Extra Part 2

6.8K 430 1
                                    

Seorang laki-laki terus mondar mandir bagai setrikaan yang sibuk merapikan pakaian kusut. Banyak pasang mata yang menatap jengkel laki-laki itu tetapi memilih untuk diam.

Seorang laki-laki tua datang menghampiri dan merangkul hangat pundak cucunya yang terus bergetar.

“Berdoalah, Savera akan baik-baik di sana. Menantu dan cicitku pasti akan baik-baik saja, percayalah.”

Arsenio mengusap wajahnya kasar, ia gusar sekali. Ia tak bisa tenang sejak istrinya masuk ke dalam UGD. Pendarahan tiba-tiba yang dialami Savera membuat istrinya harus segera melaksanakan persalinan darurat.

Jujur, ia tidak mau kehilangan istrinya. Apa arti dirinya jika tanpa Savera?

Setelah berjam-jam menunggu, lampu tanda operasi mati dan tak lama dokter yang menangani persalinan Savera keluar dari ruang operasi.

“Bagaimana keadaan istri saya Dok?”

“Syukurlah anak anda bisa diselamatkan Tuan. Putri anda lahir dengan selamat.”

Disaat keluarganya berucap syukur dan saling bergembira, Arsenio tetap terdiam dengan dahi Mengernyit, “Bagaimana dengan istriku? Dia baik-baik saja kan?”

“Ibuku baik-baik saja kan Dok?”

Dokter menundukkan kepalanya sebentar sembari menarik nafas dalam, “Maaf Tuan dan Tuan Muda, kami sudah berusaha semampu kami. Tetapi Nyonya-- eughh!

“Apa maksudmu sialan?!”

Baju operasi yang tengah dipakai dokter ditarik paksa oleh Arsenio. Emosinya tersulut bahkan kini Galang sudah terduduk dilantai dengan pandangan kosong. Keluarganya tampak terdiam dan Johannes berusaha melepaskan tingkah gila cucunya.

“Lepaskan Arsenio!”

“Hah! Hah! Maaf Tuan. Tapi ini kenyataannya, Nyonya sedang kritis. Kita hanya bisa berserah pada Tuhan dan berharap Nyonya memilih tinggal dari pada pergi. Ini sudah diluar kemampuan saya, saya harap Tuan menerima kemungkinan terburuknya.”

“Tidak! Tidak boleh! Aku akan memindahkan Savera ke rumah sakit terbaik di negeri ini! Apapun yang terjadi Savera tidak boleh kenapa-kenapa! Aku akan memastikan Savera baik-baik saja!”

“Tenang Arsenio!!” teriak Narendra berusaha menghentikan racauan dari putranya.

Hati orang tua mana yang tak sakit saat melihat anaknya begitu kacau?

“Papa harus memastikan bahwa Mama akan baik-baik saja.”

Galang berjalan gontai keluar dari rumah sakit meninggalkan keluarganya yang terdiam dengan pikirannya masing-masing.

°°°

“Savera akan baik-baik saja kan? Dia tidak akan meninggalkan kita semua kan?”

Andina kembali menghela nafas dalam, “Tenanglah Kak. Kak Savera akan baik-baik saja, kita doakan yang terbaik untuknya. Kak Savera orang yang kuat, jadi lebih baik kamu berdoa dari pada memikirkan sesuatu yang aneh-aneh.”

Selena dan Andina keluar dari mobil milik Selena. Kakak dari Andina itu segera berlari sekuat tenaga memasuki Rumah Sakit berlantai 29 itu. Andina harus tetap waras agar bisa menghadapi kakak semata wayangnya yang nyaris gila nyaris ditinggal salah satu teman dekatnya.

Beberapa menit berbagi oksigen yang sama dengan kakaknya membuatnya harus menghirup udara segar. Dan pilihannya jatuh di taman rumah sakit.

Menjelang malam ini tak banyak orang yang datang ke taman. Akibat udara dingin yang sudah semakin menusuk membuat pasien harus segera kembali ke ruang rawatnya masing-masing.

One More Holy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang