Part 2

141K 9.7K 580
                                    

Cerita ini akan update setiap hari ya! Setelah selesai repost akan langsung lanjut gass sampai tamat!

————

Suasana mall di Senin siang tampak sepi. Tak banyak pengunjung yang berlalu lalang, karena saat ini merupakan jam kerja.

As If It's Your Last Easy dari Black Pink terdengar memenuhi area mall, membuat beberapa pengunjung yang mendengarnya turut bersenandung mengikuti musik dari salah satu girl group kenamaan asal Negeri Ginseng itu.

Arin menggandeng lengan Adam, lalu mengajaknya untuk memasuki salah satu toko furniture yang berada di sampingnya. Sesuai dengan rencana kemarin, tujuannya hari ini adalah membeli tempat tidur dan televisi. Maka, tanpa membuang waktu untuk berkeliling mall, wanita itu segera melangkah ke tempat tujuan utamanya hari ini.

"Abis ini makan apa ya, Dam? Pokoknya gue mau makan yang enak-enak," kata Arin seraya mengamati beberapa furniture yang ia lewati, untuk menuju ke bagian tempat tidur.

"KFC?"

"Ih, Adam!" Arin seketika menoleh ke sampingnya, melotot dengan gemas.

"KFC enak, Rin."

"Yang fancy dikit, kek! Pengeluaran lo bulan ini belom ada sejuta, Dam! Ayok habiskan!"

"Kok lo hafal pengeluaran bulanan gue sih?" Adam menatap Arin heran, yang sialnya memang benar. Ia cukup teliti memperhitungkan pengeluaran setiap bulannya, hingga mengingat sudah berapa pengeluarannya bulan ini.

"Biar lo gak banyak alesan kalo gue ajak foya-foya."

"Iya-iya, gue ngikut deh. Masih belum makan shabu-shabu dari kemarin?"

Arin menggeleng. "Shaburi, ya?"

Adam mengangguk pasrah. "Iya, Arin."

Arin pun semakin bersemangat untuk menuntaskan keperluannya di tempat ini, agar bisa segera makan menikmati makan siangnya. Ia berjalan menuju salah satu kasur yang menarik perhatiannya, lalu bertanya beberapa hal pada seorang petugas yang berjaga di sana.

Sebenarnya, gaji Adam itu lumayan besar, tepatnya lebih besar dari Arin. Dari ukuran perusahaannya saja sudah beda, Adam bekerja di salah satu bank yang cukup ternama melalui program manajemen trainee – yang waktu itu Arin tidak lolos – sementara Arin, bekerja sebagai bagian legal di kantor notaris.

Beberapa bulan yang lalu, Adam tidak seperhitungan sekarang. Seketika keadaan finansial Adam berubah sejak mengatakan bahwa pacarnya meminta untuk menikah. Tepatnya, pacarnya dituntut oleh keluarganya untuk segera menikah, karena adik pacarnya yang ingin segera menikah, sehingga mengharuskan Nesya untuk menikah lebih dulu agar tidak dilangkah.

Arin masih ingat, saat itu mereka sempat ribut membahas keputusan Adam untuk menikah ini secara tiba-tiba. Ia menganggap hal tersebut toxic, karena menikah itu keputusan dua belah pihak yang bersangkutan, bukan atas dasar tuntutan orang tua atau society yang mengharuskan mereka segera menikah.

Belum lagi kebutuhan finansial yang harus terpenuhi dalam waktu singkat, dikira Adam ini anak sultan yang bisa menggelontorkan uang dalam jumlah besar dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso saja gagal membuat seribu candi dalam waktu semalam.

"Gue 'kan gak mau nikah besok juga, Rin. Ini baru obrolan kok, intinya Nesya mau hubungan ini mulai dibawa ke arah yang serius," jelas Adam saat itu, ketika Arin merasa bahwa rencana menikah yang tidak wajar itu.

Perumusan menikah di mana pihak lelaki yang melamar wanita saja tidak ada, malah pihak wanita yang memaksa ingin dinikahi.

Arin tidak akan sekesal ini jika memang Adam yang sudah siap untuk menikah, atas dasar keinginan hatinya, juga matang secara finansial. Tidak sampai menyiksa diri sendiri untuk menyisihkan gajinya secara gila-gilaan demi target di bawah deadline itu.

FriendhomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang