36

9 2 0
                                    

"Oppa sudah pulang, Eunha sudah siapkan makan untuk Oppa," ucap Eunha saat Taehyung berjalan masuk. Namun, bukannya menjawab Taehyung hanya diam menatap Eunha dengan sorot mata yang penuh pertanyaan.

"Ada apa?" tanya Eunha, dia melihat Taehyung seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Apa kamu yang menyuruh Jungkook untuk datang kemari?" tanya Taehyung.

"Tentang itu-"

"Jawab saja," tegas Taehyung.

"Maafkan, aku, Oppa. Aku hanya berharap Jungkook bisa membujuk Oppa untuk pulang."

Taehyung tidak menjawab, dia berjalan masuk ke kamarnya. Mengunci pintu kamarnya. Eunha yang merasa bersalah mencoba mengetuk pintu kamar Taehyung, dia hanya ingin Taehyung melanjutkan pengobatan rutinnya. Tapi, dia salah, dia malah membuat Taehyung marah.

"Oppa, maafkan aku. Buka pintunya, Oppa jangan lewatkan jam makan, Oppa belum makan." Eunha bahkan duduk di depan pintu, berharap Taehyung membuka pintunya.

"Oppa," panggil Eunha. Berkali-kali Eunha memanggil Taehyung tapi dia tetap tidak membuka pintunya.

Mungkin hampir 1 jam Eunha coba untuk membujuk Taehyung, tak lama terdengar suara kunci pintu terbuka, membuat Eunha yang sejak tadi duduk di depan pintu segera masuk dan menghampiri Taehyung.

"Tolong maafkan aku, aku hanya tidak ingin melihat Oppa terus kesakitan karena penyakit itu," ucap Eunha.

"Aku lelah, boleh aku istirahat dulu." Seperti inilah Taehyung, dia selalu tertutup dengan apa yang dirasakan. Eunha tahu kalau dia bertemu dengan Jungkook sebelumnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi selain menanyakan tentang Eunha yang menyuruh Jungkook untuk datang ke Jeju.

"Tapi makan dulu, Oppa-"

"Aku hanya ingin tidur." Taehyung membaringkan tubuhnya, di ikuti Eunha yang berbaring di sampingnya. Mereka saling berhadapan dengan Taehyung yang sudah memejamkan mata, dan tangannya digenggam oleh Eunha.

"Maafkan aku," tutur Eunha lirih.

Eunha memberikan beban baru kepada Taehyung, saat dia ingin menjauhi orang terdekatnya, Taehyung dibuat kembali memikirkan apa yang dilakukan benar atau salah. Jungkook memintanya untuk kembali ke Seoul, semua sangat khawatir kepada Taehyung yang sengaja menghindari mereka. Namun, di saat Taehyung berusaha untuk menikmati hidupnya seperti keinginannya, Jungkook kembali mengatakan hal yang tidak ingin Taehyung dengar.

"Kalau itu kemauan Hyung, lakukan sesuka hati Hyung, kau ingin pergi dari kita sekarang? Lakukan. Bukankah rencanamu memang sangat bagus, kau semakin membuatku merasa bahwa kau hanya memikirkan dirimu sendiri, aku memang salah mengatakan apa yang pernah aku katakan saat diriku mabuk, tapi untuk hal yang Hyung lakukan sekarang, aku merasa aku memang tidak pantas dimaafkan. Aku salah untuk datang, membujuk Hyung."

"Silahkan Hyung melakukan apa yang menurut Hyung benar, apa pentingnya diriku, Ayah, Eomma, dan semua orang di sekitar Hyung. Semua juga tidak akan merasa kehilangan Hyung yang sangat keras kepala. Dan dengarkan aku, saat Hyung tetap dengan keputusan yang Hyung ambil sekarang. Aku pastikan Hyung yang tidak akan pernah mengenalku sebagai adikmu. Pergilah dengan tenang seperti keinginanmu." Jungkook beranjak dan meninggalkan Taehyung yang hanya diam saja.

Kata-kata itu yang terus Taehyung ingat saat perjalanan ke resort, padahal dia hanya ingin menikmati hidupnya tanpa merasa seperti orang penyakitan yang perlu di kasihani. Tapi, Jungkook menerima hal itu salah. Jungkook berpikir kalau Taehyung melakukan ini hanya ingin menyerah tetapi dia ingin menikmati waktunya di Jeju bersama Eunha, membuat Eunha kenangan indah bersamanya, dia tidak lari seperti penilaian Jungkook, dia hanya ingin menenangkan dirinya. Tekanan demi tekanan Taehyung dapatkan, bagaimana dia bisa fokus dengan kesehatannya kalau semua orang menekannya, walau tekanan yang orang sekitarnya lakukan untuk kesehatannya juga tapi pikiran tentang tidak ingin membebani mereka itu yang membuat Taehyung memilih melakukan ini.

***

Keesokan pagi, Eunha membuka mata dan melihat Taehyung yang masih terlelap di sampingnya, dia segera mengecek nadi Taehyung sebelum dia beranjak turun tempat tidur.

"Oppa, apa Oppa mendengarku," ucap Eunha, ketika dia merasa jika nadi Taehyung begitu lemah, membuat Eunha membangunkan Taehyung yang masih terpejam.

Eunha kembali melihat nadi di leher Taehyung, dia memang tidak dengan kondisi baik. Eunha segera menghubungi Ryu dan memintanya untuk membawa Taehyung ke rumah sakit. Kondisi Taehyung kembali menurun, beberapa minggu Taehyung berusaha untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tapi, dalam beberapa menit Jungkook membuatnya kembali merasa kalau keputusan yang diambil salah.

Taehyung terbaring di brankar yang beberapa perawat dorong menuju ruang UGD. Hal yang Eunha takutkan terjadi, perawat sedang melakukan proses CPR atau Cardiopulmonary Resuscitation kepada Taehyung, yang mengalami henti jantung. Yang mereka lakukan adalah kompresi dada, membuka jalur napas, dan memberi nafas buatan.

"Biar aku yang melakukannya," ucap Eunha yang sejak tadi hanya bisa diam.

"Anda siapa?"

"Aku dokternya." Tanpa pikir panjang, Eunha segera memberikan pertolongan pada Taehyung.

Eunha menggantikan perawat yang sedang melakukan pertolongan kepada Taehyung yang tidak sadarkan diri, Eunha terus berusaha membuat jantung Taehyung kembali, dia menangis melakukan apa yang seharusnya sudah biasa Eunha lakukan, dia tidak henti-hentinya memanggil nama Taehyung, membuatnya kembali bernafas.

"Buka matamu, aku mohon." Dengan derai air mata, Eunha terus berusaha untuk membuat Taehyung kembali membuka mata. Bodohnya Eunha, dia membiarkan Taehyung menahan kesakitan saat dia ada di sampingnya.

"Dokter, detak jantung pasien kembali," ucap perawat.

"Cepat pasang ventilator pada pasien." Perintah Dokter yang bertanggung jawab.

Eunha  melihat alat EKG yang ada di samping Taehyung melorot, membuat tubuhnya terduduk sambil terus memandang Taehyung yang masih mendapatkan pertolongan dari petugas medis di sana.

"Bagaimana Tuan Muda?" tanya Ryu saat Eunha di tuntun keluar oleh seorang perawat.

"Nona ini sepertinya syok, bantu dia," jelas seorang perawat itu.

Eunha duduk di depan ruang UGD, dia masih diam saat Ryu membantunya. Tangannya gemetar, dan air mata terus menetes membasahi pipinya.

"Bagaimana kondisi Tuan Muda, Nona?" tanya Ryu kembali menanyakan kondisi Taehyung.

Bukannya menjawab Ryu, Eunha mengambil ponselnya dan segera menghubungi seseorang.

"Sebenarnya apa yang kau katakan, sampai kau membuat Hyungmu, hampir kehilangan nyawanya. Bukankah aku hanya memintamu untuk membujuknya pulang. Apa yang kau lakukan?!" bentak Eunha. Dia menghubungi Jungkook yang memang setelah bertemu Jungkook kondisi Taehyung tidak baik-baik saja.

Taehyung mengalami hilang kesadaran setelah sempat henti jantung, itu yang membuat Eunha marah kepada Jungkook, kenapa kalau hanya ingin membujuk Taehyung, tapi sikap Taehyung berubah setelah bertemu dengan Jungkook. Sebenarnya apa yang Jungkook katakan kepada Taehyung.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang