38

5.7K 425 5
                                    

Halo para readers

Author come back!!! ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ

Yang nunggu author update mana nih suaranya????

Seperti janji author kemarin, sebelum lebaran author update, and jeng jengg

Ngomong-ngomong besok jadi lebaran ngga nih? Atau lebarannya tanggal 22, author belum ngapa-ngapain lagi:v

Dahlah, selamat membaca semuanya semoga suka ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ

.
.
.

Lantai keramik dengan sepatu hak tinggi beradu, menimbulkan bunyi Tak! Yang saling bersahutan terus menerus. Seorang Wanita dengan setelan pakaian kantoran, dengan blouse dan celana panjang itu berjalan dengan angkuh memasuki Mall.

Savera kembali melangkahkan kakinya ke dalam mall yang sudah lama tidak ia kunjungi. Tempat ketiga yang ia singgahi setelah memasuki tubuhnya saat ini.

Alasan kali ini ia berada di mall adalah untuk bertemu dengan Selena dan teman-teman wanita itu atau sudah bisa ia katakan sebagai temannya juga? Entahlah.

Duk!

Tubuh Savera sedikit terdorong ke samping ketika seorang perempuan berjalan sambil menunduk.

"Hei kalau jalan hati-hati." Tegur Savera saat melihat perempuan itu terus menundukkan kepalanya.

"Eh maaf maaf, saya tidak sengaja." Kepala yang senantiasa menunduk kini memperlihatkan wajahnya yang membuat Savera melebarkan matanya terkejut.

"Tere..." Gumamnya dengan suara pelan.

Masih ingat dengan Tere bukan? Teman dari Selena yang bertemu dengan Savera di tempat karaoke?

Melihat penampilan Tere yang jauh dari kata baik membuatnya bertanya-tanya dalam hati. Karena tak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya sendiri, ia kembali memperhatikan Tere dari atas ke bawah yang terlihat memprihatinkan.

"Ada apa denganmu?"

Tere, wanita itu tertegun sebentar sebelum menggelengkan kepalanya sambil menatap Savera, "Tidak, aku tidak apa-apa. Bukankan kamu juga akan berkumpul dengan Selena?"

"Hm," Savera berdeham sambil melirik Tere yang berjalan bersisian dengannya, "Kalau ada apa-apa kamu bisa bercerita denganku.. Mungkin aku bisa membantu?"

Entah apa yang dipikirkan oleh wanita disamping Savera sekarang, tapi yang Savera tau bahwa wanita itu kembali melamun. Biarkan saja, ia tak mau berlarut-larut memikirkan sesuatu yang bisa membuatnya pusing.

.
.
.

"Sekian presentasi saya, bagaimana tanggapan anda Tuan?" Tanya laki-laki yang tengah berdiri didepan layar proyektor sambil menatap lurus ke arah seorang pria.

Seoarang pria yang duduk dan tengah menatap tajam itu mengerutkan kening, "Cukup, tapi setelah saya membaca semuanya. Saya akan berinvestasi di proyek pembangunan saja dan yang lainnya tidak. Ini keputusan saya--"

Tanpa sengaja pria itu melirik jam tangannya, sepersekian detik degup jantungnya bertambah beberapa kali detakan. Menarik nafas perlahan pria itu kembali melanjutkan ucapannya.

"--Saya ada urusan, kalau begitu saya permisi. Hal-hal lainnya akan diurus sekretaris saya, Nicolas."

Selesai berujar, Pria yang tak lain adalah Arsenio langsung pergi meninggalkan ruang rapat. Nicolas yang ditinggalkan bersama beberapa kolega hanya bisa memasang tampang ramah.

'Sialan kau Arsenio!'

Jika kalian penasaran Arsenio kemana, laki-laki yang sekarang tengah terombang-ambing perasaannya itu tengah pergi menjemput seseorang yang berstatus sebagai istrinya.

One More Holy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang