di jalan." ujar Ina begitu Lukman menyalakan mesin motornya dan berlalu meninggalkannya seorang diri.
Sesampainya disana, Lukman pun melakukan high five dengan teman-temannya dan duduk di antara kerumunan teman-temannya.
Bisa dibilang nyempil.
"Kebiasaan nih si Lukman. Kerjaannya nyempil mulu." tegur Venny begitu Lukman duduk di sampingnya dengan tangan yang merangkul bahu mulu Venny.
Cuppp
"Marah-marah mulu, belum dicium
ya hari ini?" ujar Lukman yang membuat Venny tercengang. Bagaimana bisa Lukman menciumnya dengan santai di depan teman-temannya sendiri."Bungkus, Man, bungkus." kata lelaki yang kini tengah menyalakan korek api untuk ia hantarkan pada rokok yang ada di tangannya.
"Vennynya enggak mau, Cel. Dia sekarang udah punya pacar dan enggak butuh fwb lagi."
Sindiran Lukman membuat Venny mencubit singkat paha Lukman yang tertutup oleh celana jeans hitam.
Tapi siapa sangka cubitan Venny menjalar ke arah kejantanannya yang masih terbungkus dengan sesak dibalik celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer