Dentuman musik menggema di dalam sebuah ruangan yang cukup besar, banyak dari mereka menghabiskan waktu untuk mengusir rasa penat yang ada di dalam diri nya.
Tak hanya mahasiswa, para pekerja, ataupun wanita panggilan kini menjadi satu di dalam sebuah ruangan besar.
Fadhil, yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran memasuki area tersebut untuk melepaskan penat. Kalian tahu sendiri bahwa kegiatan dari anak Fakultas Kedokteran sangat padat, tiada hari tanpa tugas ataupun praktek.
Lelaki berumur 21 tahun itu, masuk bersama dengan ke lima temannya. Tiga orang perempuan, dan tiga orang laki-laki. Mereka semua berteman tanpa ada yang terlibat dalam unsur perasaan.
Hubungan mereka semua dekat sejak mereka berstatus mahasiswa baru.
"Buset, baru juga duduk udah neguk whiskey aja." Tegur Juno begitu melihat Fadhil menenggak habis minuman yang ada di gelasnya.
"Pusing gue, praktikum mulu semester ini. Bisa gila gue lama-lama." Keluh Fadhil yang kini membuka dua kancing kemejanya.
Temannya yang lain hanya menggelengkan kepala karena sudah hafal dengan keluhan Fadhil.
Perempuan yang duduk di samping kiri nya ini menuangkan minum ke dalam gelas Fadhil yang kosong. "Tuh minum, numpung besok libur."
"Thanks, Dit."
Benar saja, Fadhil segera meminum kembali minuman yang ada di gelasnya.
Sebenarnya Fadhil tak berniat untuk masuk ke dalam club pada malam ini, tapi ia tak bisa menyalurkan rasa penat di dalam diri nya selain dengan alkohol.
Padahal kekasihnya selalu melarangnya untuk tidak mengkonsumsi alkohol terlalu sering.
Ya, Fadhil memiliki kekasih sejak masa SMA. Banyak yang tak menyangka bahwa Fadhil memacari wanita yang telah ia pilih saat ini. Pasalnya, paras Fadhil yang rupawan tak cocok bersanding dengan wanitanya.
Bahkan, kekasihnya sendiri juga heran begitu Fadhil menyatakan cintanya 3 tahun yang lalu.
Drrrrtt
Ponsel Fadhil berdering, Juno yang setengah sadar kini melihat notifikasi pada ponsel temannya itu.
"Dhil, cewek lo nelfon." Juno menggerakan tubuh Fadhil yang saat ini sudah mulai lemas karena alkohol.
Baru saja Fadhil ingin beranjak dari kursinya untuk mengangkat telepon dari sang kekasih, kini telepon tersebut mati.
Mei
Kamu di club?
Kenapa ngakunya ke aku belum pulang karena praktek?Fadhil menepuk dahi nya karena lupa mematikan lokasi zenly pada ponselnya. Ia sudah tahu pasti bahwa sebentar lagi kekasihnya akan marah karena merasa di bohongi.
Dengan setengah sadar, ia membalas pesan sang kekasih.
Fadhil
Madbhf ysanh, akk lluoa
Km dmsn
I nerfd u, i wsnt to kiss ur nfcksSetelah membalas pesan tersebut, Fadhil merasa mual dan ingin mengeluarkan cairan dari dalam kerongkongannya.
Teman-temannya yang lain tak mempedulikannya, karena Fadhil memang sudah biasa untuk mengurusi dirinya sendiri ketika terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
Sepeninggalannya Fadhil menuju toilet, teman-temannya mulai membicarakan kekasih Fadhil yang sedari tadi menghubunginya. Mereka kurang nyaman dengan tingkah laku kekasih Fadhil.
"Sumpah ya, Fadhil tuh di pelet ceweknya kali ya? Gila loh, lagi mabok aja sempet-sempetnya ngangkat telepon." Dita bersandar di sofa sembari menyesap rokoknya. "Gue si mending gue matiin teleponnya." Lanjutnya.
Arbani yang mendengarnya ikut bersuara. "Dapet jatah kali, secara kalau gue liat postingannya si Mei. Bodynya tu—"
Bughhhh
Mereka terkejut begitu Fadhil yang datang tiba-tiba menonjok bibir temannya yang sedang berbicara.
Fadhil memegangi kerah baju milik Arbani, dan bersiap untuk memukulnya. Ia benar-benar murka bahwa kekasihnya dijadikan objek fantasi oleh sahabatnya sendiri.
Juno menahan Fadhil yang tengah kalut. "Bro udah bro, jangan berantem disini tolong." Fadhil mengatur nafasnya yang kini memburu karena amarah.
"Gue enggak suka, Jun. Gue enggak suka cewek gue dijadiin bahan fantasi kayak begitu." Dita yang mendengarnya benar-benar mual.
Fadhil menghampiri Dita karena sadar bahwa tatapan Dita yang tak menyenangkan. "Lo juga, kalau lo enggak suka sama cewek gue, yaudah. Enggak usah ngejatohin dia segala."
Baik Juno, Dita, Arbani, dan lainnya terkejut begitu melihat Fadhil membentak perempuan. Selama ini Fadhil memang selalu menahan amarahnya kepada teman wanitanya yang satu itu.
Tapi malam ini kesabarannya sudah habis tak tersisa.
Drrrtt
Mei
Yang, aku di depan. Aku masuk ke dalem aja ya?Fadhil terkejut begitu membaca pesan di ponselnya. Bagaimana bisa kekasihnya nekat menjemputnya pada malam ini. Ia segera keluar dan meninggalkan teman-temannya tanpa berpamitan.
Mata Fadhil mencari-cari keberadaan kekasihnya di seluruh parkiran motor, tetapi nihil.
"Kayaknya Mei bohongin gue deh." Batin Fadhil yang kini akan masuk ke dalam club untuk mengambil kunci apartementnya.
Tinnnnn
Sebuah klakson mobil tersebut membuat Fadhil membalikkan tubuhnya.
"Masuk buruan." Teriak Mei yang hanya mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil.
Lelaki itu pun menurut, ia segera masuk ke dalam mobil dalam langkah lungai. Ia duduk di kursi depan, menemani sang kekasih menyetir mobil.
Mobil melaju meninggalkan kawasan Jakarta Selatan tersebut, Mei tak peduli jika nantinya akan di bicarakan oleh teman teman Fadhil, toh dia tak mengenal secara dekat ini.
Kini keduanya sudah berada di apartemen mewah milik Fadhil, Mei membantu sang kekasih agar masuk ke dalam unit apartemen bernomer 503 tersebut.
"Kamu tau enggak si dhil? Kamu tuh bohongin aku tahu enggak? Kalau kamu mau minum ya jujur aja kenapa si? Kenapa harus bohongin aku segala?" Teriak Mei frustasi.
Fadhil mendekat dan membawa sang wanita ke sudut ruangan. "Aku enggak suka di kekang Mei." Matanya sayu, tersirat kejujuran di matanya saat ini.
"O...okey kalau kamu enggak suka di kekang, tapi aku begini karena peduli sama kamu dhil. Kamu tau kan aku enggak bisa bawa mobil?" Jari Mei menunjuk dada kekasihnya yang tengah menahan amarah. "Aku nekat bawa karena aku khawatir sama kamu!!"
Deggggg
Fadhil yang akan membalas perkataan sang kekasih lantas bungkam. Bungkam karena terkejut mendengar suara Mei yang menahan getaran air matanya yang akan keluar.
Cuppp
"I know, i know you really love me. Tapi tolong Mei, aku minum enggak akan macem-macem juga kok. Aku cuma suntuk karena tugas, dan aku mau cerita ke kamu, tapi aku baru inget minggu lalu kita marahan."
Entah mendapatkan keberanian dari mana Mei saat ini, ia memajukan tubuhnya dan mencium bibir sang kekasih sangat rakus. Fadhil yang menahan mati matian agar tak menghabisi kekasihnya di bawah pengaruh alkohol pun tak bisa menolaknya.
Ia mengelus punggung kekasihnya dengan sensual, mencari pengait bra tersebut dan melepaskannya agar ia bisa bebas bermain dengan kedua payudara milik sang kekasih.
Full konten akses di privatter: https://privatter.net/p/8840301
Atau kalian bisa langsung baca ke karyakarsa tanpa password: https://karyakarsa.com/icedchocomilk/apartement-and-drunk-text?ref=346705
Akses password privatter ke sini ya:
https://trakteer.id/icedchocomilk/showcase/apartement-and-drunk-text-h3jgQJangan lupa vote dan komen di sini atau di trakteer ya guys biar aku semangat nulisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfictiona part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer