Savera yang tengah mengisi waktu istirahat dengan membeli makan siangnya sendiri di dekat toko perhiasannya tiba-tiba kembali memikirkan mimpi yang beberapa hari lalu mendatanginya.
Ia terlalu naif untuk berpikir bahwa apa yang telah ia lakukan akan dengan mudah dilupakan. Anak mana yang bisa dengan mudah melupakan panggilan 'anak pembawa sial' yang bahkan telah disematkan sejak kecil oleh Ibunya sendiri?
Savera tersenyum getir, ia mengambil keputusan bahwa setelah ini ia akan mengajak putranya untuk menghabiskan waktu bersama.
Sesaat setelah Savera mengalihkan pandangan. Ia mulai menyipitkan matanya ketika melihat mobil yang tak asing kini ia lihat tengah terparkir tak jauh dari tempat dirinya berada.
Tak lama seorang laki-laki bertubuh tegap berjalan keluar dari suatu tempat yang dari jauh Savera tebak sebagai toko bunga. Di belakang laki-laki itu terlihat seorang wanita yang memakai blouse putih dengan rok sepaha berwarna merah tengah membawa buket bunga lily.
"Arsen...?"
"Apakah suamimu tengah selingkuh, Adik Ipar?"
Savera sedikit tersentak dengan pernyataan yang tiba-tiba terlontar dari seseorang di sampingnya. Orang yang berucap tadi menyunggingkan senyum tipisnya terlihat memprovokasi Savera.
"Jaga bicaramu Raya!"
"Ohh ya ampun. Apakah aku salah?" Ujar Raya sambil menutup mulutnya terkejut, "Apakah kamu lupa bahwa kamu menikahi laki-laki itu bukanlah atas dasar suka sama suka? Yang suka sama suka aja kandas apalagi tanpa cinta? Haha!"
Savera menatap Raya dengan tajam, nafas Savera memburu. Ia tak suka dengan ucapan Raya yang terkesan men- judge pernikahannya dengan Arsenio. Kalau memang ucapan Raya adalah kenyataan lalu apa?
Tidak masalah bukan? Toh, dari awal memang mereka tidak pernah saling mencintai. Tapi ingatkan pada dirinya bahwa ia harus menasehati laki-laki yang masih berstatus sebagai suaminya itu untuk tidak menampilkan kemesraan di depan umum.
Apa kata dunia jika konglomerat keluarga Pradana tertangkap basah tengah bermesraan dengan wanita lain yang bukan istrinya? Apalagi setelah peresmian usahanya beberapa waktu yang lalu, ia rasa pandangan masyarakat kelas atas sudah mulai berubah pada hubungan dirinya dan Arsenio.
"Kakak ipar, jika aku tidak salah ingat bukankah kamu naik ke ranjang kakak saya untuk bisa masuk ke dalam keluarga saya? Ups, keceplosan." Ujarnya sambil tersenyum miring.
Raya mengepalkan kedua tangannya, "Walau begitu lambat laun kakak kamu mencintai saya bukan? Tidak seperti rumah tangga kalian yang sampai saat ini tidak dilandasi dengan cinta?!"
"Untuk apa cinta, kalau saya sudah memiliki segalanya? Harta, tahta serta dukungan dari kepala keluarga Pradana. Kakak ipar pasti tau, seberapa pengaruhnya kekuasaan yang dimiliki Kakek Johannes."
Savera tau, bahwa wanita licik dihadapannya hanya mengincar kekayaan keluarganya saja. Ia hanya bisa berharap jika suatu saat Raya akan berubah, tapi jika wanita itu berlaku macam-macam pada keluarganya ia tidak akan pernah segan lagi.
"Jadi ingat, jangan pernah bermain-main dengan saya, Kakak Ipar." Ujarnya sambil menatap Raya tajam.
Sebelum Savera benar-benar pergi, Raya kembali mendekatkan diri pada Savera. “Sepertinya kamu belum tau ya adik ipar? Cobalah buka artikel terbaru, kamu pasti akan menemukan skandal pasangan yang kamu bangga-banggakan itu.”
Melihat Savera yang terdiam, Raya tersenyum senang. Jangan kira ia akan dengan mudah dikalahkan wahai adik ipar?
.
.
.“Berani sekali anda menelantarkan putra saya dijalanan?” nada dingin terlontar dari bibir seorang laki-laki tampan yang tengah berdiri menatap seorang wanita yang tengah membawa koper.
“Ibu tidak tau apa yang kamu maksud, Reno. Seperti yang kamu lihat Ibu baru pulang dari luar negri.” kilah wanita itu.
Reno terkekeh sinis, “Jangan kira saya bodoh selama ini. Saya sudah memberikan anda banyak kesempatan ibu mertua. Tapi anda melewatkannya begitu saja?”
“Sepertinya anda terlalu bermain-main dengan belas kasih saya.”
Reno semakin mendekat ke arah wanita yang berusia lebih dari setengah abad itu. Wanita itu sedikit demi sedikit memundurkan langkahnya, ia merasa begitu takut apalagi dengan sabuk yang ada di tangan Reno membuatnya semakin berpikir macam-macam.
Ctak!
Suara teriakan melengking terdengar kala kulit sabuk dan kulit manusia beradu. Bukannya Reno tidak menghargai orang yang lebih tua, tetapi orang yang tidak memperlakukan anaknya dan cucunya sendiri dengan baik tidaklah berhak untuk mendapatkan kehormatan itu.
Sudah terlalu sering ia membiarkan apa yang dilakukan ibu mertuanya, kalau sampai kali ini ia kembali diam, entah apa yang akan dilakukan ibu mertuanya selanjutnya. Bisa saja nyawa anaknya yang akan berpindah ke tangan sang ibu mertua.
“Itu adalah hukuman atas kesalahan anda yang selalu mengatai anak saya.”
Ctak!
“Arghh! Sudah ini sakit!”
“Itu adalah hukuman karena anda berani melewati batas.”
Ctak!
“Kamu gila Reno? Sssshhh kulitku berdarah bodoh!”
“Dan itu adalah hukuman karena anda berani main tangan dengan anak saya.”
Ctak!
“Arghh sialan! Ampun! Ibu mohon hentikan ini sakit!”
“Dan itu adalah hukuman karena anda berani meninggalkan anak saya di jalanan. Ingat rasa sakit ini kalau anda berani melakukan hal aneh kepada anak saya, Ibu mertua.”
Reno menyunggingkan senyum puas, Cambukan yang keempat begitu kuat, Reno yakin butuh waktu lama bagi wanita itu untuk sembuh.
"Papi! Papi dimana!”
Laki-laki itu segera keluar dari kamar sang ibu mertua. Ia menghampiri anak laki-lakinya yang berlarian di ruang tamu mencarinya.
“Maafkan saya tuan, Tuan muda begitu ingin bertemu anda jadi saya melepaskannya.”
Reno melirik singkat pada pengawal setia Kenan. Ia kembali menatap putranya yang wajahnya sudah belepotan dengan es krim. Dengan telaten Reno membersihkan wajah tampan putranya dari noda.
“Kenapa, hm?”
“Ken mau ketemu ama Bunda, Pi. Ken kangen Bunda. Boleh?”
Reno mengangguk singkat, “Tapi tidur siang dulu, baru boleh ketemu Bunda, setuju?”
“Emm!”
Setelah mendapatkan persetujuan Reno mengangkut Kenan kedalam mobilnya untuk membawa anak laki-laki itu kembali ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Holy
General FictionSavera Clearista, seorang wanita karir sekaligus pengusaha sukses. Menjadi salah satu wanita yang duduk di puncak kekuasaan dunia bisnis. Ia memiliki semuanya; harta, tahta. Apalagi yang ia butuhkan? Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa ia ha...