Mabar merupakan istilah lama yang digunakan oleh pemain game, yaitu main bareng. Biasanya mabar dilakukan oleh mereka yang ingin bermain game bersama dalam suatu game dan membuat tim tertentu dalam melawan lawan mainnya.Mabar juga dilakukan tanpa atau adanya pertemuan antar para pemain. Ya, tapi lebih sering pemain bermain game bersama tanpa ada kontak mata atau yang dikenal dengan mabar online. Walaupun begitu, hubungan mereka berjalan baik dan bahkan ada yang bertemu sampai ke dunia nyata.
Seperti perempuan bernama Lolita saat ini. Ia berencana menemui sang lawan jenisnya yang bernama Rayan di kediamannya pada sore ini. Rencananya, ia ingin menemui sang tuan dan mengajaknya membentuk tim dalam sebuah event yang akan mendatang.
Tentu saja Rayan setuju. Saat ini dirinya benar-benar membutuhkan uang lantaran kartu ATMnya di tahan oleh sang ibu. Uang tersebut digunakan oleh Rayan untuk membeli voucher game yang mencapai empat belas juta selama satu bulan.
Oleh karena itu, ia bertekat untuk memenangkan sebuah pertandingan dan membuktikan kepada ibunya tentang perjuangannya selama ini
Drrrrt
Ponsel Lolita bergetar begitu ia turun dari mobilnya. Ia pun membuka notifikasi yang tertera dan segera membalas pesan tersebut dengan cepat.
Rayan
Ta, udah sampai basement belum? Gue jemput kalau udah.
Lolita
Udah nih, yan. Gue tunggu di pintu masuk, ya?
Rayan
Oke. Tunggu sebentar, ya? Gue otw ke lift nih.
Lolita pun berdiri dan membelakangi pintu yang ada di depannya. Jari-jarinya aktif menari pada benda pipih di tangannya dan membuka aplikasi berwarna biru pada ponselnya.
Entah apa yang dituliskan disana, tapi ia selalu membuka aplikasi tersebut setiap hari.
"Lolita, ya?" lelaki dengan celana pendek dan tshirt berwarna hijau pun kerap menyapa Lolita. Perempuan itu pun tak menjawab. Melainkan matanya menatap sang tuan dari ujung kepala hingga ke ujung kakinya.
"Eh gue salah orang, ya? Sorry-sorry." ucap Rayan lagi.
"Iya. Gue Lolita." jawab perempuan itu dengan senyum tipisnya. Seolah, ia ilfiel melihat penampilan lelaki di depannya.
"Mau langsung ke kamar gue aja? Apa mau pesan makan dulu, Ta? Gue si bebas."
Lolita pun menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Gue ikut lo aja deh hehehe."
"Yaudah, Ta. Kita naik dulu aja, ya? Nanti biar gue pesenin makan begitu kita sampai di kamar gue."
Sesampainya di dalam kamar, Rayan pun membuatkan minuman untuk Lolita dan meletakkan minuman tersebut di hadapannya.
Ya, meskipun hanya sebuah sirup perasa jeruk, paling tidak ia sudah memperlakukan tamunya dengan baik saat ini.
"Lo tinggal sendiri?" tanya Lolita dengan mata yang menatap benda di sekitarnya.
Glegg Glegg
"Yup. Gue udah lama tinggak sendiri di apart." jawab Rayan dengan santai.
"Bokap-Nyokap ke?"
Lolita sengaja menggantungkan pertanyaannya. Ia takut jika ternyata orang tua Rayan sudah tiada di dunia atau pun berpisah.
"Mereka tinggal di US dari tahun lalu lah, Ta. Ini sebenarnya ada mbak yang ngurusin gue nyuci baju ataupun buatin makanan."
"Sekarang mana? Kok enggak ada?" tanya Lolita penasaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer