Setelah membersihkan tubuhnya, Taehyung turun untuk makan malam. Terlihat Eunha masih di sana, dia sedang duduk di samping tempat Taehyung biasa duduk untuk makan. Dia tetap diam ketika melihat Eunha yang sedang menatapnya.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau Dokter Jung akan datang, Nak," ujar Seokjin kepada Taehyung.
"Maafkan saya, kedatangan saya membuat kalian repot," sahut Eunha yang merasa malu.
"Tidak, Nak. Jangan bicara seperti itu, kamu harus membiasakan diri bergaul dengan keluarga kita bukan?" Ucapan Seokjin membuat Eunha hanya tersenyum.
Eunha diam, dia menatap Taehyung yang berada di sampingnya sambil memakan bubur yang disiapkan Hyun Ae khusus untuknya. Dia tetap diam, tidak menatap Eunha yang ada di sampingnya. Jungkook yang merasa kesal, ingin beranjak dan menghampiri Taehyung tapi Eunha mengisyaratkan untuk tetap diam, mengurungkan niatnya dan menatap Taehyung yang masih menikmati makananya.
Setelah makan, Eunha sekarang berada di kamar Taehyung, Seokjin mengizinkan Eunha untuk berbicara di kamar Taehyung agar mereka lebih tenang. Eunha menatap sekitar kamar Taehyung yang bernuansa hitam berpadu gold, ada foto di laci dekat tempat tidurnya, foto keluarga dan foto Soo Bin, Ibu Taehyung. Kamarnya begitu luas, dan tata rapi.
"Ada apa? Kenapa kamu mendiamiku?" tanya Eunha, Taehyung sendiri sudah duduk di sudut tempat tidurnya. Dia hanya diam, membiarkan Eunha berdiri tak jauh darinya.
"Aku sedang sibuk seharian ini." Tanpa menatap Taehyung menjawab begitu saja.
"Tapi sikap kamu berbeda," sahut Eunha. Dia merasa tidak terjadi apapun, tapi kenapa Taehyung mendiaminya.
"Kenapa dengan sikapku? Aku rasa aku seperti biasa. Mungkin kau saja yang merasa diriku berbeda." Bahkan bahasa Taehyung juga berbeda, dia menyebut Eunha dengan sebutan Kau. Biasanya Taehyung bicara lebih formal.
"Ya, mungkin memang aku yang terlalu berharap kepadamu, aku yang begitu mencintaimu, dan aku salah untuk datang kesini." Eunha menyesali datang menemui Taehyung yang tidak mengharapkan kedatangannya. Eunha memilih pergi meninggalkan Taehyung, di turun dan berpamitan kepada Seokjin dan Hyun Ae kalau dia ingin pulang.
"Maaf, aku terburu-buru. Ada pasienku yang menungguku di klinik," jelas Eunha, dia berusaha menahan tangisnya di depan mereka. Dia tidak ingin mereka berpikiran yang tidak-tidak.
"Tunggu, Nak. Biar Taehyung mengantarkanmu pulang." Hyung Ae coba menghentikan Eunha agar tidak pulang sendiri.
"Tidak. Biarkan dia istirahat, dia pasti lelah," ucap Eunha. Hatinya begitu sakit dengan sikap Taehyung, tapi Hyun Ae tidak membiarkan dia pulang sendiri.
"Tapi ini sudah malam, Jungkook juga baru pulang. Biar aku yang menyuruh Taehyung untuk mengantarkanmu, tidak baik, perempuan pulang sendiri," ucap Seokjin.
"Tidak apa-apa. Biar saya memanggil taksi saja." Eunha berusaha tetap tenang di hadapan orang tua Taehyung. Meskipun hatinya terasa begitu sakit.
"Tidak, biar Ryuji yang mengantarkanmu. Tunggu disini biar aku panggilkan Ryuji." Seokjin tidak membiarkan Eunha pulang sendiri. Dia segera menemui Ryuji agar mengantarkan Eunha pulang.
"Iya, Nak. Tolong tunggu sebentar." Hyun Ae merasa pasti ada masalah antara mereka berdua, karena Taehyung bukan seseorang yang akan tega membiarkan seseorang yang dikenal apalagi dia sayang pergi seorang diri di malam seperti ini. Bahkan dia tidak mengantarkan Eunha untuk pergi, meskipun dia tidak bisa mengantarkannya.
Eunha di antarkan oleh Ryuji atas perintah Seokjin, Taehyung bahkan tidak menemui Eunha yang ingin pulang. Dalam mobil Eunha sudah tidak bisa menahan air mata yang sudah sejak tadi ingin keluar. Dia tidak peduli dengan Ryuji yang bersamanya, hatinya begitu sakit saat Taehyung mendiaminya tanpa tahu apa yang Eunha lakukan kepadanya. Sesekali Ryu melihat Eunha dari kaca tanpa berani untuk bertanya. Dia tidak berani untuk ikut campur masalah Eunha dan tuannya.
Sesampainya di rumah, Eunha masih menangis. Dia menyalahkan dirinya kenapa bisa sebodoh itu, karena merasa nyaman dengan Taehyung, dia bahkan bersikap kalau Taehyung pasti membalas perasaannya. Kenyataan mematahkan harapannya, membuatnya terluka saat Taehyung berubah sikap tanpa kejelasan.
"Apa pentingnya dirimu untuknya, kau itu terlalu berharap kepadanya. Kau itu bodoh!" gerutu Eunha, dia menyalahkan dirinya sendiri, dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.
Kesalahan Eunha adalah, saat dia berpikir apa yang dia rasakan sama dengan apa yang Taehyung rasakan, kenyamanan yang Eunha dapat dari Taehyung membuatnya semakin melayang. Belum lagi ciuman yang Taehyung berikan kepada Eunha waktu itu membuatnya menyimpulkan bahwa Taehyung juga mencintainya. Dia salah, semua yang dia pikirkan salah. Hanya dia yang merasa begitu mencintai Taehyung, dan tidak sebaliknya dengan Taehyung.
***
Taehyung sedang berbaring di kamarnya, kepalanya terasa sakit sejak tadi, tapi dia membiarkannya. Dia merasa bersalah dengan apa yang dilakukan kepada Eunha, tapi dia harus bersikap kalau dirinya memang tidak memiliki perasaan yang sama dengan Eunha, karena Taehyung meyakini bahwa Jungkook yang lebih berhak atas cinta Eunha, dia pikir untuk apa Taehyung memiliki hubungan dengan Eunha kalau saja akhirnya Taehyung akan berakhir dengan meninggalkan Eunha dan semakin membuatnya hancur. Tak terasa air mata menetes dari sudut mata Taehyung, dia menutupi sebagian wajahnya dengan satu lengannya, dengan air mata yang terus berlinang.
Hyun Ae, mencoba untuk melihat Taehyung dan bertanya apa yang terjadi, namun saat melihat Taehyung yang sepertinya sedang tidur membuat Hyun Ae mengurungkan niatnya, dia membenarkan selimut Taehyung dan pergi. Meskipun Taehyung tidak benar-benar tidur, dia hanya menangis dalam diam.
***
Eunha mulai beraktivitas di klinik, hari ini dia tidak ke rumah sakit. Seperti pagi biasanya, selalu ada yang menyiapkan sarapan untuk Eunha, dia orang suruhan Taehyung yang menjaga Eunha di rumahnya.
"Aku minta kalian tinggalkan aku dan rumahku. Aku tidak ingin melihat kalian di sini," ucap Eunha kepada 2 penjaga yang menemaninya selama ini.
"Tapi Tuan muda menyuruh saya-"
"Tetap saja, aku tidak mau. Atau kalian mau aku pergi dari rumah ini agar kalian mendengarkan aku?" tanya Eunha. Dia tidak mau lagi berurusan dengan Taehyung. Hatinya terasa sakit.
"Maafkan saya Nona."
Eunha tidak memakan sarapannya, dia pergi begitu saja setelah bicara dengan 2 penjaganya. Dia tidak ingin, saat sikap Taehyung seperti itu lalu Eunha terus menikmati kenyamanan yang Taehyung berikan kepada Eunha, itu hanya akan membuat Eunha semakin berharap dan mencintai Taehyung semakin dalam.
"Nona Eunha menyuruh kita untuk tidak bersamanya, Tuan," ucap 2 penjaga yang menemani Eunha.
"Tetap temani dia, jaga dia dari jarak jauh, jangan sampai kalian lengah dan membuatnya celaka. Dan tentang yang aku minta kemarin, apa kalian sudah mendapatkan info nya?" tanya Taehyung. Walau begitu, dia tetap Eunha merasa aman. Hanya sikapnya yang bingung harus berbuat apa.
"Sudah tuan, itu ulah Do Jun, Paman, Nona Eunha. Dia mengancam Nona Eunha agar mendapatkan uang, saat Nona Eunha tidak memberikannya, Paman menampar Nona Eunha di depan umum," jelas seorang penjaga kepada Taehyung.
Taehyung merasa aneh dengan sikap Eunha dan bekas membiru di pipinya, membuat Taehyung menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu apa yang terjadi. Meskipun mendiami Eunha, dia tetap tidak ingin Eunha terluka. Dia ingin Eunha tetap aman.
"Kalau begitu, cari dia. Bawa dia kepadaku." Taehyung memerintahkan mereka untuk mencari Do Jun.
Dirinya memang ingin mendiami Eunha tetapi pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan Eunha, perasaannya juga tidak bilang begitu saja, jujur saja, Taehyung tidak bisa melupakan Eunha, karena dia juga mencintai Eunha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Touch of Heaven (KTH)
Fanfictiondi harap membaca novel berjudul "PROMISE (KTH)" sebelum membaca cerita ini biar tahu bagaimana alur sebelumnya . Happy Reading😊 By: nyemoetdz 01/03/2022