Sebelum baca ceritanya aku mau ngingetin.
Chapter kali ini ada sedikit unsur dewasa, jadi buat kalian yang belum cukup umur sebaiknya menghindari dari pada terjerumus.
And happy reading.
...
Tin!!
“Hah... Hah..”
Savera yang begitu terkejut akan suara klakson tiba-tiba langsung menghentikan mobilnya. Mobil yang hampir menabraknya karena kelalaiannya itu juga menghentikan laju kendaraannya.
Seorang laki-laki bertubuh tegap keluar dari mobil dan menghampiri Savera.
Tuk! Tuk!
Kaca mobil perlahan turun dari tempatnya, Savera masih sibuk mengatur ritme nafasnya yang tak beraturan. Ia menoleh mereka berdua terkejut di saat yang bersamaan.
Setelah mengetahui siapa yang hampir menabraknya, Savera segera keluar dari mobil dan memutuskan untuk berbincang singkat dengan laki-laki itu.
“Maaf Tuan Reno, saya tadi melamun sampai membuat kesalahan.”
Reno diam meneliti keadaan wanita didepannya. Jika ia tidak salah menebak keadaan wanita didepannya pasti ada sangkut pautnya dengan Arsenio bajingan itu.
Mana mungkin wanita berwibawa dan independent seperti Savera akan tanpa alasan berpenampilan berantakan seperti ini.
“Kenan sangat merindukan anda Nyonya. Jika tidak keberatan apakah anda mau pergi bersama saya? Saya janji tidak akan berlaku aneh-aneh, ini murni karena putra saya ingin bertemu dengan anda.”
Savera tersenyum tipis, ia juga tidak mempunyai tempat tujuan, mengapa tidak menerima ajakan dari Reno kali ini saja? Ia ingin melupakan Arsenio sejenak, padahal tidak seharusnya ia bersikap begini. Tapi, mau bagaimana lagi? Perasaan aneh tiba-tiba saja merasuk ke dalam hatinya saat melihat berita itu untuk yang kedua kalinya apalagi dengan tambahan foto itu.
Ia tidak akan salah mengenali pakaian yang dipakai Arsenio di foto itu adalah pakaian yang sama dengan yang laki-laki itu pakai saat menjemputnya di mall.
Jadi, alasan Arsenio telat menjemputnya adalah karena laki-laki itu tengah bertemu dengan kekasih masa lalunya, heh?
Sungguh ia menyesal sempat terbuai dengan pesona Arsenio hingga mereka berciuman dan hampir melakukan sesuatu. Bodoh sekali! Mau taruh dimana wajahnya waktu Arsenio tahu bahwa ia begitu menikmati ciuman mereka? Tapi ternyata laki-laki itu masih belum bisa untuk melupakan wanita yang dicintainya dulu ah atau sampai sekarang?
.
.
.“Selamat datang, Tuan.”
Jejeran para maid mengiringi langkah mereka berdua, seorang Butler pria datang menghampiri sembari menunduk.
“Tuan muda sudah tertidur nyenyak, Tuan.”
Seketika Savera memandang Reno dengan pandangan mata tajam dengan mata menyipit, “Hm, aku kira ada yang merindukanku? Ternyata tidak ya?”
“Mau minum? Ayo ikut aku,” ujar Reno cepat dan melangkah pergi.
Severa hanya ikut berjalan dalam diam, ingin mengutarakan pendapat tapi sadar bahwa ia hanya tamu. Tapi, jika ia hanya diam sungguh sangat mengusik hatinya.
Oh, ayolah. Ia kira keluarga Wijaya tidak akan melakukan trik seperti ini? Sepertinya ia terlalu berexpektasi terlalu tinggi.
Langkahnya telah menginjakkan kaki di ruangan khusus minuman keras. Di dalam sana terdapat bartender yang tengah menggoyangkan botol perak yang berisi cairan dan menuangkannya ke dalam gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Holy
General FictionSavera Clearista, seorang wanita karir sekaligus pengusaha sukses. Menjadi salah satu wanita yang duduk di puncak kekuasaan dunia bisnis. Ia memiliki semuanya; harta, tahta. Apalagi yang ia butuhkan? Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa ia ha...