-Special part; SIMBAZ w/BBLAXZ

53 18 5
                                    

"Hari ini, kita dapet perpindahan dari anak kelas sebelah. Ayo sini perkenalan!" Bu Sri, wali kelas 4C, tersenyum sambil menunduk menatap lelaki mungil dengan paras korea dan tatapan datar.

"Aku Bagas Algara. Anak 4B, salam kenal semua." ucapnya sambil tersenyum tipis.

Sasha mendongak, menatap Bagas dengan tatapan terkejut. "Kok?" tanya nya sambil bergumam.

Sedangkan Bagas yang memang sedari tadi memusatkan pandangannya ke gadis mungil yang dua hari yang lalu menjadi sahabat baiknya itu membalas dengan tatapan hangat dan tersenyum tipis.

"Nah Bagas, kamu bebas duduk bersama siapa aja!" suara Bu sri mengintrupsi, membuat Bagas mengangguk dan tanpa ragu..

Memilih duduk dengan Sasha yang bangku sebelahnya kosong.

"Asha!" sapa Bagas sambil menunjukkan deretan gigi kecilnya.

Sasha tidak membalas sapaan hangat Bagas, ia hanya mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, "Kenapa disini?" tanya nya setelah terdiam.

Bagas tersenyum, "Kata bunda, aku harus jaga kamu! Jadi aku pindah kelas biar bisa jagain kamu lebih lama dan lebih gampang!" jelasnya.

Sasha mengerjapkan matanya lagi.

Ia bingung, haruskah ia senang atau sedih?

Setelahnya, pelajaran di langsungkan dengan khidmat bagi beberapa anak. Sasha menghabiskan waktu belajarnya dengan sedikit bingung dan tidak nyaman. Sedangkan Bagas menghabiskan waktunya menatap gadis kecil disampingnya dengan perasaan senang.

"Aku bakal jagain kamu, Natasha!" bisiknya.

****

Waktu istirahat tiba, Sasha tetap melanjutkan tidurnya yang tertunda dan dengan lemas.

Tapi ia terusik kala suara tas dan suara seperti membuka tutup wadah yang terdengar disebelahnya.

"Nggak makan? Bunda bawain kamu bekal yang sama kaya aku!" tanya Bagas riang yang dibalas tatapan lempeng dari Sasha.

"Nggak laper. Tapi makasih," Sasha menerima bekal yang Bagas sodorkan dengan hati yang sedikit tersentil.

"Mama pernah bawain aku bekal nggak ya?" gumamnya tanpa sadar. Ia membuka perlahan kotak makan itu. Terlihat cantik dan enak. Makanan favoritnya pula.

Mengambil stau sendok dan, "Enak. Mirip mama." pujinya sambil tersenyum.

Bagas terdiam menatap Sasha yang asik memakan bekalnya perlahan. Menatap bagaimana gadis itu makan dengan senyuman yang tidak luntur dan buliran air dari matanya jatuh perlahan-lahan.

Hatinya sedikit tercubit. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis rapuh yang menutup akses dunia untuk masuk ke hidupnya?

"NATAAAAAASHA! YUHUUU WE ARE BACK TEMAN!" suara cempreng itu mengalihkan atensi Sasha dan Bagas.

Terlihat dua gadis berkuncir kuda. Satunya acak-acakan dan satunya rapih. Terlihat satu menggerai rambut pendeknya dengan hiasan bando, satunya tergerai polos. Dan satunya mengkepang rambutnya menjadi dua.

Bagas menatap Sasha bermaksud bertanya siapa, tapi Sasha hanya menatap segerombolan gadis kecil itu dengan senyuman yang makin lebar.

"yaampun nataa! Kamu tau nggak? Kita diomelin habis-habisan tauu sama guru BK! Nyebelin amat! Kan kita membela kebenaran! Masa dihukum?! Mentang-mentang anak kaya jadi dibela! Aku sumpahin semoga kena karma! Eh gaboleh gitu astaghfirullah," gadis dengan dua kepang itu terus nyerocos Panjang x lebar sambil membuka bekal makan siangnya.

Yang lain hanya menganguk-nganguk menyetujui.

"INDY! MELA! BILA! ALYA! ZEY! KALIAN DIPANGGIL GURU AGAMAA!" suara lain mengintupsi, membuat kelima orang tadi berdecak.

"BARU MAKAN! DASAR! Yaudah deng, Bagas kan ya? Dadah Sasha sama Bagas! Pamit duluan ya. Bu Eka manggil nih buat ngasih hukuman. Bubay!" mereka berlima dengan kompak berlari keluar kelas.

Bagas dan Sasha yang sedari tadi diam, kini menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh kecil.

"Mereka siapa?" tanya Bagas akhirnya. Sasha mendongak mentap Bagas, kemudian membuang pandangannya ragu, "Teman dekat..mungkin?".

Mengangkat satu alisnya, "Kenapa mungkin?" tanya nya lagi.

Sasha mengangkat kedua bahunya, kemudian bersenandung ria, "Temen baik? Mereka satu-satunya yang bisa bertahan sama aku disaat aku menolak dengan keras orang-orang asing buat masuk ke diri aku. Bisa dibilang,,,mereka termasuk bagian terpenting dari aku." jelasnya, buat Bagas tersenyum.

****

"Jadi kamu nggak bener-bener sendiri?" tanya Bagas dberjalan disamping Sasha. Sasha menoleh kea rah Bagas, kemudian memiringkan kepalanya berpikir, "Tanpa mereka dan kamu, kayanya aku bakal sendiri." jawabnya.

Bagas tersenyum senang, "Aku bakal selalu disini, Asha!" katanya berteriak. Sasha meringis, kemudian melambaikan tangannya, "Duluan. Aku gabung sama mereka ya, kamu cari temen," pamitnya dan berjalan kea rah IMBAZ.

Bagas menganguk dan membalas lambaian tangan itu, kemudian tersenyum dan berbalik arah. Duduk dipinggir lapangan, membenarkan sepatu.

"BAGAS! KAMU PINDAH NGGA AJAK-AJAK YA!" Suara itu membuat Bagas mendongak.

Terlihat 1 orang anak laki-laki yang berasal dari kelas B, 4 lainnya berasal dari kelas C yang memang akrab sejak dulu dengan Bagas berlarian bersama menghampiri Bagas.

"Sorry, aku harus jagain princess." katanya sedikit datar. Suaranya agak berubah.

"Nggak asik! Besok minta mama ah buat pindah juga!" seru teman sekelas Bagas atau, Lioner.

"Selamat datang di C, Bagas!" sambut Arya, Bryan, Zegran dan Xavier.

Bagas hanya menganguk. Mereka pun berjalan bersama untuk melaksanakan bersama untuk melaksanakan maple penjas bersama

****

#bacotanshaa

ini part flashback ya shay><

enjoy pls! votement<3

xoxo,

shaa^^

Class Of Absurd [S.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang