-Sasha?

51 17 2
                                    

"Bagas, gue boleh minta tolong?" Sasha mendongakkan kepalanya, menghentikan elusan rambut yang di lakukan oleh Bagas.

Bagas terkekeh, "Tanpa lo bilang minta tolong pun, gue bakal lakuin Sha. Mau apa?" tanya nya.

"Dompet gue, ketinggalan di bu Era. Kios bakso itu loh. Kurang ajar gegara Bila ngelawak mulu sampe lupa. Tolong ambilin ya," Bagas mengangguk sambil tertawa kecil, "Okay! tungguin gue," pamitnya kemudian bangkit keluar kelas.

Sasha hanya tersenyum kecil, kemudian melanjutkan membaca novel di ponselnya sembari menunggu Bagas.

***

"Al, Bagas ga balik-balik.." Sasha memberitahu Alya yang kebetulan sedang duduk ditempat Zey karena kesal di jahili Bila.

"Lahiya jir, udah sepuluh menit lebih. Perasaan kantin ga jauh-jauh amat?" Alya melihat ke arah jam di ponselnya.

Tiba-tiba, perasaan Sasha berubah tidak enak soal Bagas.

"Ada yang aneh.." lirihnya, tapi ia berusaha tepis perasaan tidak enak itu, "Bagas bakal baik-baik aja. Pasti. Dia kan kalo ngamuk jadi Hulk," ucapnya yang mengundang tawa dari Alya.

"Hulk anjrit awokaowk!" hujat Alya.

Sasha kembali membaca novel online nya walaupun perasaan tidak tenang dan tidak enak itu terus membuatnya kepikiran, hingga...

GEDUBRAK!

"MLEKUM! WOY NATASHA!" Secara tidak terduga, anak kelas MIPA-XI 1, Rafael, tiba-tiba masuk secara tidak wajar.

"WOY ANJING! JEBOL LAMA-LAMA TUH PINTU" Maki Zey yang kaget.

"Apa?" Sasha mendengar namanya disebut pun bertanya. Tumben sekali sih Rafael-rafael sahabat beda kelas nya Bagas ini memanggilnya.

"itu, si, Bagas, anjir, dia--"

"SHA! SI BAGAS DI HADANG ORANG GILA KECENTILAN!" belum selesai berbicara, sudah ada Mela yang memberitahukan info yang harusnya Rafael sampaikan ke Sasha.

"Ha? maksud lo?" Sasha mulai berdiri dan mendekati Mela yang mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

"Itu, si Bagas di hadang sama cewek di koridor depan lapangan! lo mending cepet tolongin Sha! cewenya centil banget! kasian Bagas depresi" seru Rafael menjelaskan.

Sasha terdiam, ia memandang Rafael dan Mela bergantian.

Secara tidak sadar, tatapannya mulai berubah dingin. Tidak kosong dan lempeng seperti biasanya.

Dan, ia tersenyum licik, menoleh kepada Abel kemudian bertanya, "Gue boleh pinjem alat makeup punya lo, Bel?" tanya nya mengundang keterkejutan semua orang.

Abel memberi alat makeupnya yang seadanya saja. Dan diterima, Sasha semakin tersenyum lebar,

"Duluan, gue ngurus Bagas dulu ya."

Secara tiba-tiba, Sasha terlihat berbeda dari biasanya sekarang.

****

#BacotanShaa
sengaja gantung wkwkw

bab selanjutnya itu kelanjutannya bab ini yaw^^

votement yaw❤️

xoxo,
shaa

Class Of Absurd [S.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang