Menjadi seorang pramugari tentunya tak mudah bagi Mirachle Vindra, wanita yang berumur 24 tahun itu menjadi pramugari berkat bantuan sang pacar, yaitu Julian. Julian sangat membantu Vindra dalam segi apapun, tak jarang juga Vindra membayar pemberian sang kekasih melalui tubuhnya.
Hubungan yang mereka jalankan semakin hari semakin merenggang kala masing-masing keduanya sibuk dalam hal pekerjaan. Sampai dimana ketika Vindra bertugas dalam penerbangan, ia menemui seorang lelaki yang bernama Bara, Bara sendiri sudah memiliki seorang istri dengan satu buah hati yang kini tengah berada di dalam perutnya.
Pertemuan tak sengaja itu membuat Bara menjadi intens untuk mencari keberadaan sang wanita melalui media sosial. Katakanlah Bara gila karena sudah memiliki istri, tetapi mencari wanita lain untuk menemaninya sekedar berjalan-jalan.
Awalnya memang berjalan-jalan, tetapi kelamaan Bara menjadi berani mengajak sang wanita untuk tidur bersamanya sampai saat ini.
"Hujan babe, kamu kesini? Cancel aja kali ya?" ujar Vindra yang kini memberi kabar untuk lelaki simpanannya, lebih tepatnya ia yang menjadi simpanan.
"I dont care, aku tetap jemput kamu sekarang juga. Lagipula kita naik mobil, kamu enggak akan kehujanan kan?"
"Tap—
Belum Vindra melanjutkan ucapannya, panggilan tersebut terputus dari seberang sana.
Kini ia segera merias dirinya secantik mungkin karena akan malam bersama sang kekasih keduanya.
Ia memperhatikan perutnya yang kian membuncit karena sering kali diajak makan malam oleh Bara.
"Kayaknya gue sebelum tidur harus olahraga setengah jam deh, kalau kayak gini caranya pasti gue di protes sama dirut." Ucap Vindra yang kini tengah berkaca dan memegang perutnya yang kini menonjol karena lemak.
Sembari menunggu kedatangan Bara, Vindra menggunakan waktunya untuk menata rambutnya. Ia sengaja memperlihatkan leher jenjang miliknya untuk menggoda sang kekasih di malam ini, tak lupa juga ia menyemprotkan parfum ke area leher dan juga pergelangan tangannya.
Kalau ditanya mengapa Vindra lebih memilih untuk menemui Bara dari pada Julian, jawabannya adalah waktu. Waktu yang diberikan oleh Julian sangat sibuk karena ia seorang pelayar yang bertugas di lautan selama berbulan-bulan, dan tak munafik juga bahwa Vindra merindukan sentuhan Julian akan tubuhnya. Orangtua Julian sendiri sudah sangat setuju hubungan anaknya bersama sang pramugari tersebut karena memang Vindra memiliki kepribadian yang baik. Dan wanita itu tak ragu memberikan perhatiannya kepada Merry, yaitu maminya Julian.
Tokkk Tokkk Tokkk
Ketukan pintu yang kencang membuat Vindra tersadar akan lamunannya."Lohhh kok? Kamu kenapa basah-basahan babe?" tanya Vindra kepada sang lelaki di hadapannya.
Tak menjawab pertanyaan Vindra, Bara kini menjambak rambut wanita tersebut sehingga wajahnya mendongak. "Sudah berani memutuskan pertemuan dengan aku rupanya, huh?"
Tangan Vindra bergerak dan menggenggam tangan kekar Bara agar lelaki itu mau melepaskan tangannya dari rambut panjang miliknya. Mau tak mau Bara melepaskan tangannya dari rambut sang wanita.
"Kamu apa-apan si, Bar? Aku bukannya enggak mau ngedate sama kamu, tapi sekarang sedang hujan dan aku khawatir kamu kenapa-kenapa di jalan."
"Khawatir? Kamu khawatir atau memang sengaja tak mau jalan dengan aku malam ini?" pertanyaan Bara mengintimidasi Vindra agar wanita itu jujur kepadanya.
"Ahhh i see.... do you want to make a video call with your boyfriend?"
Vindra menggeleng dengan cepat. "Sumpah demi tuhan, aku enggak bohong sama kamu, Bar." Wanita itu menahan air matanya saat ini karena terlalu takut dengan jiwa Bara yang kini tengah menyelimutinya.
Bara masuk ke dalam rumah besar Vindra dengan kemeja yang kini sangat basah, ia menutup pintu tersebut dan menguncinya agar wanita di hadapannya tak kabur.
Satu persatu kancing bajunya telah di lepas oleh Bara dan ia biarkan jatuh di atas lantai. Ia memajukan tubuhnya untuk membuat sang wanita terpojok mengenai dinding rumahnya. Tatapan mata Vindra yang terlihat takut membuat Bara gencar mengerjai wanitanya.
"Apa si? Kok kamu malah merem gitu? Aku lagi enggak mood buat nyium bibir kamu sekarang." Ujar Bara yang kini meninggalkan Vindra yang tengah mematung. Lelaki itu menuju kamar mandi untuk memasukkan pakaiannya ke dalam mesin cuci.
"Babe jadi ngedatenya? Baju kamu basah banget, mau aku pinjemin bajunya Julian?" tanya Vindra ragu.
Bara membalikkan tubuhnya yang hanya terbalut handuk dan menghampiri Vindra. "Why? Aku enggak akan pakai baju dia karena aku tahu kamu pasti ngebayangin dia saat ini." Bisik Bara di telinga sang wanita sambil mengeluarkan smirknya.
Vindra benar-benar lelah dirinya sedari tadi di tuduh oleh Bara. Seharusnya ia yang marah karena Julian adalah kekasihnya, dan wajar saja jika ia ingin menghubungi Julian kapanpun. Tangan Vindra mengepal karena sudah tak sanggup lagi menahan amarahnya sejak Bara datang.
"DIAM BARA......DIAM!!" Vindra berteriak keras begitu ia membalikkan badannya.
"Aku capek kamu tuduh kayak gitu, aku juga capek punya hubungan kayak gini sama kam—hueakkkk
Dengan tubuh bagian atas yang masih telanjang, Bara menghampiri Vindra kembali. "Kamu kenapa? Sakit? Aku telepon dokter ya?" Vindra menggeleng lemah.
Dibimbingnya wanita itu menuju ke kamarnya dan segera membaringkan tubuh miliknya sendiri, Bara segera mengambil celana miliknya yang sering ia tinggalkan di rumah ini, dan menggunakan baju milik Julian. Lelaki itu menuju ruang tamu dan membersihkan bekas cairan yang keluar dari mulut kekasihnya di lantai. Biarpun Bara memiliki sifat tempramental, ia tak ingin menyusahkan kekasihnya yang kini tengah sakit.
Sementara itu, Vindra kini tengah membuka dress nya karena merasa sesak. Dress yang kini digunakan olehnya membuat lekuk tubuhnya sangat terlihat jelas. "Minum dulu babe." Ucap Bara yang kini sudah kembali ke dalam kamar kekasihnya. Akan tetapi lelaki itu terkejut begitu melihat sang wanita hanya menggunakan nipple pads dan celana dalam berwarna hitam.
"Mau tiduran aja sama kamu, babe. Boleh?" tanya Vindra.
"Sure, anything for you...."
Bara berbaring di samping kekasihnya, ia menahan nafsunya karena tak ingin melakukan apapun malam ini. Tetapi takdir berkata lain, Vindra memajukkan tubuhnya dan menggesekkan tubuhnya di dada bidang Bara. Lelaki itu benar-benar berusaha menahan nafsunya saat ini.
Vindra juga tak tahu mengapa tiba-tiba ingin menyentuh lelaki disampingnya malam ini, ia benar-benar ingin berteriak dan mendesahkan nama lelaki itu.
"Nghhhh."
Bara mendesah kala bibir Vindra melumat leher miliknya.
"Kamu lagi sakit babe, tolong jangan bertingkah begini ya?" pinta Bara lembut dan kini mengelus punggung telanjang milik sang wanita.
"But, i want."
Full content bisa ke privatter aku: https://privatter.net/p/8840125
Atau ke karyakarsa untuk aksess konten tanpa password: https://karyakarsa.com/icedchocomilk/cheat-153559?ref=346705
Untuk akses password privatter, kalian bisa ke: https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/cheat-SjpxK

KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Фанфикa part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer