3

19.1K 926 18
                                    

Gaun putih polos yang melekat di tubuh rampingnya berkibar saat ia berjalan. Suara ketukan dari high heelsnya terdengar di lantai mengkilat itu.

Tubuh tingginya yang ramping, gaun putih dan rambut hitam kecokelatannya yang digerai indah menarik perhatian pengunjung di sana. Kacamata hitam tak lupa menutupi mata tajamnya.

Savera berada di mall besar di ibu kota. Tadi setelah tertawa habis-habisan di parkiran gedung ia memutuskan untuk pergi menjernihkan pikiran di Flavor yang merupakan salon kecantikan ternama di ibu kota.

Biasanya setiap bulan ia akan menyempatkan diri beberapa kali datang ke Flavor. Dengan kesibukannya mengurus perusahaan, ia tak banyak memiliki waktu luang bagi dirinya sendiri.

Jika mengingat tentang perusahaan wajah Savera berubah menjadi gelap, ia ingin marah, ia kesal, tapi ia tak tahu harus melampiaskannya kemana.

Mungkin setelah ini ia akan menyempatkan diri menemui pengacaranya, ia akan kembali menghubungi Bela nanti.

"Selamat datang Nyonya Savera, mari saya antar ke ruangan biasanya," Seorang pelayan wanita yang berdiri di depan pintu salon menyambut kedatangan Savera.

Savera mengerutkan dahinya bingung, dirinya tak merasa membuat reservasi hingga ia disambut begini. Walaupun dalam kebingungan, tak urung Savera tetap mengikuti pelayan yang menunjukkan jalan kepadanya.

"Silahkan duduk Nyonya, apakah perawatan yang anda inginkan sama seperti biasanya?"

"Kerimbat saja kan?" Tanya Savera dengan polos.

"Maaf Nyonya, perawatan yang biasanya anda lakukan itu mencakup keseluruhan," Ucap pelayan itu yang masih mempertahankan senyum ramah.

"Apakah termasuk pijat juga?"

"Iya tentu saja, bagaimana? Kalau anda mau akan segera saya persiapkan?"

"Baiklah, tolong diurus," Ucap Savera dengan anggukan ringan, ia benar-benar butuh relaksasi sekarang.

Pelayan itu segera pergi meninggalkan Savera, tak lama seorang wanita datang memasuki ruangan dimana Savera berada.

"Astaga Savera sayangku, kemana saja kamu selama beberapa hari ini tak datang. Aku merindukanmu kau tahu." Wanita itu mencebikkan bibirnya ke arah Savera.

Savera memandang wanita yang berpakaian elegan di depannya, wajah cantik dan kulit halus menghiasi wajahnya.

Beberapa kali Savera datang ke Flavor ia tahu siapa wanita di depannya ini, dia adalah Selena, pemilik salon kecantikan.

Tapi bukankah dirinya jarang berbicara dengan orang ini, tapi mengapa sekarang Selena bersikap seolah-olah mereka adalah teman baik?

"Maaf Nyonya Selena, saya sibuk dengan pekerjaan saya yang menumpuk."

Mendengar tuturan Savera, Selena terkekeh geli, "Hei, apakah aku salah dengar? Sejak kapan kamu bekerja sayangku?" Selena duduk di dekat Savera dan tertawa kencang.

"Kamu tahu, tadi saat aku mendengarmu datang aku langsung mencarimu tahu. Aku kira kartumu dibekukan olehnya."

"Sia..."

"Nyonya, mari kita mulai sesi pijatnya." Pelayan yang tiba-tiba datang menyela percakapan kedua wanita itu.

"Baiklah nikmati ya sayang, nanti malam mungkin aku akan pergi apakah kamu mau ikut? Nanti kabari saja kalau mau oke, aku pergi dulu babay!"

Savera mengerjapkan matanya bingung, Selena berbicara terlalu cepat. Lalu tadi maksudnya apa?

Savera mulai mengesampingkan ucapan Selena dan mulai melakukan perawatan yang pertama pada tubuhnya.

One More Holy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang