-cerita dibalik Basha

51 18 8
                                    

"Family-zone lebih ribet ya anjir daripada prenjon." ucap Nesya sambil mendengus.

"Siapa?" tanya Sasha.

"Elo, bego." balas Alya sambil menampol pelan kepala Sasha.

"Sakit, bego. Kalo gue jadi goblok, lo yang ngerjain tugas gue ya!" ucap Sasha tajam sambil mengelus pelan rambut nya.

"Sabar ya sha," hibur Kiara.

Sasha mendelik, "Gue nggak pemelijon. Jadi nggak usah ngasihanin gue, korban prenjon." ucapnya kejam.

"Ya Allah sha, hati mungiel gue tersakiti.." duo kembar, Kiara Zey langsung mengelus dadanya.

Sasha merotasikan bola matanya malas, "Gue ngantuk. Ngga usah ngelantur aneh-aneh. Gue nggak suka Bagas dan Bagas nggak suka gue. Ngerti?" ucapnya sambil bersandar ke dinding kelas.

"Lo bilang kemarin nyaman, nyaman sama dengan suka." ucap Abel membuat Sasha tersentak.

"Gue bilang misal." balas Sasha sinis.

Almara memiringkan kepalanya, "Perasaan nggak bilang misal deh," ujarnya.

"Iya, Sasha nggak bilang misal kok!"

"Tuh, Sha!" kompor Aira.

"Ribet ya kalian. Kalaupun ngga ada, ntar gue suruh authornya nambahin. Ribet," final Sasha kembali memejamkan matanya.

"Anjir kece amat punya koneksi pribadi sama author," kata Nesya.

"Tapi gue kepo, Bagas sama Sasha gimana bisa kenal?" tanya Tya.

Sasha yang nggak benar-benar tidur, akhirnya membuka matanya. Setelah itu menghela nafas, "Panjang. Kalian mau denger?" tanya nya.

Semua menganguk, termasuk IMBAZ yang juga kepo dengan awal mula mereka bertemu hingga bersahabat.

"Agak lucu, dengerin baik-baik karena gue nggak suka ngulang." ucap Sasha lagi yang di anguki semua orang.

"Jadi.."

****

7 tahun yang lalu..

"Ayah sama bunda ngapain sih? Bagas lagi sibuk ngerjain PR!" Bagas berumur 10 tahun itu melempar pensil nya.

"Kamu ini! ayo dong anterin ke rumah depan sana!" sang bunda sedang membujuk ayahnya yang duduk santai di sofa.

"Ahah capek bunda, bunda ajaa!" sang Ayah menolak dengan lembut, namun justru membuat sang ibunda cemberut

"Ah kamu nggak asik! bunda ini sungkan! ayah kan pernah ngobrol sama kepala keluarga sana!" kesal bunda nya.

"Suruh Bagas aja," usul sang Ayah

"Bagas nggak mau." sahut Bagas yang menguping dengan wajah yang datar.

"Bagas ganteng anak bunda, tolong ya? pliis! nanti bunda bikinin jajanan basah kesukaan kamu!" pinta sang bunda yang membuat Bagas kasian.

"Ya udah mana sini," final Bagas setelah menghela nafas.

bunda nya pun memeluknya erat, "Yeay makasi! hati-hati ya sayang! rumahnya di depan rumah kita kok! eh, dua rumah setelah kita maksudnya hihi!" pesan bunda nya.

"Iya. Bagas berangkat," pamit Bagas keluar rumah.

****

"Assalamualaikum!" Bagas sudah berteriak yang kedua kali nya. Ia mulai lelah dan emosi.

"Ini orangnya budeg apa gimana sih?" keluhnya sambil jongkok di pagar rumah tersebut.

"Seenaknya aja kalo ngomong," suara anak kecil perempuan dari dalam pagar menyahutinya.

"Ngapain kesini?" tanya gadis kecil itu. Bagas tidak menjawab, ia hanya terdiam menatap gadis kecil manis dan menggemaskan itu.

"Hoy! cepetan! aku mau masuk rumah!" serunya kembali menyadarkan Bagas.

"Ah, itu, bunda nyuruh aku ngasih kamu ini," Bagas menyerahkan paperbag itu ke gadis kecil di depannya.

Gadis itu menerimanya, kemudian terdiam menatap kosong paperbag ditangannya.

"Orang tua kita saling kenal ya?" tanya gadis kecil itu akhirnya.

Bagas menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Mungkin? aku juga nggak tahu." jawab nya.

"Aku Natasha. Kamu bisa panggil aku Sasha. Nama kamu?" gadis kecil itu memperkenalkan diri.

"Aku Bagas," balas Bagas singkat. Gadis itu terlihat tersenyum kecil.

"Masuk sini! kita main!" ajak Sasha membuka kan pintu pagarnya dan menarik Bagas masuk ke halaman depan rumahnya.

"Eh tapi.."

"Rumahku kosong kok. Aku cuma tinggal berdua sama bang Farzen," Sasha tersenyum kecil sambil menatap Bagas.

"Ah, gitu.." balas Bagas seadanya. Ia bingung.

Mungkin brokenhome?- batin Bagas.

"He'em. Mama sama papa sibuk sama kerjaan masing-masing. Sekalinya dirumah bertengkar mulu. Bang Farzen bilang ,kalo terus-terusan tinggal bareng, mental aku jadi rusak. Aku nggak terlalu ngerti sih. Tapi aku nurut aja deh sama abang." lanjutnya dan jelasnya seolah mengerti apa yang di pikirkan Bagas.

"Maaf, sha.." ucap Bagas meringis tidak enak.

Sasha menggeleng, mempertahankan senyuman manisnya, "Hehe, nggak papa kok. Kan, aku yang cerita sendiri?" ucapnya.

Sekali lagi, Bagas terpana.

Tiba-tiba Sasha menyodorkan tangan kecilnya, "Mau bersahabat? rumah kita kan, dekat! aku nggak punya teman disini." ajaknya.

Bagas menatap tangan itu sebentar, setelah itu menatap Sasha yang setia menunggunya.

Bagas tersenyum, "Tentu. Ayo bersahabat!"

****

"Wanjas lucu juga!" puji Bila yang di anguki semua orang.

"Eh tapi cuma gitu doang?" tanya Mela penasaran.

Sasha menggeleng, "Nggak. Tapi gue udah ngantuk berat plus males ngomong. Segitu aja ya, dadah." Sasha memejamkan matanya.

Dan dengan cepat langsung tertidur.

"YAELAH SASHAAA!"

****

#BacotanShaa
hihi, segini dulu deh.

janlup votement ❤️

xoxo,
shaa

Class Of Absurd [S.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang