-Restu

49 17 6
                                    

+62 225xxxxxxxxx
Hai shaa

(read)

Sasha mengerutkan kening, tidak merasa kenal dengan nomor yang memberinya pesan siang-siang seperti ini.

"Kenapa sha?" tanya Arya yang kebetulan sedang duduk di bangku Zey. Ia menatap bingung Sasha karena Sasha yang wajahnya datar tiba-tiba mengkerutkan keningnya.

"Apanya?" tanya Sasha balik dengan wajah lempeng.

Arya mengerjapkan mata, "Hape lo?" tanya nya ragu. Sasha menatap ponselnya, "Oh. Ada orang ngechat gue tapi gue nggak kenal," jawab Sasha ingin mendelete nomor tersebut.

+62 225xxxxxxxxx
|eeh, jangan di block atau di delete dulu! ini gue, Vya.

vya sp?|

|Silvya, dari Bintang Kejora..

oh,|
trs?|

|em, boleh ketemuan nggak pulsek
nanti? gue mau ngomong sesuatu
sama lo

gue lg mshn sm bagas|

|eh, nggak perlu Bagas kok.
kita berdua ajaa^^

oh, ydh|
mau ktm dmn? jgn jauh²|

|di cafe last night aja yaa

ok|
(read)

Sasha mematikan ponselnya, kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Mau gue anterin?" tanya Arya. Sasha langsung menatap tajam Arya, "Ngintip lo?" tanya nya.

"Yaelah shaa, nggak sengaja kali. Lo di tanyain malah diem. Kan, kepo!" jelas Arya sambil cemberut.

Sasha memutar rotasi bola matanya malas, "Terserah lo aja." jawab Sasha kemudian beranjak menghampiri Zey yang gabrut.

galau brutal, HAHAHA

"Lah Sasha jawab yang mana jir.." Arya meringis.

Sasha nggak jelas!

****

"SHA!"

Sasha menoleh dengan malas di parkiran sekolah, melihat Arya yang ngos-ngosan.

"Cepetan ogeb!" dengus Sasha.

"Ya ampun Sha! kasihanin gue dikit kek! gue kira lo nggak jadi gue anter!" jelas Arya sambil mengambil botol mineral yang diberikan Sasha.

"Bego-bego," gumam Sasha sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ayo cepet. Kalo lo lama, kasih aja kuncinya. Gue bisa naik motor." tawar Sasha datar sambil memberi gestur meminta.

Arya dengan cepat menggeleng, "Bisa mati gue kalo lo kenapa-napa, Sha. Udah sini ayo gas sama dede!" ajaknya riang.

"Bocil amat dah lo. Pantes sama Indy," ucap Sasha sambil tersenyum kecil.

Arya yang minum lagi pun tersedak, "Ohok ohok! asu sakit co!" makinya sambil menepuk-nepuk dadanya.

Sasha hanya menggelengkan kepalanya.

****

Arya menurunkan Sasha didepan pintu Cafe Last Night. Mengambil helm yang di pakai Sasha, kemudian menatap cemas gadis lempeng didepannya.

"Nggak mau gue tungguin nih? takut ada adegan jambak-jambak an nih gue," tanya Arya yang dibalas dengusan kecil oleh Sasha.

"Nggak akan. Gue nggak sebocil itu. Lagian buat apa? Nggak penting amat," balas Sasha sambil merapikan poni nya.

"Ya udah deh ya. Ntar kalo ada apa-apa hubungin gue aja, gue disekitar sini." pamit Arya sambil menyengir lebar.

Sasha menatap Arya bingung, "Ngapain lo disekitar sini?" tanya nya, Arya hanya mengangkat kedua bahunya.

"Dadah kakak!" serunya sambil berjalan pergi dan tertawa.

Sasha menatap aneh Arya, namun sebuah senyuman kecil terbit di bibirnya, "Bocah prik,"

****

"Tudep aja Sil, gue nggak suka rame." ucap Sasha dengan datar.

Silvya, gadis itu dengan anggun duduk. Wajahnya sedikit kikuk, walau tetap tersenyum riang.

"Behehe, gue denger dari Bagas, kalian lagi bertengkar. Kalo boleh tau kenapa?" tanya nya. Sasha menatap malas pemandangan dari jendela luar.

"Dia nggak ngenalin lo ke gue. Dan gue benci itu. Artinya dia nggak jujur sama gue" jelas Sasha sambil setengah menguap.

Silvya terlihat mengangguk-ngangguk, "Gitu yaa.." gumamnya.

Keduanya terdiam, kemudian Silvya mengeluarkan sesuatu dari bawah meja.

Sebuah keranjang yang penuh cookies cokelat dan cupcakes.

"Em, gue minta maaf mewakili Bagas ya? selama 4 hari ini dia sedih banget sampe ngga bales chat gue. Gue denger lo suka makanan manis, kebetulan nenek gue punya toko. Semoga cocok yaa," ucapnya penuh harap sambil mendorong keranjang itu ke arah Sasha.

Mata Sasha langsung berbinar, ia menarik keranjang itu dan tersenyum senang, "Oke! thank u yaa! lo dapet restu dari gue!" ucapnya riang.

Silvya ikut tersenyum senang, raut wajahnya terlihat lega sekali.

"Thank u shaa! semoga kita jadi temen baik!" katanya sambil mengulurkan tangan.

Sasha tersenyum, menjabat tangan itu, "Hmmq, oke!"

****

"Jadi, Silvya ngajak lo ngapain didalem sana?" Arya memakaikan helm Sasha ke kepala gadis itu dengan lembut.

Sasha sudah setengah sadar soalnya, ngantuk.

"Oh? dia? minta restu dari gue buat hubungan nya sama Bagas," jawab Sasha dengan lirih.

"Shaa jangan sleep!" ucap Arya setengah berteriak membuat kesadaran Sasha langsung kembali.

"Berisik, onta!"

Dan akhirnya, Arya harus berkali-kali berteriak membangunkan Sasha yang nyaris tertidur dan oleng.

Kan dia nggak mau mati muda ditangan Bagas, si kapten Basket + atlet taekwondo.

****

#BacotanShaa
double up! kalo mood, bakal triple hehe<3

janlup votement ❤️

xoxo,
shaa

Class Of Absurd [S.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang