Arin gak suka tinggal di apartemen, gara-gara kartu aksesnya sering hilang dan harus bayar denda setiap kali membuat laporan untuk pergantian kartu.
Arin juga gak suka tinggal di kos-kosan. Sempit dan sumpek. Sebesar-besarnya kamar kos, tetap aja c...
Iklan dulu di atas, biar yg gak suka baca author note mau gak mau pasti baca! baca ceritaku tentang Rafka dan Mone juga yuk, yang waktu itu pernah jadi paid stories tapi saat ini sedang aku repost dan bisa dibaca kembali secara gratis!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinopsis :
"Mon, kamu inget kejadian semalem?" tanya Rafka memastikan.
"Ehm, iya ... terus?"
"Terus?" Rafka menaikan volume suaranya, mengulang ucapan Mone. Ia tidak mengerti dengan jawaban Mone. Mengapa Mone bisa sesantai itu jika dia mengingatnya?
"Ah, I got it! Kamu gak usah khawatir, ini bukan masa subur aku kok, jadi aku gak akan hamil."
Setelah delapan tahun menghilang, Mone kembali muncul dalam hidup Rafka. Pada pertemuan pertama mereka kembali, terjadi sebuah insiden yang tidak disengaja. Mone tidur dengan Rafka. Saat Rafka terkejut setengah mati, Mone justru tampak santai menghadapinya.
Mantan kekasihnya sudah tidak seperti dulu, dan Rafka tidak baik-baik saja akan hal itu. Terlebih saat mengetahui bahwa kini Mone menjalin hubungan dengan kakak tirinya sendiri yang sudah memiliki istri dan anak.
***
"Arin, bangun! Katanya pagi-pagi mau mau foto di kolam renang. Ini udah jam tujuh."
Arin menggeliat pelan, saat merasakan tangan Adam yang mengguncang bahunya untuk membangunkannya yang masih tertidur. Matanya terbuka sedikit, lalu melihat sosok Adam yang hanya menggunakan celana pendek dan sudah bertelanjang dada, karena sudah siap untuk menceburkan diri ke kolam renang.
"Ya ampun, Adam! Kita semalem abis ngapain? Kenapa lo nggak pake baju?" Arin yang baru bangun tidur, seketika heboh seraya menarik selimutnya sendiri.
Adam berdecak pelan, lalu mengembalikan pertanyaan Arin. "Emang lo nggak inget?"
"Inget lah. Lo nggak tahan tidur bareng gue sampe pindah ke sofa."
"Sialan lo!"
Arin tertawa, saat melihat Adam yang ingin sok membuatnya panik, justru malah tertangkap basah menghindarinya saat semalam.
"Terus gimana, Dam?" tanya Arin.
"Apanya yang gimana?"
"Gimana tidurin dedeknya lagi?"
Adam melotot menatap Arin yang bertanya hal-hal yang semakin frontal.
"Nggak usah nanya aneh-aneh! Cepetan lo ganti baju, mumpung langitnya masih bagus kalo mau foto-foto."
Arin tertawa geli saat melihat Adam menghindari pembahasan tersebut, seraya lelaki itu berdiri dan keluar dari kamar.
"Gue tunggu di luar, mau stretching dulu," kata Adam. "Jangan lama-lama!"