Tahu hal yang paling menyebalkan bagi mahasiswa? Tidak masuk kuliah tapi ada kegiatan yang cukup penting untuk di lewatkan begitu saja. Entah itu kuis, pembagian tugas kelompok, atau pun penambahan nilai dari tugas-tugas yang dikerjakan saat hari itu juga.
Tapi tidak untuk Sekar. Baginya, itu tak ada apa-apanya dibandingkan dirinya yang memang tak disukai oleh dosen perempuan pada mata kuliah pajak di semester sebelumnya. Padahal ia cukup rajin untuk mengikuti kegiatan kelas dan menaati peraturan di kelasnya.
Tapi begitu Sekar melihat nilai mata kuliahnya, ia jelas terkejut menilai huruf yang berbeda dengan mata kuliah lainnya, yaitu D. D sendiri tidak di hitung lulus ketika masuk ke dalam perkuliahan. Hal itu jelas membuat Sekar harus mengambil kembali mata kuliah itu di semester selanjutnya.
Ya, tak hanya itu saja. IPK Sekar pun juga ikut turun begitu mendapatkan nilai D pada mata kuliah tersebut.
Kini Sekar berjanji akan memperbaikinya agar ia dapat lulus tepat waktu di kampus ini.
Khadafi Pajak
Dimana kak? Saya di basement.
Sekar yang masih berada di kantin pun cukup terkejut. Pasalnya, ia baru saja memesan sepiring nasi goreng untuk ia makan pada sore ini.
Sekar Ayu
Di kantin.
Sharelock aja atau enggak? Gue baru banget pesan makan nih. Nanti biar gue langsung ke apart lo aja gimana? Biar lo enggak nunggu gue terlalu lama?
Satu menit, dua menit, Sekar tak merasakan ponselnya bergetar. Ia pun terus menikmati nasi goreng miliknya dengan perlahan, membuat ia tak sadar jika lelaki yang tengah ia tunggu kini tengah berjalan ke arahnya dengan tangan yang melambai.
Sekar tak menggubris. Sekar pikir, lelaki itu tengah melambai kepada orang di belakangnya.
"Kak Sekar, ya?" jelas lelaki itu yang mengkonfirmasi identias Sekar kini.
Rupanya lelaki itu melambai ke arahnya. Namun karena Sekar tak tahu wujud asli Khadafi, ia jelas tak menggubris lelaki itu terang-terangan.
"Ahh? Haiii." jawab Sekar yang kikuk. Ia pun mempersilahkan Khadafi untuk duduk di kursi depannya. "Lo? Khadafi?"
Lelaki itu mengangguk dan tersenyum dengan manis. "Pelan-pelan aja makannya kak. Saya enggak ada kegiatan lagi kok setelah ini."
"Iya lo enggak ada. Gue mah jelas ada." batin Sekar yang hanya tersenyum menatap Khadafi.
Kalau dilihat dari gaya berpakaiannya, jelas sekali bukan pekerjaan Sekar? Seorang perempuan yang bekerja demi memuaskan nafsu hidung belang pun dilakukan oleh Sekar. Ia menuntaskan nafsu sang tuan dengan tubuhnya dalam beberapa waktu tertentu. Upahnya jelas ditabung oleh Sekar untuk keperluannya di masa yang akan datang.
Bukan karena kemauan, Sekar hanya melampiaskan kegiatan ini karena dirinya merasakan kurangnya perhatian dari sosok sang ayah. Ayahnya memilih untuk mencari pendamping baru setelah ibunya meninggal pada usia tujuh belas tahun. Dan ibu tiri Sekar pun tak memperhatikan Sekar karena dirinya merasa tersaingi oleh sosok perempuan itu. Alhasil, Sekar mencari pengalihan dengan cara seperti ini.
Perlahan-lahan Sekar mulai jarang untuk berinteraksi dengan sang ayah. Apalagi ayahnya juga memiliki anak lain dari istri barunya tersebut. Sekar yang semakin malas pun memilih untuk tidak lagi tinggal di rumahnya dan membeli sebuah unit apartement dari hasil kerja kerasnya sendiri.
Ya, kerja keras dengan cara ia yang berada di bawah kurungan lelaki dan tangannya yang menari untuk mengelus libido lelaki di atasnya.
"Lo jangan manggil aku, kamu atau kak deh." ujar Sekar kepada Khadafi. Dirinya merasa kurang nyaman karena menurutnya cukup aneh untuk di dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer