Suara mesin motor berbodi besar, terdengar jelas dari kamar Adam yang terletak di lantai dua.
Adam melirik jendela kamarnya, lalu melihat ke bawah. Di sana ada Arin yang baru turun dari boncengan motor seorang lelaki yang belum diketahui Adam.
Jadi, teman-teman kantor yang dimaksud Arin tadi hanya satu orang?
Arin melambaikan tangannya pada lelaki itu, lalu mulai memasuki rumah.
Adam segera keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga untuk menemui Arin yang baru pulang.
"Dam, lo udah makan?" tanya Arin, saat melihat Adam yang muncul dari tangga.
"Udah."
Arin menaruh tasnya di meja, lalu menghempaskan tubuhnya pada sofa.
"Gue beli sate sih. Kalo lo udah makan, kita gadoin aja kali ya?"
Adam duduk di sofa sebelah Arin.
"Lo juga udah makan?" tanya Adam balik.
Arin mengangguk, seraya membuka bungkus sate untuk memakan makanan itu tanpa nasih.
"Udah, tadi pulang nonton makan dulu."
"Oh ... nonton sama siapa, Rin?"
"Temen-temen kantor, biasa lah."
"Temen kantor atau temen-temen kantor?"
"Hah?" Arin menatap Adam tidak mengerti, memang apa bedanya teman kantor dan teman-teman kantor?
Teman-teman kantornya 'kan memang teman kantornya? Ini apa sih?
"Maksud gue, ehm ... lo nonton berdua sama yang tadi nganter atau ramean sama temen kator yang lain?" Adam memperjelas ucapannya, saat melihat Arin kebingungan.
"Oh ... ramean kok." Arin membalas lagi. "Tadi ada Intan juga, sama cowoknya. Terus Mas Haikal, sama istrinya."
Adam mendesah pelan. Bukan kah, itu tandanya mereka sedang triple date?
"Emang kenapa, Dam?"
"Nggak papa. Pengin tau aja."
Arin tak menanggapinya lagi, ia memilih untuk melahap sate ayam bumbu kacang yang ia beli di depan mini market.
"Lo nggak mau, ini satenya, Dam?"
"Nggak, masih kenyang."
Adam baru akan beranjak dari sofa, tapi suara Arin mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar.
"Adam, ih! Temenin gue ngobrol dulu!"
Adam bukannya tidak mau mengobrol dengan Arin, ia hanya tidak mau membahas apa yang kemungkinan besar menjadi topik obrolan Arin. Ia sudah memahami alur ini, sangat paham.
Arin baru putus. Terlihat kosong beberapa hari, lalu...
"Dam, gue download dating apps. Ini cowoknya lucu-lucu deh, besok gue mau makan siang bareng dia."
Arin dan cerita tentang cowok-cowok yang mendekatinya.
Wanita itu menunjukkan layar ponselnya pada Adam, yang menampilkan profil sebuah dating apps lelaki yang dikatakan Arin lucu-lucu ini.
"Oh, ya? Orangnya gimana?"
"Asik sih, kerjanya juga nggak jauh. Di Mega Kuningan."
"Bagian apa?"
"Social media specialist."
"Oh, di start up?"
"Kok lo kayak wawancara sih, Dam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendhome
RomanceArin gak suka tinggal di apartemen, gara-gara kartu aksesnya sering hilang dan harus bayar denda setiap kali membuat laporan untuk pergantian kartu. Arin juga gak suka tinggal di kos-kosan. Sempit dan sumpek. Sebesar-besarnya kamar kos, tetap aja c...