31

6.5K 527 17
                                    

Tuk! Tuk! Tuk!

Bunyi benturan antara jari dan meja itu mengganggu konsentrasi Nicolas yang sedang membaca di sofa ruangan Arsenio.

Ia heran, mengapa dengan teman sekaligus bosnya itu. Tidak biasanya patung es itu tidak fokus dengan pekerjaannya.

Kalau Nicolas perhatikan, mata Arsenio memang fokus menatap laptop. Tapi, tatapan mata itu sesekali akan teralih pada jam dinding.

"Lo nungguin apa sih? Emang kerjaan lo udah kelar?"

"..."

Arsenio masih bergeming, ia bahkan tak melirik pada Nicolas sedikitpun. Nicolas yang dicueki hanya bisa menghela nafas menghadapi Arsenio yang memang memiliki sikap seperti itu sedari dulu.

Bagaimana bisa Nyonya Jena yang lemah lembut itu memiliki putra tidak manusiawi seperti Arsenio? Entah turunan dari mana hingga laki-laki itu memiliki sikap demikian.

"Aku tidak memiliki jadwal lagi kan?"

Nicolas mengangkat alis, akhirnya laki-laki itu mengeluarkan suaranya. Walau bingung, tetapi ia tetap mengeluarkan tablet dan memeriksa jadwal Arsenio.

"Tidak, untuk nanti sore sudah tidak ada meeting yang harus anda temui. Anda tinggal menyelesaikan pekerjaan anda dan saya akan segera mengurus masalah kesepakatan dengan pihak luar. Tetapi nanti malam anda harus hadir dalam pesta yang diadakan Tuan Faros untuk merayakan hari ulang tahun perusahaannya."

Arsenio mengangguk faham. Tak lama kemudian laki-laki itu segera beranjak dari duduknya, ia mengambil jas yang ada di bahu kursinya dan meletakkannya di pergelangan tangannya.

"Mau kemana?"

Langkah Arsenio terhenti, ia memalingkan wajahnya dan menatap Nicolas sebentar, "Kemana lagi? Tentu saja menemui istriku, hari ini kan peresmian toko barunya."

Pena ditangan Nicolas terjatuh. Pandangannya teralih ke tanggal dimana seharusnya peresmian toko Savera terlaksana. Yang ia heran adalah, ia saja lupa tapi kenapa Arsenio bisa begitu ingat?

"Apa Tuan besar yang nyuruh lo ke sana?"

"Bukan."

Melihat wajah Arsenio yang tetap datar membuat Nicolas tertawa canggung. Sepertinya Arsenio sudah... Apakah mungkin?

"Tumben, lo diancam apa sama Savera sampe lo mau dateng?"

Kini Arsenio sepenuhnya menatap ke arah Nicolas. Mata Nicolas memicing ketika Arsenio masih tetap diam. Biar ia tebak, bisa saja Arsenio mungkin sudah memiliki rasa.

Itu mungkin saja keajaiban 15 tahun kan. Apakah harus menunggu 15 tahun lamanya hingga mereka bisa saling menyukai?

"Aku memang mau datang karena ini keinginanku sendiri. Dari pada mengurusi ku bukankah lebih baik kamu mencari jodoh, Nicol? Aku saja sudah punya anak, aku takut kamu menjadi perjaka tua."

Brak!

Pintu ruangan Arsenio tertutup meninggalkan Nicolas yang hanya terdiam di sofa.

"Sialan! Kalau bukan karena lo mana mungkin sampe sekarang gue jomlo!!"

ʕ •ᴥ•ʔ

"Terima kasih sudah datang kemari Nyonya Alsace."

"Saya yang berterima kasih karena sudah diundang, Nyonya Pradana. Saya lihat perhiasan-perhiasan yang ada begitu indah."

Savera tersenyum ramah ketika pujian itu di lontarkan. Mari ia kenalkan, Liliana Alsace adalah ibu dari Raven Alsace.

Iya, Raven, teman dari Galang, putranya. Awalnya ia tidak begitu berminat untuk menyelidiki mereka. Namun, karena kepentingan keselamatan sekaligus bisnis, menyelidiki teman-teman putranya adalah sebuah keharusan baginya.

Dan di suatu pesta yang diselenggarakan teman ibunya membawanya untuk bertemu Liliana. Pertemuan yang tidak disengaja memang.

Selama 1 minggu tinggal di rumah orang tuanya, memang sudah lumayan banyak hal yang berubah. Baik dari pergaulannya sendiri yang mulai meluas, ketampanan Galang yang samar-samar mulai terlihat maupun sikap Arsenio yang mulai aneh.

Untuk Arsenio, sepertinya itu hanya perasaannya saja, jika suaminya itu mulai sedikit gila karena terkurung satu ruangan dengan dirinya.

Tapi dari segala macam perubahan, hanya sikap Raya yang masih belum berdamai dengannya. Entah kapan kakak iparnya itu akan menatapnya dengan ramah. Ia rasa itu memerlukan waktu yang tidak sebentar.

"Sepertinya putraku dan putramu akan telat hadir di sini. Bukankah hari ini adalah hari ujian pertama mereka?"

"Emm! Anda benar," Savera mengangguk begitu antusias, "Bukankah mereka berbeda sekolah?"

"Iya, tapi akhir-akhir ini mereka sering berkumpul bersama untuk belajar. Apakah kamu tidak tau, Nyonya?"

"Tentu saja saya tau, mana mungkin saya tidak tau tentang apa yang putra saya lakukan." Senyum manis di bibir Savera tampak masih terukir indah.

Akan terlihat sangat tidak harmonis jika ia mengatakan bahwa ia tidak tau keseharian Galang. Ibu macam apa yang tidak mengetahui kegiatan anak-anaknya?

Mungkin orang lain tidak akan peduli, tapi tidak dengannya. Putranya itu akan selalu bercerita apapun padanya, ia sungguh merindukannya sekarang.

"Kakak!"

Savera memalingkan wajahnya, dari arah pintu masuk terlihat Andina yang tengah berjalan cepat diikuti oleh Selena dan beberapa orang yang ia temui di kafe beberapa waktu yang lalu.

Buket bunga di tangan Selena kini berpindah tuan ke tangan Savera, "Selamat atas pembukaan tokomu sayang! Aku akan selalu beli perhiasan di sini, aku janji! Nanti aku akan membawa seluruh teman-temanku ke sini."

"Haha! Terima kasih Selena."

"Apa kabar Liliana? Sudah lama kita tidak bertemu bukan?"

Selena menatap Liliana yang kini juga tengah menatapnya. Awalnya Savera pikir mereka mungkin tidak saling mengenal, ternyata opininya salah. Bahkan kini mereka tampak sangat akrab, entah dari mana kedekatan mereka itu bisa terjalin.

"Astaga! Bagaimana bisa CEO berdarah dingin itu ada di sini?!"

"Hei! Apakah kamu lupa siapa dia?"

"Lihatlah ketampanannya!"

"Apakah dia tidak ingin mencari istri baru?"

"Tuan! Bawa aku bersamamu!! Aku pasti akan menghangatkan ranjangmu."

Raut wajah Savera mengernyit jijik saat para wartawan dan para Nona muda serta para Nyonya konglomerat yang ada di depan itu memekik kencang.

Hal apa yang membuat mereka sampai menjatuhkan martabat seperti ini?

Grep!

"Hei sayang, apakah kamu merindukan aku?"

°°°

Wah wah wah!!

Apa nih?!! Kok tiba-tiba beginii٩ʕ◕౪◕ʔو

Wih apakah sudah ada benih-benih cinta muncul?

Mama Savera gimana nih perasaannya? Tiba-tiba ada yang dateng gituhhh?!!






One More Holy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang