Taehyung dan Eunha sedang menikmati waktu mereka berdua berkeliling Jeju menggunakan sepeda. Mereka menyusuri jalanan kota dengan bersepeda bersama. Sampai mereka di tempat tujuan mereka. Mereka langsung duduk di bangku panjang dekat pantai sambil menatap ombak menggulung ke bibir pantai, menikmati sepoi angin disekitar pantai tampak begitu romantis.
"Oppa, apa Oppa bisa berenang?" tanya Eunha sambil menatap lautan di depannya.
"Kenapa?" Taehyung kembali bertanya tentang maksud yang Eunha tanyakan.
"Kalau aku dan Jungkook tenggelam siapa yang akan Oppa selamatkan lebih dulu?" tanya Eunha.
"Kamu, karena Jungkook bisa berenang sendiri." Taehyung menjawabnya dengan enteng. Membuat Eunha kemudian menatap Taehyung kesal, padahal dia serius bertanya.
"Apa?" tanya Taehyung saat melihat Eunha sedang menatapnya. Dia tersenyum puas dengan ekspresi Eunha.
"Kemarilah," ucap Taehyung kemudian memeluk Eunha.
"Aku tidak bisa harus memilih hal seperti itu, kamu penting untukku, begitu juga Jungkook. Dia, adikku. Kamu tahu bagaimana aku kepada Adikku." Jelas itu bukan pilihan untuk Taehyung, karena bagaimanapun dia kecewa pada Jungkook, tetap saja, dia adik yang sangat disayangi.
"Kalau Jungkook meminta apa yang Oppa sukai, apa Oppa akan memberikannya?" tanya Eunha. Maksud pertanyaan Eunha tentang dirinya. Dia ingin tau apa tanggapan Taehyung tentang itu. Apa karena alasan itu, Taehyung memilih pergi.
Taehyung terdiam, dia hanya menatap Eunha sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Eunha. "Kamu begitu ingin tahu?" tanya Taehyung berbisik. Dia juga mencium telinga Eunha, membuatnya geli karena Taehyung, dia kemudian beranjak dan berlari. Dia menjulurkan lidah, mengejek Eunha, membuat Eunha mengejarnya.
"Oppa tunggu." Mereka saling mengejar di pantai, Taehyung bahkan menggendong Eunha, menggodanya untuk melemparkan Eunha ke air, Eunha semakin mempererat pegangannya pada Taehyung, tawa lepas Taehyung terlihat sangat bahagia, ini yang jarang sekali Eunha temui, awalnya Eunha mengenal Taehyung sebagai pria dingin, tapi setelah mengenalnya, Eunha mulai tahu bahwa Taehyung menyimpan kesedihan dalam hidupnya tanpa yang lain sadari.
Dia merelakan dirinya, untuk kebahagiaan orang lain. Padahal dia juga berhak menikmatinya."Tunggu sebentar." Taehyung menghentikan langkahnya, memegangi perutnya yang kembali berulah. Mencoba mengambil nafas untuk mengurangi rasa sakitnya.
"Aku sudah katakan, jangan memaksakan diri, itu-" Taehyung mencium Eunha singkat. Dia tidak ingin Eunha terus membahas tentang kondisinya.
Eunha menatap Taehyung, dia hanya membalas senyum kepada Eunha yang terlihat khawatir kepadanya. Taehyung kemudian menggandeng tangan Eunha dan berjalan ke resort yang memang tidak begitu jauh dari tempat mereka, masih satu area resort. Eunha terus menatap Taehyung, ekspresinya berubah, tidak seperti tadi yang sangat ceria, sepertinya tubuhnya kembali berulah.
***
Sesampainya di resort, Taehyung menyandarkan tubuhnya di sofa. Berharap rasa sakit itu segera pergi. Eunha sendiri segera mengambilkan obat untuk Taehyung dan segera memberikannya.
Eunha tidak lepas dari memandang Taehyung, yang sedang memejamkan mata menahan rasa sakit. Wajah pucatnya sudah seperti jati diri Taehyung, karena setiap saat dia akan merasakan sakit yang membuat dirinya tersiksa."Aku tidak apa-apa." Taehyung memegang tangan Eunha yang terus saja merasa khawatir kepadanya.
"Lakukan pengobatan rutin, aku mohon." Eunha memohon agar Taehyung mau melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk kondisi kesehatannya. Namun, Taehyung tidak menjawab, hal itu yang membuat Eunha begitu khawatir kepadanya.
Hanya karena tidak ingin dianggap lemah, Taehyung memilih untuk jauh dari keluarganya, dia tidak ingin terus membebani orang lain karena kondisinya. Saat Taehyung sedang istirahat, Eunha sedang menjawab telepon dari Seokjin, sepertinya Ryu mengatakan kalau Eunha sedang bersama Eunha di Jeju.
"Saya tidak bisa membujuknya, dia tetap ingin disini," ucap Eunha dari sambungan telepon.
"Coba sekali lagi, Nak. Buat dia kembali ke Seoul. Aku ingin dia fokus dengan kondisinya, dia tidak akan peduli dengan kondisinya kalau dia di sana, aku sendiri tidak bisa ke sana, Taehyung melarangku pergi menemuinya." Taehyung memang melarang Seokjin menemuinya.
"Saya akan mencobanya, semoga dia mau untuk pulang," jawab Eunha.
Setelah puas bicara dengan Seokjin dan sambungan telepon dimatikan, Eunha sejenak memikirkan hal yang akan dilakukan agar Taehyung mau pulang bersamanya.
***
Eunha kali ini sedang menyiapkan makan malam untuk Taehyung. Dia membuatkan bubur untuknya.
"Apa yang kamu lakukan?" Taehyung memeluk Eunha dari belakang saat dia sedang di dapur. Taehyung juga mencium lekuk leher Eunha, membuatnya sedikit merasa geli.
"Aku membuatkan bubur untuk Oppa," jawab Eunha.
"Kamu bisa meminta petugas hotel untuk membawakannya. Tak perlu repot membuatkannya," ucap Taehyung.
"Akan lebih enak saat aku yang memasaknya," jawab Eunha.
"Baiklah, buat bubur itu dengan enak. Aku harus bertemu dengan Ryu sebentar, aku tinggal sebentar, tidak apa-apa kan?" tanya Taehyung.
"Iya. Tinggal saja. Tapi, jangan lama-lama." Sebelum pergi, Taehyung mencium pipi Eunha dan berjalan keluar.
Taehyung berjalan keluar untuk menemui Ryu, dia bilang sedang di kafetaria yang tak jauh dari Resort milik Taehyung. Saat baru masuk, Taehyung melihat seseorang yang tidak ingin dia temui sedang ada tak jauh darinya, dia Jungkook, Eunha yang meminta Jungkook untuk datang. Eunha berharap Taehyung mau pulang saat Jungkook membujuknya.
"Apa kabar, Hyung?" sapa Jungkook.
"Baik." Seakan enggan untuk menjawab, Taehyung bersikap dingin pada adiknya.
"Maaf, aku datang begitu saja tanpa meminta persetujuanmu dulu," ujar Jungkook yang coba untuk bicara pada kakaknya.
"Siapa yang memberitahumu jika aku disini?" tanya Taehyung.
"Apa itu penting?" tanya Jungkook. Mendengar jawaban itu, Taehyung tidak menjawab.
"Hyung, maafkan aku sebelumnya. Apa Hyung melakukan ini semua karena perkataanku waktu itu, yang ingin Hyung pergi? Itu sebabnya Hyung memilih menjauh dari kita?" Jungkook menatap Taehyung yang masih tetap diam.
"Aku tidak bermaksud bicara seperti itu, aku-"
"Sudahlah Jungkook aa, kalau kau datang hanya ingin membalas hal itu, sebaiknya aku pergi. Aku hanya ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan, itu saja." Taehyung memotong ucapan Jungkook yang mau menjelaskan niatnya datang.
"Tapi kau marah kepadaku, Hyung."
"Berhak kah, aku marah kepadamu?" tanya Taehyung. Dari jawabannya, dia mencoba untuk tenang menjawab apa yang Jungkook katakan.
"Hyung, kau boleh marah kepadaku, kau boleh menjauhiku, tapi aku mohon lakukan pengobatan rutin Hyung." Bagaimanapun, Jungkook ingin Kakaknya sembuh.
"Aku akan sangat menyalahkan diriku saat, terjadi apa-apa kepada Hyung. Aku mohon Hyung, pulanglah." Jungkook memohon kepada Taehyung, agar dia mau kembali ke Seoul.
"Jungkook aa, aku sayang padamu, aku juga ingin kau bahagia. Tapi aku juga berhak atas hidupku, aku ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan sebelum ajal menjemputku. Aku pernah tidak marah kepadamu, aku juga tidak menghindari dirimu karena perkataan itu. Mungkin, awalnya aku marah dan kecewa kepadamu, tapi apa yang kau bicarakan ada benarnya, harusnya aku tidak lemah, harusnya aku menikmati hidupku, itu yang aku terima dari kata-kata yang kau ucapkan waktu itu. Maafkan aku kalau sikapku seperti ini, aku hanya ingin kau, Ayah, Eomma, bahkan yang lain, siapapun yang mengenalku, aku ingin mereka terbiasa dengan tidak adanya diriku." Taehyung mengatakan semua apa yang dipendam kepada Jungkook.
Jungkook hanya diam, dia semakin menyalahkan dirinya saat keputusan Hyungnya, menghindar untuk membiasakan tidak ada kehadirannya di tengah-tengah keluarganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Touch of Heaven (KTH)
Fanfictiondi harap membaca novel berjudul "PROMISE (KTH)" sebelum membaca cerita ini biar tahu bagaimana alur sebelumnya . Happy Reading😊 By: nyemoetdz 01/03/2022