Hari sial tak akan ada di tanggalan karena kita tak tahu pasti kapan hari itu terjadi. Sama halnya dengan Bentana, ia yang sangat geli terhadap kecoa pun terpaksa datang untuk menuju apartement Maura karena sang puan meminta tolong kepada dirinya.
Dengan segala alat perangnya, yaitu sapu lidi dan spray khusus pembasmi serangga, Bentana mulai memukul-mukul beberapa kecoa yang berusaha merayap ke dinding kamar Maura.
"BENTANA! ITU DEKAT LUBANG ANGIN." pekik Maura histeris karena melihat serangga yang berusaha masuk ke dalam kamarnya.
Prakkk Prakkk Prakkk
"Mati lo! Mati...." dari balik pintu, Bentana terlihat memaki sebuah serangga yang sudah terkapar di lantai.
"Gue sudah boleh keluar belum?"
Maura nampak resah, takut jikalau ada serangga susulan yang ternyata sudah berada di dalam kamarnya.
"Sebentar, Mau. Gue bersihin dulu kotorannya."
"Makasih ya Bentana."
Selesai membersihkan apartement Maura, Bentana pun membuka pintu kamar Maura seolah memberitahu sang puan untuk keluar dari dalam kamarnya. Maura pun dengan cepat keluar tanpa memikirkan lagi pakaian yang kini tengah ia kenakan saat ini.
Sebuah lingerie satin berwarna hitam tanpa bra pun membungkus tubug ramping Maura. Bentana yang tak sengaja merangkul bahu Maura hanya mengusap-usap bahu tersebut, sesekali mencoba mencuri kesempatan agar dapat menyentuh dada Maura.
"Tangan...tangan..." peringat Maura karena jari-jqri Bentana tiba-tiba saja ingin menyentuh buah dadanya.
"Icip dikit." Bentana tertawa kecil memandang perempuan di sampingnya. "Ya, anggap aja bayaran telah mengusir semua kecoa di tempat lo."
"Bayarannya yang lain aja."
Bentana yang mendengarnya pun segera meneggakkan tubuhnya. Ia tak sabar akan mendengar pernyataan dari perempuan di sampingnya.
Maura pun membuka karet ponselnya, mengambil sebuah kartu debit berwarna emas. "Mau pakai ini aja?" tangannya pun melayangkan kartu tersebut kehadapan Bentana.
"Yailah, Mau. Jangankan gold, black cardnya pun gue ada loh."
Bughhhh
"Congkak banget jadi laki-laki."
Pada akhirnya Bentana memutuskan untuk memilih kartu emas pemberian Maura.
Kini Bentana segera keluar untuk turun menuju swalayan yang berada di apartement tersebut. Apartement yang mereka huni pun menyatu dengan sebuah mall, sehingga tak begitu jauh jikalau penghuni akan membeli sesuatu untuk kebutuhannya.
Baru memasuki swalayan, Bentana segera memutuskan untuk mengambil sebuah alkohol bermerek S dan juga beberapa makanan ringan seperti Lays, Chitatto, dan sebagainya. Tak lupa juga ia membeli sebuah karet pelindung, karena miliknya sudah habis di dalam laci.
Ya, sebenernya ada. Tapi itu punya teman sekamarnya. Dan tentu ukuran alat kelamin mereka pun berbeda. Itu sebabnya Bentana tak mau memakai karet pelindung milik Agam.
"Sama sutra merah satu." tukas Bentana yang kini memberikan kartu debit miliknya, dari pada menggunakan kartu debit yang ada di tangan kirinya.
Nghhhh Nghhhh
Siapa yang tak terkejut jika baru tiba di rumah, tapi Bentana jelas mendengar sebuah desahan perempuan dengan jelas dari dalam kamarnya. Ia tak yakin jika suara tersebut berasal dari bibir Maura, karena ia sudah tahu bagaimana suara Maura jika tengah mendesah.
"Git—Ahhh...udahhhh...."
Brakk
Pintu kamar yang terbuka dengan kencang membuat Maura mematikan teleponnya secara sepihak dengan sang penerima telepon.
"Rachel? Sama Sigit?" ujar Bentana yang membuat Maura menutup mulut lelaki tersebut.
"Ihhh kenapa enggak bersuara si kalau pulang? Seenggaknya ketuk pintu kek." kesal Maura karena ia merasa sangat malu saat ini.
"Maura, longedengerin temen lo ngewe? Demi apa? Enggak jijik?"
Bentana tak habis pikir dengan perempuan di depannya. Jelas jika itu Bentana, ia akan merasa jijik mendengar desahan temannya. Ya, meski suara Agam sekali pun.
Maura yang malu pun justru menarik plastik belanjaan milik Bentana yang ada di tangannya.
"Apa-apaan nih? Smirnoff? Buat apaan?" Maura terus menerus botol kaca di tangannya berulang kali. Bukannya ia tak pernah meminum minuman tersebut, hanya saja ia terkejut dengan apa yang ada di tangannya saat ini. "Lo beneran seputus cinta itu, Ben?"
Malas mendengar celotehan Maura akan masa lalu Bentana, lelaki itu pun mengambil botol Smirnoff dan menuangkannya di gelas kecil miliknya.
Tak hanya untuk dirinya saja. Bentana juga memberikan Maura gelas kecil yang telah terisi oleh alkohol berwarna putih . Jelas Maura tahu persis kadar alkohol yang ada di tangannya karena ia memang beberapa kali mencobanya disaat tengah stress dengan masa ujian praktikumnya.
Baru beberapa kali tegukan, Maura mulai merasa panas akan tenggorokannya. Ia bahkan teringat kembali akan suara desahan Rachel pada beberapa saat yang lalu. Jujur saja ia menjadi penasaran akan rasanya kegiatan seksual. Dari pendengaran suara desahan Rachel, Maura yakin jika rasanya tak sesakit yang dikatakan teman-temannya kepadanya.
"Gue harus rileks kan?" gumam Maura yang membuat Bentana menoleh.
"Hah?"
Tanpa menunggu lebih lama, Maura dengan berani menduduki kedua paha Bentana hingga lelaki itu terkejut bukan main. Tangan Bentana bahkan refleks meletakkan gelas kecil miliknya di atas meja agar tak pecah tertendang Maura. Bibir Bentana jelas mengulas senyum. Tak perlu memancing Maura seperti kemarin, nampaknya perempuan tersebut telah terkontaminasi oleh sebuah alkohol yang telah melalui tenggorokkannya.
Tangan Bentana mulai bergerak menuju punggung dan naik ke atas, semakin ke atas untuk membelai kulit telanjang Maura yang tak terlapisi oleh sebuah Bra. Bahkan kini tangannya mulai menangkup pipi Maura, meminta sang puan agar lebih membuka lebar lagi mulutnya karena Bentana cukup kesulitan untuk membesit lidah Maura di dalam mulutnya.
"Open your mouth, Mau." Pinta Bentana dengan seduktif, hingga jari-jarinya dengan nekat masuk ke dalam mulut Maura, mengobrak-abrik mulut sang puan, dan memintanya untuk mengulum jari tersebut layaknya kepemilikannya yang berada di bawah sana.
cerita lengkapnya bisa dibaca disini; Apartment Sharing [Part 2]
tw // mature content 🔞 https://privatter.net/p/9824153
akses passwordnya disini ya; https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/apartement-sharing-part-2-iiZHD
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer