05

27 10 16
                                    

Taehyung sedang berdiri di samping mobilnya, dia sedang menunggu Eunha yang katanya sudah hampir sampai. Padahal Eunha sebelumnya sudah bilang kalau dia akan pulang larut, namun Taehyung tetap menunggunya.

"Apa kau akan terus diam di sana? Apa tidak merasa kedinginan," ucap Eunha yang baru sampai dan berjalan ke arah Taehyung.

"Bukankah aku menyuruhmu untuk masuk," ujar Eunha lagi. Terlihat Taehyung sudah kedinginan di sana, tapi dia bersikeras untuk menunggu Eunha di luar.

"Aku hanya ingin menyerahkan ini, simpan baik-baik." Taehyung menyerahkan surat yang dia dapat dari bos besar tadi, dia berhasil mengambilnya dengan melawannya seorang diri.

"Kau terluka?" ucap Eunha yang baru melihat wajah Taehyung yang terlihat memar, memang tidak begitu terlihat jelas karena penerangan tidak begitu terang.

"Aku tidak apa-apa. Masuk dan istirahatlah, ini sudah larut," sahut Taehyung yang tidak ingin Eunha menjadi khawatir saat melihat lukanya.

"Memangnya apa ini?" tanya Eunha. Dia menatap surat yang Taehyung berikan padanya.

"Buka saja di dalam, aku pulang," tutur Taehyung. Sebelum Eunha marah padanya, dia memilih untuk pergi.

"Apa kau tidak mau aku membantu mengobati lukamu?" tanya Eunha sebelum Taehyung benar-benar pergi.

"Bukankah ada adikku yang bisa membantuku, seperti katamu," jawab Taehyung dengan senyum manisnya. Siapa yang tidak akan terpanah dengan senyuman Taehyung.

"Aku hanya-"

"Sudahlah, aku hanya bercanda. Sudah sana masuk setelahnya aku akan pulang." Taehyung menyuruh Eunha untuk segera masuk karena cuaca yang dingin, sebelum masuk ke dalam mobil, Taehyung mengacak poni Eunha kemudian berjalan masuk mobil.

"Sudah sana." Perintahnya lagi kepada Eunha yang merasa aneh dengan sikap Taehyung yang tidak seperti biasanya.

"Ah ..., iya. Aku akan masuk," jawab Eunha gugup. Dia masih menatap Taehyung, yang memang bersikap aneh.

Setelah masuk rumah, Taehyung segera melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Eunha. Eunha sendiri langsung melihat isi amplop besar yang Taehyung berikan kepada Eunha. Saat melihat isinya, Eunha seketika terkejut. Itu surat hak kepemilikan gedung klinik yang digadaikan Pamannya dari penagih hutang. Bagaimana Taehyung mendapatkan surat itu, padahal Eunha sudah mencoba berkali-kali tetapi tetap saja tidak berhasil. Dengan mudahnya Taehyung mengambil surat kepemilikan itu dari bos penagih hutang itu dan Taehyuny membuktikan ucapannya, kalau dia yang akan mengurus masalah Eunha.

Eunha dibuat terdiam dengan apa yang Taehyung lakukan, dia banyak membantu Eunha, belum lagi Eunha merasa tidak enak dengan apa yang Taehyung lakukan kepadanya tanpa bisa membalas. Perasaan itu datang lagi, perasaan dimana hanya kebaikan Taehyung yang Eunha rasakan, kenyamanan saat bersamanya bahkan ucapannya selalu membuat Eunha berdebar ketika mendengar suaranya.

'Eunha, sadarlah kau itu bukan apa-apa untuk Taehyung,' batin Eunha.

Eunhae masih bingung dengan hatinya, saat dia memilik perasaannya yang berbeda, tetapi dia takut salah mengartikan apa yang dirasakan saat Taehyung membuatnya nyaman. Ini membuat Eunha bingung harus bersikap seperti apa kepada Taehyung.

Mungkin Taehyung memang memiliki sikap dingin, tapi dia sangat perhatian. Rasa yang Eunha rasakan semakin hari semakin kuat, mungkin awalnya, Eunha merasa biasa dekat Taehyung. Namun, sekarang perasaan biasa itu berubah menjadi nyaman saat Taehyung berada di sampingnya, dia mencoba berusaha bersikap biasa, tetapi Taehyung semakin membuat Eunha merasa kalau Taehyung yang membuatnya semakin nyaman dengannya. Eunha coba mengirimkan pesan untuk Taehyung karena kebaikan yang diberikannya, tanpa Eunha minta Taehyung membuktikan ucapanya.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang