Playlist:
Fiji Blue—It Takes Two
The Weekend ft Gesaffelstein—Lost In the FireMenjalin hubungan dengan seorang bisnismen tak mudah bagi Melinda. Perempuan yang kerap kali di panggil Linda kini sudah memasuki umur 28 tahun. Dimana umur yang sudah cukup matang dikatakan untuk menjalin rumah tangga. Sebenarnya ia bisa saja menikah dengan lelaki pilihan ayahnya, tetapi ia tetap menunggu kekasihnya untuk membawanya ke jenjang yang lebih serius.
Johnny sendiri sudah bertemu beberapa kali dengan orangtua Melinda.
Lelaki itu menyadari bahwa orang tua dari Melinda seperti mendesak dirinya untuk menikahi putrinya. Johnny bukannya tak serius dengan Melinda, hanya saja ia sulit membagi waktunya dengan Melinda untuk membicarakan tentang pernikahan.
Tak jarang juga Melinda mengajaknya untuk mengakhiri hubungannya, tetapi di tolak oleh kekasihnya.
Dengan memandang pulau yang ada si seberangnya, pikiran Melinda akan pernikahan mengelabuhi otaknya pada saat ini. Ia rasanya ingin seperti teman-teman lainnya yang datang bersama dengan anaknya ketika kerap kali mereka datang ke sebuah reuni kecil-kecilan.
Cuppp
Pipi Melinda di kecup oleh lelaki yang kini tengah memeluknya dari belakang. Lelaki dengan kemeja putih pendek dengan dada yang terekspos kini tengah berdiri di belakang kekasihnya.
"What do you think babe?" tanya lelaki yang kini membalik tubuh sang kekasih, sehingga keduanya saling berhadapan.
"Nothing."
Alis Johnny bertaut, seolah menyelidiki kekasihnya yang kini tengah menyembunyikan pemikirannya.
"Are u sure? Aku kenal kamu sudah 3 tahun loh. And i know very well if something happens to you." Melinda melepaskan pelukan kekasihnya yang kini berada di pinggangnya.
"Nanti aja bahasnya. Kita lagi liburan." Perempuan itu tersenyum simpul menatap kekasihnya.
Melinda berjalan masuk ke dalam kamar yang berada di dalam kapal. Ia duduk di pinggir ranjang sambil mengayunkan kakinya ke depan dan belakang.
Tak hanya Melinda yang masuk, Johnny pun ikut masuk ke dalam kapal yang sebelumnya sudah ia sewa. Lelaki itu duduk di samping kekasihnya dan memegang tangan kekasihnya.
"Aku lebih enggak tenang kalau kita liburan kayak gini, Lin. Seolah kamu enggak nyaman liburan sama aku. Padahal aku sempetin waktu buat bisa liburan sama kamu." Tangan Johnny terus mengelus punggung Melinda.
Perempuan itu berdecak.
"What? Sempetin waktu buat bisa liburan sama aku?" Lelaki itu mengangguk.
"Kalau kamu ada waktu, harusnya luangin waktu sama keluarga aku. Ngomong sama keluarga aku kalau memang mau serius. Kalau memang kamu enggak mau juga harusnya bilang aja."
Johnny diam tak menyela ucapan kekasihnya sama sekali.
"Tau enggak si Jo? Aku tuh kadang sampai malu di tanya sama tetanggaku kalau aku habis olahraga di komplek. Tatapan mereka ke aku tuh kayak....." Melinda mengambil nafasnya, mengingat-ingat memori menyebalkan hari-harinya ketika berada di rumah.
"Udahlah lupain."
--------
Keduanya kini baru bangun dari tidurnya setelah perdebatan panjang mengenai pernikahan. Mata Melinda sembab karena ia menangis diam-diam begitu kekasihnya terlelap dalam tidurnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer