-Ribut?

48 18 7
                                    

Semua murid terdiam dan saling menatap satu sama lain dengan bingung.

"Gue bilang nggak ya nggak! lo ngeyel amat sih?!" bentak Sasha

"Gue masih bisa nganterin lo, sha! kenapa lo harus ngerepotin kakak lo sendiri?" balas Bagas frustasi

Persahabatan yang selalu akur, aman, dan damai kini sedang mengalami situasi darurat!

Ada apa ini sebenarnya?

"Fungsi kakak emang di repotin! lagian dia sukarela kok!" balas Sasha menatap tajam Bagas.

Bagas mengacak rambutnya frustrasi, "Gue tau. Tapi setidaknya jangan sekarang lo ngerepotinnya! kasian abang lo," lirihnya.

"Berisik! gue pulang bareng dia, titik!" final Sasha kemudian berjalan keluar kelas.

"Bangsat," maki Bagas pelan sambil terduduk.

Tidak ada yang berani menyela pertengkaran si sabuk hitam taekwondo dan si kapten basket kesayangan sekolah itu.

"EH ANJIR! SHAA TUNGGUU!" IMBAZ yang baru sadar ikut berlari keluar kelas, menyusul Sasha yang sudah jauh.

****

"Gue pulang dulu. Wassalam," pamit Sasha datar sambil melihat sekeliling kelas.

Ia tersenyum miring,

Gak niat lo.

"Kasih tau salah gue, please?" tangan kanannya di cekal oleh Bagas dari luar kelas.

Sasha menatap datar Bagas, "Banyak. Kalo gue sebut satu-satu, lebaran nggak selesai-selesai." jawabnya.

Bagas menghela nafas, "Gue minta maaf kalo emang sebanyak itu. Tapi kesalahan gue yang terakhir tolong sebutin. Gue nggak mau kita kaya gini," pinta nya menggenggam tangan Sasha.

"Gue udah bilang, jangan sentuh gue!" Sasha melepaskan genggaman tangan itu secara kasar.

"Sha, pleasee.." Bagas semakin frustrasi.

Sasha berdecih, "Inget-inget kesalahan lo sendiri. Gue males ngomong, Bye." Sasha melenggang pergi.

Meninggalkan Bagas yang sudah muring-muring.

Lio yang melihat itu menghela nafas, menoleh ke arah Mela yang sibuk mengecat kuku Lio dengan warna hitam.

"Mereka kenapa?" tanya nya. Mela mendongak menatap Lio, kemudian menggeleng.

"Sasha belum cerita. Gue sama yang lain nggak bisa nanya ataupun minta kejelasan kalo bukan Sasha yang jelasin sendiri," jawabnya sambil ikut menghela nafas.

"Bagas frustasi amat ampe pacarnya nelpon sama nge spam kaga di peduliin?" sahut Arya sambil membawa ponsel Bagas yang tergeletak di meja ke Lio dan Mela.

Indy berdecak, "Ga sopan lo sat," ucap Indy menjitak kepala Arya.

Bagas melangkah masuk ke kelas dengan lesu, terduduk disamping Zegran.

"Noh, hape lo. Diambil sama si Arya tadi," katanya sambil merampas ponsel Bagas yang berdering di tangan Arya.

"Pacar lo nelpon, Gas." ucap Xavier.

Bagas hanya melirik sekilas ke ponselnya. Tidak berminat mengangkat atau mengambil ponselnya kembali.

"Si Silvya nelpon woy! kasian noh," ucap Bryan ikut menyadarkan Bagas.

Bagas menatap dingin semua nya, "Terus gue harus apa?" tanya nya tidak peduli.

Semua orang melongo, kecuali IMBAZ yang menggelengkan kepala mereka.

"YA LO ANGKAT BEGO! LO MAH, GOBLOK PISAN EUY!" seru mereka.

Bagas mendelik kesal, "Gue lagi nggak mau di ganggu. Biar aja." ucapnya ketus.

Tahu apa yang dirasakan semua orang yang mendengar Bagas bilang seperti itu?

Rasanya, beuh..

Pengen ngelempar Bagas ke sungai Amazon.

"Gue pulang." pamitnya kemudian berlari keluar kelas.

****

"Efek Sasha ampe kaya gini anjir.." Keluh Arya.

"Bagas goblok emang," sahut Zey.

Semua orang memaki-maki Bagas dikarenakan ketidak pekaannya terhadap perasaannya sendiri dan kecerobohannya meninggalkan ponsel di mejanya.

"Sultan beda ya masszeeh~" ucap Zegran dan Xavier tertawa.

"Ga gitu ya walaupun sultan," sahut Bila.

"Lagian Bagas heboh amat. Sasha pulang sama abangnya dia ampe panik." ucap Bryan.

Mela mengerjapkan matanya, "Sasha itu selalu berangkat-pulang kemanapun dan kapanpun sama Bagas. Dia kalo di kasih pilihan pulang sama Abang tersayangnya atau Bagas, dia pasti lebih milih sama Bagas. Lo tau kan maksud gue?" jelas dan tanya nya.

Yang cowo mengangguk, "Oke, lanjut?"

"Kalo lo emang paham, berarti lo ngerti bahwa ada sesuatu yang ngusik Sasha soal Bagas, dan buat Sasha marah." lanjut Mela kemudian mendengus.

"Rumah Sasha sekarang aja kaya lagi dikarantina. Nggak dibolehin siapapun masuk kecuali bang Farzen," sambung Indy.

"Oke. Jadi kesimpulannya Sasha lagi marah sama Bagas, dan Bagas nggak tau salahnya dimana?" tanya Lio.

"Yup. Bagas emang nggak peka kadang," ucap Zey.

"Nih ponsel berisik amat anjing," Zegran menatap sinis ponsel Bagas.

"Jing! 10 panggilan nggak terjawab co!" ucapnya kaget.

"Bagas ngeri anying. Pacarnya ampe di cuekin," kata Xavier.

"Sangking frustrasi nya ama Sasha," kata Lio mendengus geli.

Perasaannya, apa memang Bagas aslinya tidak secinta itu dengan Silvya?

****

#BacotanShaa
haloo!

segini aja dulu, janlup votement syg❤️

xoxo,
shaa

Class Of Absurd [S.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang