Dating Apps [Part 1] (Ljn)

1.4K 17 1
                                    

tw // traumatic 🔞
tw // mature content 🔞
tw // broken home 🔞

Dating apps belakangan ini ramai dibicarakan oleh beberapa penduduk di berbagai negara. Dari mulai Indonesia, Korea, Malaysia, Thailand, dan negara lain yang menyediakan fasilitas tersebut. Maraknya dating apps pun membuat orang-orang saling mengenal antar satu dengan lainnya. Dari mulai umur, kebiasan, bahkan zodiak pun menjadi salah satu penentu seseorang dalam berkencan.

Tapi menggunakan dating apps pun harus berhati-hati. Karena, kita tak mengenal yakin apakah foto yang digunakan pada situs tersebut merupakan asli atau palsu. Kita pun tak tahu juga dari mana saja kejahatan akan menghampiri kita ke depannya. Oleh sebab itu, begitu kita memutuskan untuk bertemu dengan orang tersebut, baiknya kita meminta teman untuk memantau kita dari jauh.

Sejak satu jam yang lalu, Biru merapihkan apartementnya karena nantinya ia akan ke datangan sosok perempuan asing yang akan tiba di apartementnya. Perempuan asing tersebut bertemu dengan Biru dari aplikasi kuning dan telah aktif menjadi teman cerita Biru selama sebulan belakangan ini.

Dari foto-fotonya saja, Biru yakin jika perempuan yang akan ia temui merupakan perempuan baik-baik yang tidak akan menyerahkan kewanitaannya begitu saja dengan orang lain. Biru pun juga tak berniat untuk mengarah kesana. Ia memutuskan untuk bertemu di apartementnya karena tempat tinggal sang puan hanya beda beberapa lantai saja dengannya.

Dunia begitu kecil bukan?

Tinggg

Bella

Boleh tolong bukain pintunya? Aku di depan unit kamu.

Membaca pesan singkat dari Bella, Biru pun segera berlari kecil dan membukakan pintu untuk perempuan tersebut.

"Hai."

Biru tersenyum menyapa perempuan di depannya. Perempuan yang tak hanya cantik di media sosial saja, melainkan cantik jika dilihat secara mata telanjangnya. Apalagi dengan polesan make up tipis, serta pony tail yang membuat Biru terpana melihat keindahan perempuan di depannya. Katakanlah Biru berbohong jika ia tak pernah berkencan. Luka lama yang di dapatkan dari ayahnya membuat dirinya cukup menutupi hati dari godaan perempuan yang mencoba menerobos hatinya.

Tapi berkat dukungan ibunya, Biru pun mencoba untuk berdamai dan mulai menata kembali hubungan dirinya dengan perempuan-perempuan di luar sana.

Perempuan itu pun duduk di sofa panjang berwarna hitam. Tak lupa, ia ikut berjabat tangan dan menanggapi uluran tangan Biru saat ini.

"Aku panggilnya apa nih? Kak? Atau Bella?" Biru bingung karena usia perempuan di depannya sedikit lebih tua dari dirinya.

"Panggil Bella aja, Ru. Kita cuma beda empat bulan." perempuan itu pun tersenyum dan memamerkan deret giginya yang terpasang kawat di dalamnya.

"Ohhh okay." Biru pun kemudian melepaskan tangan dari tautan sang puan. "Mau minum apa, Bell? Disini tapi cuma ada kopi, sirup pandan dan teh aja si." layaknya barista, Biru menyebutkan satu persatu menu yang tersedia di pantrynya.

"Sirup pandan? Kamu sering buat kopi susu pandan, ya?" tebak Bella dan di angguki oleh Biru.

"Mau itu aja? Kalau mau, aku buatin."

Berkutat dengan dua buah gelas dan juga mesin kopi, sesekali Biru mencuri pandang untuk melihat perempuan cantik yang masih duduk di atas sofanya.

Tapi naasnya, mata Biru kini bertemu dengan pemilik mata disana. Sehingga, Biru menjadi malu karena dirinya yang diam-diam memperhatikan perempuan tersebut kini terlihat oleh sang puan.

Karena tak mau malu, Biru berjalan ke arah sang puan dengan beberapa makanan ringan yang ia ambil dari kulkasnya.

"Cuma ada ini aja Bell di kulkas aku. Aku belum sempat untuk belanja bulanan." ujar Biru dan membukakan satu persatu makanan ringannya. "Dimakan, Bell. Aku ambil dulu kopinya."

ONESHOOT 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang