Part 25

95K 8.7K 1.2K
                                    

Arin : Dam, udah pulang blm?

Adam : Lagi otw parkiran. Mau bareng?

Arin : Iyaaaa.

Adam : Kantor lo jauh

Arin : Ih, sombong amat mentang2 udah pindah kantor

Adam : Yaudah, cari pinjeman helm deh. Gue cuma bawa helm satu.

Arin : Okayy

Arin bergegas merapikan barang-barangnya, untuk bersiap menunggu Adam di lobby gedung kantornya. Hari ini ia tidak membawa mobil, lantaran tadi pagi diantar Bian. Namun, Bian juga ada jadwal lembur, jadi tak bisa menjemputnya.

Merepotkan Adam adalah solusi terbaik yang Arin tempuh.

Sekitar dua puluh menit Arin menunggu, hingga Adam menelpon untuk memberitahu bahwa ia sudah di depan. Arin pun bergegas menghampiri Adam.

"Dam, helmnya tukeran yuk." Arin menyodorkan helm hasil pinjamannya itu pada Adam.

"Loh, kenapa?"

"Bau, Dam! Rambut gue baru creambath tadi siang." Arin mengibaskan rambutnya ke arah Adam. "Tuh, masih semerbak 'kan wanginya?"

Adam berdecak melihat ulah Arin. Ia pun membuka helm yang digunakannya.

"Lo bukannya kerja? Kok bisa siang-siang creambath?" Adam menyodorkan helm yang digunakannya, lalu mengambil helm yang dibawa Arin.

Arin segera naik ke boncengan motor Adam, setelah menggunakan helm milik lelaki itu.

"Abis ketemu klien, tapi dianya lagi nyalon. Jadi gue diajak sekalian deh."

Motor Adam pun berlalu dari kawasan kantor Arin, berbaur dengan kendaraan lain di jalan raya.

Arin merapatkan tubuhnya seraya melingkarkan tangannya di pinggang Adam. Ia jadi teringat akan Bian, yang pasti akan heboh jika melihat hal ini.

"Lo semalem nginep di mana, Rin?" tanya Adam, mengingat semalam Arin tidak pulang ke rumah.

"Tempat Bian."

"Oh, lo udah baikan sama Bian?" tanya Adam.

Arin mengangguk, yang mana terasa di bahu Adam karena kepala wanita itu bersandar di sana.

"Yang bales chat gue, Bian ya?" Adam bertanya lagi, saat mengingat kejadian semalam.

Sampai pukul sebelas malam, Arin masih belum pulang. Arin juga sama sekali tidak memberinya kabar. Di tambah lagi, Arin tidak membawa mobil. Kan bahaya jika Arin naik kendaraan umum malam-malam.

Saat itu lah Adam berusaha mengirim pesan pada Arin, untuk menanyakan keberadaan wanita itu.

Adam : Rin, lo dimana? Kok blm pulang?

Adam : Lo pulang gak sih? Nginep di luar?

Adam : Kalo mau balik kabarin gue ya, biar gue jemput.

Adam : Udah malem soalnya. Lo juga gak bawa mobil.

Tak lama setelahnya, muncul jawaban singkat dari Arin.

Arin : Gak usah.

Adam : Lo pulang gak?

Arin : Gak.

Dari situ Adam tidak mengirimkan pesan apa pun lagi, karena menyadari bahwa itu bukan ketikan Arin. Ia hanya berusaha menebak bahwa saat ini Arin sedang bersama Bian, yang mana sejak kejadian kali terakhir, tampak jelas tidak menyukai kehadirannya.

FriendhomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang