-Ngapel

27 4 4
                                        

"Makan siang disini aja, Gue udah masak banyak."

Setelah Farzen mengucapkan hal itu, ia mengecup pelan dahi Sasha, kemudian melangkah pergi dengan langkah gontai.

"Bang Farzen lemes amat, dah. Dia mau kemana, btw?" Zey mengambil 6 set alat makan, kemudian melangkah ke meja makan.

"MAKAN WOY! LAPER, NIH!" Seruan Bila yang keras membuat Indy, Mela, Alya yang berada jauh di ruang tamu berlari balapan untuk sampai duluan.

"JANGAN LARI-LARI GOBLOK! TUMPAH, GUE GOROK PAKE PISO MAU LO PADA?! KALEM DONG ASU!" Zey yang membawa panci berisi sop ayam tepat saat ketiga sejoli itu berlarian, segera meletakkan panci dan menggetok kepala ketiganya dengan spatula.

"Ampun, Suhu!" Seru ketiganya.

Sasha menata alat makan mereka, kemudian duduk dengan lemas.

"Katanya ada kuliah siang dadakan, dosennya mau nikah jadi ditambah jam kuliahnya." Jawab Sasha sambil berdiri, membantu Bila yang membawa piring berisi ayam goreng, perkedel, dan nugget.

"Lagian repot amat ambil jurusan kedokteran yang enam tahun pendidikkannya. Belum lagi nambah tiga tahun di spesialis forensik, beuh, meledak otak gue yang ada." Sahut Zey.

Sasha mengangguk-angguk, "Makanya gue nggak disuruh kuliah." Katanya.

"Halo?" Alya mengangkat telunjuknya di depan bibir, mengkode agar teman-temannya diam.

"Siapa?" Tanya Mela tanpa suara, bersamaan ia mengambil nasi, sop, dan ayam rebus.

"Bang Farzen," Jawab Alya tanpa suara.

"Itu, Suaminya Indy mau kesana. Tadi papasan sama gue."

"Oh, iya. Terus kenapa?"

"Suruh makan bareng kalian. Tadi bunda Senja bawain brownies cokelat juga."

"Siap. Ada lagi ngga?" tanya Alya, sebelum Farzen menutup sambungannya.

"Kalo mau pergi, pamit gue. Udah, gue matiin. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

"Apaan katanya, Al? INDY GUE GEPREK LO YA! BALIKIN NGGAK, NUGGET GUE?!" 

"APAAN SIH? KAN BISA AMBIL LAGI LO NYA! MASIH BANYAK, TUH!"

"TINGGAL DUA KAMPRET! LIHAT NOH, SASHA NGGAK DAPET!"

"Udah, makan jatah gue. Lo berdua diem aja, berisik." Sasha menghela nafas, membuat Indy dan Bila yang sedang ribut jadi damai seketika.

"Tau nih, gatau apa ini lagi makan." Ucap Mela.

Baru saja hendak makan bersama, terdengar suara bel dari depan.

"YUHU~ ASSALAMUALAIKUM, ISTRIKU TERCINTAH!"

*****

"Lo dateng-dateng berisik banget, Ar." Zey mencubit lengan Arya keras, kemudian berjalan meninggalkan keenam lelaki itu.

"Aduh, Yan! Cewek lo nggak nanggung-nanggung anjir nyubitnya. Sakit, cok! nyeri," Keluh Arya sambil mengusap lengan yang dicubit.

"Lebay, lo. Btw ceweknya Reyhan, bukan cewek gue." Balas Bryan datar.

"Oh, ceritanya udah nerima?" Sahut Bagas jahil.

"Berisik." Balas Bryan ogah-ogahan membahas.

"ITU YANG DI DEPAN, MASUK APA NGGAK, SIH?! MAU MAKAN NIH GUE!" Suara kencang Bila membuat keduanya buru-buru melangkah dengan cepat ke ruang makan.

"Sini, ikut makan."

"Bagas, Browniesnya mana?"

"Siapa istri?"

"Elu, bego."

"Bil, lo ngebet banget sih anjir. Ga makan setahun?"

"Bangsat, gue nggak sarapan tadi asu."

"Ini disambut dulu dong, nyonya nyonya besar." Ucap Zegran membuat keributan SIMBAZ berhenti seketika.

"Emang lo siapa harus di sambut?" Ucap Alya dan Indy datar.

"Nyelekit banget omongan calon istri lo, Ar. Hati gue tergores," Keluh Zegran.

Arya tidak menghiraukan, ia menghampiri Indy yang kini makan di suapi oleh Sasha. Ia hanya diam memperhatikan, hingga awalnya Sasha yang tidak sadar, lama-lama notice juga.

"Apa? Mau nyuapin Indy juga? Sini, pegel gue dia ngunyah lama banget kaya siput." Ucap Sasha jahil, membuat Indy yang ribut dengan Mela seketika menoleh ke belakangnya.

"Ngapain lo?" tanya Indy sambil mepet ke Sasha.

Arya tersenyum lebar, "Merhatiin calon istri yang lagi makan," Jawabnya langsung.

"A-apaansih? lebay banget?!" Sewot Indy.

Mela tertawa, "Yaelah, Ndy, mau nikah nih nggak lama. Masiih aja tsundere," godanya.

Sasha memberikan mangkok yang berisi makanan Indy ke Arya. "Nih, suapin. Gue mau nyamper Bagas dulu yang ribut sama Lio." Sasha pergi tanpa mendengar jawaban Arya. Sedangkan lelaki itu sibuk menggoda Indy sambil menyuapi gadis itu yang ogah-ogahan. Malu-malu tapi mau, aslinya.

"Makan aja cantik banget. Mau gue nikahin besok, nggak?"

"SINTING!"

****

"Denial banget lo sama perasaan lo sendiri, Yo."

"Padahal dulu lo sering ngatain gue, katanya gue nggak peka."

"Lio emang dasarnya agak brengsek, sih." Sasha datang ke ruang TV dimana hanya ada Lio dan Bagas yang berbincang berdua.

"Nggak makan?" Tanya Sasha pada dua sejoli yang seperti kepergok berzina. Syok banget kayanya.

"Kok gue brengsek, Sha?" Tanya Lio setelah sadar.

"Gue mau browniesnya, Bagas. Btw Li, Mela di taksir orang. Temennya Reyhan." Sasha bersandar pada Bagas yang langsung memeluknya erat.

Lio terkesiap, tiba-tiba merasa kesal. "Serius...?"

Sasha mengangguk, "Kalo lo mau hilang kesempatan, nggak apa-apa sih. Ganteng juga lagian." Ucap Sasha santai, yang dibalas respon Lio yang seketika merasa panik.

"Nggak boleh gitu, Asha." Ucap Bagas sambil mengusak kedua hidung mereka karena gemas.

"Hnggg, kalian kesini kenapa?" Tanya Sasha akhirnya setelah ingat tujuannya mencari Bagas.

"Arya mau ngapel, katanya. Sama kangen juga," Balas Bagas sambil mengecupi rambut Sasha.

"Dasar bucin."

Tidak tahu ejekan itu untuk siapa, yang jelas, memang dari dulu Bagas dan Arya emang bucin-able.

Ngaca, Sana!

****

#BacotanShaa

yuhuuu Arya bucin istri yaa HAHAHA

janlup votementnya syg<3!

lopyu!

hueueueue,Shaa

Class Of Absurd [S.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang