Adam : Sayang, aku udah sampe ya
Adam : Kamu udah di mana?
Nesya menatap pesan tersebut selama beberapa detik. Ia tak langsung membalas, melainkan sibuk untuk mengatur pernapasannya yang sedang tidak baik-baik saja.
Wanita itu kembali menatap cermin besar di hadapannya. Penampilannya sudah rapi, menggunakan dress selutut serta make up tipis yang biasa ia aplikasikan untuk pergi bersama Adam. Ia bahkan sudah menggantungkan handbag di bahunya, lengkap dengan high heels yang mempercantik kaki jenjangnya.
Namun, kakinya seolah tak sanggup untuk melangkah keluar dari kamar. Ia sudah berkali-kali menggapai gagang pintu, lalu mengurungkan niatnya lagi. Hingga yang terjadi, wanita itu masih belum bergerak dari kamarnya sejak dua jam yang lalu.
Nesya teringat saat beberapa hari lalu Adam mengirimkan pesan untuknya, setelah tiga minggu berlalu dan Adam menuruti permintaannya untuk tidak mengganggu Nesya sejenak jika lelaki itu belum bisa menyelesaikan permasalahannya.
Adam : Hey, sweety. How are you?
Adam : Minggu ini ketemu yuk, aku mau ngasih tau sesuatu
Nesya : Good
Nesya : Boleh, aku juga mau ngasih tau sesuatu
Dari pesan tersebut, Nesya sudah bisa menebak bahwa Adam sudah mendapatkan pekerjaan. Sesuai dengan permintaannya, Adam menepati hal tersebut dengan terbukti tidak mengganggunya sama sekali. Maka, jika Adam sudah mengirimkan pesan tersebut, pertanda kekasihnya itu sudah mendapatkan pekerjaan lagi.
Nesya memang percaya, Adam tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan. Ia bersyukur akan hal tersebut, tapi perasaannya kini sepenuhnya kacau.
Nesya mengambil ponselnya yang tadi ia lemparkan ke kasur, saat tangannya tak sanggup untuk mengetikkan balasan atas pesan Adam. Ia menarik napasnya panjang-panjang, berusaha untuk menenangkan perasaannya, lalu mulai mengetikkan balasan pesan tersebut.
Nesya : Aku baru mau jalan
Ia tidak bohong, sejak dua jam yang lalu juga Nesya sudah mau jalan. Namun, kakinya justru terasa berat. Ia menolak untuk dijemput Adam, dan mengatakan untuk berangkat sendiri. Hasilnya, Nesya malah kesulitan untuk sekadar melangkah ke luar kamar.
Nesya memutar tubuhnya, lalu melangkahkan kakinya lagi menuju pintu. Tangannya kembali menggapai gagang pintu kamarnya, tapi seluruh tenaganya seolah tak mampu untuk sekadar membuka benda tersebut.
Setelah keluar dari sini, ia akan berangkat untuk menemui Adam. Lelaki itu akan kembali tersenyum padanya, untuk memberitahukan kabar baik yang akan dibagi dengannya. Sementara tujuan Nesya bertemu dengan Adam, justru untuk memberitahukan hal yang akan menyakiti lelaki itu.
Tubuh Nesya merosot ke lantai. Ia tidak sanggup menemui Adam. Ia tidak akan mampu menatap wajah itu, saat serentetan kalimat akan keluar dari mulutnya untuk menghancurkan seluruh harap yang dibawa lelaki itu saat menemuinya.
Nesya tidak keluar dari kamarnya sama sekali. Wanita itu menangis karena tak sanggup untuk melakukan apa pun. Ia menangis karena harus berakhir dengan menyakiti lelaki yang selama ini dicintainya, hingga berusaha mati-matian untuk terus bertahan bersama Adam, meski nyaris semua orang mengatakan hubungannya dengan Adam tidak akan berujung dengan indah karena serentetan permasalahan yang selama ini mereka hadapi.
***
Dua jam sudah berlalu. Nesya masih belum juga datang.
Adam kembali menoleh ke pintu masuk restoran, berharap menemukan Nesya dari banyaknya pengunjung yang silih berganti memasuki restoran ini. Namun, sejak dua jam yang lalu Nesya membalas pesannya dan mengatakan akan jalan, wanita itu tak kunjung tiba.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendhome
RomansaArin gak suka tinggal di apartemen, gara-gara kartu aksesnya sering hilang dan harus bayar denda setiap kali membuat laporan untuk pergantian kartu. Arin juga gak suka tinggal di kos-kosan. Sempit dan sumpek. Sebesar-besarnya kamar kos, tetap aja c...