Note; yang belum ngerti boleh baca ke twitter aku ya; cuma 5 part aja. Tapi kalau mau baca long aunya juga boleh karena sudah end yaa
Alih-alih takut dengan pengalaman pertamanya, Ine justru tertantang untuk melakukan hal itu kembali dengan kekasihnya. Ia kini duduk di kursi rias memakai handbody dan juga minyak wangi pada beberapa bagian tubuhnya. Bau kelapa sangatlah mendominasi tubuh Ine dari mulai leher, belakang kuping, siku, serta kakinya pun diberikan parfum oleh sang puan. Ine bahkan beberapa kali mencium tubuhnya sendiri karena ia tak percaya mempercantik dirinya hanya untuk Tatkala Biru.
Sambil menunggu Biru pulang, Ine juga menyiapkan makan malam sang tuan di atas meja makan dengan dua macam lauk pauk disana. Ya, katanya agar lelaki itu mengisi staminanya terlebih dahulu sebelum mengeksekusi dirinya nanti di atas ranjang.
Ngomong-ngomong soal Biru yang mengatakan akan mengajak Ine untuk bermain di mobil, perempuan itu pun menolak dengan alasan tak bebas jika bermain di dalam mobil. Selain sempit, Ine juga kesulitan meminta Biru untuk melakukan gaya lainnya jika keduanya tetap memaksakan untuk bermain di dalam mobil.
Titttt Tittt Titttt
Bunyi sensor pintu pun terdengar dari dalam kamar Ine. Tak perlu ditebak siapa yang datang, karena Ine sudah tahu siapa tamunya saat ini.
"Sayang....." suara Biru menggema karrna mencari-cari keberadaan Ine di dalam apartement tersebut.
"Hai...." Ine pun kini membuka pintu kamarnya dan menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya.
"Jangan gitu dong neng. Tadi tuh aku udah mau rapat loh. Terus pas kamu ngepap gitu aku beneran mau gila rasanya."
Ine pun menyunggingkan bibirnya karena merasa puas melihat Biru yang tersiksa akan perlakuannya.
Ya, siapa suruh kemarin sang tuan juga menyiksa kekasihnya? Bahkan Ine pun dibuat kesulitan berjalan karena aksi menyebalkan Tatkala Biru.
Biru kini melepaskan kemejanya karena hawa panas dari luar masih melekat pada tubuhnya. Bahkan tangan lelaki itu memegang kipas mini untuk menyejukkan wajahnya karena masih saja terasa panas.
"Sudah enambelas derajat acnya loh, mau berapa lagi mas?" tanya Ine karena lelaki di depannya masih saja kepanasan.
"BSD ke pancoran jauh sayang. Maaf ya? Nanti aku matiin kipas portablenya." Biru pun segera menikmati air putih di depannya yang sudah disediakan oleh Ine sebelumnya. "Mau makan dulu ya? Boleh?"
Ine mengangguk mengizinkan kekasihnya.
Bukannya apa, tapi setiap kali Biru pulang, ia segera mandi sebelum memutuskan untuk menikmati makan malamnya. Tapi kali ini berbeda. Biru benar-benar kelaparan karena ia tak sempat menikmati makan siangnya dengan benar.
"Mau pakai apa mas? kering tempe aja atau sama ayam?" tanya Ine yang memperlakukan pacarnya bak seorang suami.
"Aduh neng, jangan begini dong. Aku beneran mau nikahin kamu deh jadinya."
"Apansi lu. Dibaikin dikit ngelunjak."
Tak ada maksud kasar. Hanya saja Ine salah tingkah mendengar ucapan kekasihnya saat ini.
Kini keduanya saling menikmati makan malamnya secara bersamaan. Ine dengan porsi kecilnya, sedangkan porsi makan Biru seperti seorang tukang bangunan. Banyak.
Tapi Biru tak malu. Ia justru menghabiskan makan malamya secara lahap karena buatan Ine memanglah enak.
"Wah, ini mah Ine harus buat rumah makan." batin Biru dengan wajah yang kini tersenyum menatap perempuan di depannya.
Ine dengan tingkah gilanya pun beraksi. Kaki kanannya kini terangakat dan menuju ke area selatan milik Biru di bawah sana. Biru tanpa curiga terus menikmati makan malamnya sampai-sampai kini ia merasa geli pada bagian miliknya.
"Ssssst. Nikmatin lagi makan malam kamu." goda Ine dengan kaki kanan yang bermain-main di kolong meja makan.
"Kamu yang jadi makanan aku neng. Lihat aja." Biru yang tertantang pun segera menghabiskan makannya dengan cepat agar bisa membalas perlakuan sang puan.
"Pelan-pelan aja makannya. Aku marah loh kalau kamu makannya cepat-cepat cuma karena mau making love sama aku." perintah Ine yang membuat Biru menurut.
Bukannya berhenti, kaki Ine justru semakin menggoda milik Biru hingga lelaki itu berkali-kali mengadahkan kepalanya ke atas karena tergoda dengan aksi nakal kekasihnya.
Tangan Biru pun menahan kaki Ine di bawah sana dengan cepat. Matanya kini menatap sang puan yang sama sekali tak bersalah akan perlakuannya. "Ne....aku katanya disuruh makan? Kok malah begini?"
"Ups sorry...." Ine menutup mulutnya seolah kakinya tak sengaja menggoda kejantanan Biru.
Kini Ine yang sudah selesai makan pun berdiri dan menghampiri kekasihnya yang masih duduk di kursi makan. Tangan Ine mengusap dada bidang Biru yang saat ini sudah berlanjang dada, mengusapnya dengan lembut dan membisikan sebuah kata pada telinga sang tuan.
"Aku tunggu di kamar, ya?" kecup Ine dan berlalu begitu saja meninggalkan kekasihnya.
Selesai makan, Biru memilih untuk menyikat giginya terlebih dahulu sebelum melancarkan niat balas dendamnya kepada sang puan. Ia berjalan menuju lemari, memunggungi kekasihnya yang kini tengah berbaring menatapnya dengan tangan yang memainkan lingerie pada tubuhnya sendiri. Dari kaca lemari, Biru bisa melihat aksi nakal sang puan yang berusaha menggodanya dengan memasukkan jari telunjuknya ke dalam bibirnya sendiri.
Biru pun berdiri setelah berhasil mengeluarkan sebuah benda panjang dari dalam lemari.
selengkapnya bisa baca disini ya; https://privatter.net/p/9800517
akses passwordnya disini; https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/datting-apps-part-2-aO75A
atau kalian boleh klik bio aku; slide ke tiga, klik ljn dan tinggal di scroll aja sesuai judulnya.
Yang udah baca boleh minta pendapatnya enggak? Prefer vulgar begini atau soft? Soalnya banyak yang minta narasinya agak vulgar.
Jangan lupa vote dan comment ya 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer