"BAGAS! KAMU NGGAK BISA GINIIN AKU HIKS!" Terdengar teriakkan melengking di tengah lapangan.
Bagas memijat pelipisnya pening. ya Allah cobaan apalagi ini.
"YA AMPUN BAGAS, GUE NUNGGU LAMA LOH?" Terdengar suara lain menyahut.
Bagas menoleh, tidak asing dengan suara yang ia dengar,
"Sasha?"
"Hm, padahal kantin nggak jauh. Tapi lo lama banget?" suara Sasha terdengar seperti merajuk, membuat Bagas mengernyit heran.
Suara yang di dengarnya, jelas bukan gaya Sasha sama sekali.
"Eh cewek gatel! ngapain sih lo pegang-pegang? dasar ganjen!" seorang gadis dengan pakaian minim dan sedikit ketat yang sengaja Sasha acuhkan, mengeluarkan suara.
"Oh? Jadi ini yang bikin lo lama? gue nyuruh lo ambil dompet, Bagas. bukan ngeladenin tante-tante." Sasha mendengus.
"Sha lo ngapain?" bisik Bagas akhirnya bertanya. Sumpah, Sasha terlihat beda sekali.
Seragamnya rapi, walau roknya agak pendek di atas lutut. Ia menggerai rambutnya yang biasanya berantakan, kini terlihat rapi. Wajahnya juga sedikit dipoles bedak tipis dan memakai liptint.
Dengan sentuhan sederhana, Sasha terlihat cantik, menawan, dan anggun.
"Diem lo," balas Sasha setengah berbisik.
"Maksud lo apa bilang gue tante-tante?!" tanya gadis itu semakin menjerit karena Sasha semakin mendekat ke Bagas.
"Ish tante berisik banget sih. Aku nggak ngomong sama tante kok," Sasha membalas dengan suara sopan, tapi tatapannya dingin.
"Brengsek lo! dasar ganjen! pelakor! lo kan yang bikin Bagas cuek sama gue?!" mendengarkan kalimat yang terlontarkan dari mulut gadis itu, Sasha terkejut.
"Ya ampun! gausa asal fitnah deh tan, aku ga ngerti" Sasha mengedipkan matanya polos.
"Anjing lo! dia pacar gue bangsat! gegara lo, dia nyuekin gue! bahkan dia nepis tangan gue!" gadis itu mengatakannya sambil berkaca-kaca.
Sasha memukul pelan Bagas, "Gue kira habis lo putus sama si Bela, lo bakal nyari yang lebih baik gas. yah, setidaknya selevel sama Bela, atau kaya gue. ternyata enggak. kenapa lo malah pacaran sama tante-tante?" Sasha memandang Bagas kecewa sambil cemberut.
Bagas menggelengkan kepalanya, "gue nggak pacaran sama dia."
Sasha tersenyum senang, "Yah, bagus deh. gue kira lo pacaran sama dia."
"Bagas maksud kamu apasih?" Gadis itu berjalan mendekat, tapi Bagas mengisyaratkan untuk tidak mendekatinya.
"Harusnya gue yang tanya itu," Bagas mendesis sinis. Kepalanya pening sekali.
Gadis itu semakin berkaca-kaca, "Kita pacaran Bagas! kamu nggak inget kemarin? bisa-bisanya kamu nyuekkin aku dan nepis tangan aku gegara dia?!" Gadis itu menunjuk Sasha marah.
Bagas menaikkan satu alisnya, "Kapan kita pacaran?" tanya nya.
"Kemarin Bagas! astaga kemarin!" gadis itu mendengus tidak percaya.
"Aku, aku nembak kamu. Dan kamu nerima, iya kan?" tambahnya lagi.
Bagas mengernyitkan keningnya, tidak mengerti.
"God! kemarin! waktu pulsek!" Bagas ingat,
"Perasaan gue nggak jawab apapun waktu itu?" Bagas menyahut, membuat Gadis itu mendelik tidak percaya.
"I-iya sih. tapi diem berarti setuju kan?" tanya nya tetap posthink
Bagas menggeleng dengan wajah tanpa ekspresi, "Enggak."
"Ya ampun tante, ternyata tante ke geeran. Yang sabar ya tan," Sasha memasang wajah sedih,
"BERHENTI MANGGIL GUE TANTE, BRENGSEK! GUE MAUREEN!" Maureen berteriak lagi. matanya semakin panas.
Sasha mengangguk-ngangguk, "Oke, Maureen. Maaf ya, ternyata lo cuma kegeeran." ulangnya lagi.
"DIEM LO ANJING!" Maki Maureen sambil menangis.
"LO BAHKAN NGGAK SEBANDING SAMA GUE! LO NGGAK SECANTIK ITU! TAPI KENAPA BAGAS MILIH LO KETIMBANG SAMA GUE?!" Jerit Maureen terdengar pilu.
Sasha mengangguk, "Bener. Gue nggak sebanding sama lo. yang jelas-jelas.." wajahnya berubah jadi dingin,
"Gue ada di atas lo." desisnya.
"Well, gue emang nggak secantik lo. Tapi setidaknya tanpa bedak tebel dan lipstik menor kaya yang lo pake, gue terlihat cantik. Iya kan, Bagas?" Sasha tersenyum manja ke Bagas.
"Hm, lo yang tercantik. Bahkan lo nggak pantes di bandingin sama dia." Bagas tersenyum sambil mengacak pelan rambut Sasha.
"Dan alasan kenapa Bagas lebih milih gue daripada lo adalah...." Sasha berjalan mendekati Maureen, menyelipkan anakan rambut Maureen, dan berbisik sesuatu.
"Karena, Bagas nggak punya sesuatu yang dia rasain ke gue buat lo, Maureen."
"Apa itu?"
Sasha tersenyum, ia mendekatkan bibirnya ke telinga Maureen yang terdiam.
"Rasa cinta yang besar dan kuat yang nggak akan pernah Bagas rasain ke lo, atau siapapun. Selamanya, Bagas bakal lihat ke gue. Bukan lo atau siapapun."
Sasha berbalik, mengangkat tinggi-tinggi dagunya. berjalan mendekati Bagas yang kebingungan apa yang di katakan Sasha hingga,
"AAARGGHHHH BANGSAT! LO JALANG! LO PELAKOR NGGAK TAHU DIRI! LO MURAHAN! ANJING LO!" Maureen berteriak histeris, membuat beberapa siswa dan siswi menyeretnya untuk keluar dari tengah lapangan.
"Ayo balik, Bagas." Sasha tersenyum tipis sambil menggandeng Bagas, membiarkan tatapan orang lain yang menatapnya ngeri dan bingung.
****
"Sasha mana gas? gilak tadi badass banget si Nata!" Rafael menatap bingung Bagas yang kembali sendirian ke kelas tercinta, MIPA-XI 2.
Bagas merotasikan bola matanya malas, "Berhenti manggil dia Nata, Fa. dia di UKS," jawabnya.
Lio mengerutkan keningnya, "Kok nyasar sampe sana?"
"Kecapekan, badannya agak anget terus ngeluh kepalanya pusing." jawab Bagas lagi.
"Bujug buset, ngeri. Si Sasha sekalinya gerak langsung sakit anjir." Arya menepuk tangan takjub.
Bara mengangguk-angguk, "Tapi jujur, dia keren. Lagian wajar kalo dia agak kecapean. Dia yang males ngomong jadi banyak omong plus nge drama."
"Bangga si gue, ya Ampun!" Nesya pura-pura menghapus air matanya.
"Hm. Gue sebagai kakak jadi-jadiannya, bangga banget. Terharu," Bagaa tersenyum kecil, "Duluan ya, gue cuma mau ambil ponsel sama micellar waternya Sasha" pamitnya.
Semua mengangguk, sekali lagi bertepuk tangan.
"Another side nya Sasha keren. Daridulu masih bikin kagum."
****
#BacotanShaa
tidak se badass itu si, tapi saya bangga sekali nulisnya. ngerasa keren😎 HAHAHAHAtapi yauda lah ya.
karena sdh 3 chap sekaligus, mungkin saya akan jarang up karena kesibukkan uprak. sgt hate😩
tapi sy pengen lulus, jadi mau tdk mau ya hrs dilakukan /tersenyoem pasrah
janlup votement nya, shaprend!
so loph yu❤️
xoxo,
Shaa^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Class Of Absurd [S.2]
Fiksi Remaja[BUDAYAKAN BACA DESKRIPSI!] #ClassSeries [S.2] Halo! selamat datang di SMA Bestari! dimana kamu akan bertemu dan berkenalan dengan murid-murid Absurd dan gila dari kelas tersohor disana. Kamu akan bertemu dengan Sasha; si gadis lempeng minim eskpres...