25

10 4 0
                                    

Taehyung dan Eunha sampai di Rumah Abu tempat orang tuanya bersemayam, mereka langsung berjalan ke tempat dimana, Ayah dan Ibu Eunha berada. Taehyung tetap tidak banyak bicara, sesekali Eunha yang memulai pembicaraan tapi dia diam setelah menjawab apa yang Eunha tanyakan.

Sesampainya di tempat yang dituju, Eunha menatap 2 guci berisi Abu jenazah Ayah dan Ibunya, tanpa mengatakan apa-apa, Eunha sudah menangis melihat foto Ayah dan Ibunya yang sedang memeluknya. Kesedihannya memang masih terasa, tetapi Eunha memiliki kenangan indah bersama mereka, membuat kesan yang baik untuk Eunha, walaupun mereka meninggalkan Eunha seorang diri, dengan Paman yang tidak bertanggung jawab.

"Kamu tahu, hal yang selalu membuatku tersenyum mengingat mereka apa?" tanya Eunha, dia masih berdiri sambil menatap abu jenazah ayah dan ibunya saat mengajak Taehyung bicara.

"Kenangan. Mereka pernah bilang kepadaku, yang hidup pasti akan mati, yang harus kita lakukan adalah meninggalkan kenangan indah untuk yang masih berjuang hidup, agar mereka tidak menyesal karena kepergian kita. Saat aku merasa sedih, aku pasti akan mengingat kenangan indah yang mereka berikan untukku." Taehyung masih tetap diam, dia mengerti apa yang coba Eunha katakan padanya dengan mengatakan semua itu.

"Aku bisa bertahan sampai sekarang, itu juga dari kesedihan yang aku rasakan, berjuang hidup lebih keras, terus mengingat kalau mereka pasti akan senang melihatku bisa bahagia. Aku tidak boleh lemah, walau di depanmu aku merasa sangat lemah, tapi aku yakin, kelemahan itu berubah menjadi kekuatan untukku."

Sekarang Enha menatap Taehyung yang masih menatap foto orang tua Eunha. "Aku akan berusaha menjadi kuat untukmu, aku tidak ingin kamu terbebani oleh perasaanmu padaku, aku menerimamu apa adanya, aku juga siap menanggung resikonya, asal aku bisa membuat kenangan indah bersamamu." Air mata Eunha menetes begitu saja membasahi pipinya. Kali ini mereka berdua saling menatap. Taehyung tahu, Eunha berusaha untuk menyakinkan dirinya, bahwa Eunha akan kuat seperti saat orang tuanya pergi meninggalkan Eunha sendiri.

"Maaf, aku begitu memaksakan perasaanmu, semakin kamu menghindar dariku, semakin aku merasa aku harus mendekat padamu." Eunha masih terus mencoba meluluhkan hati Taehyung.

Taehyung masih tetap diam, dia tidak bicara apa pun. Dia menyeka air mata Eunha dan memeluknya, lidahnya seperti kaku saat Taehyung ingin mengatakan dia juga mencintainya. Dia hanya takut, keputusan yang diambil menjadi luka untuk orang lain.

***

Setelah puas menangis, mereka berencana untuk pulang, sesekali Eunha menatap Taehyung yang sedang fokus dengan kemudinya. Dia bahagia, biarpun hubungan mereka tidak memiliki status, Eunha yakin bahwa Taehyung mencintainya. Hanya saja, Taehyung memiliki alasan untuk tidak mengatakan perasaannya.

"Sebelum pulang, bisa kamu menemaniku ke tempat Yoongi Hyung?" tanya Taehyung.

"Tentu, aku akan menemanimu. Memangnya ada apa di sana?" Eunha merasa lega ketika Taehyung memeluknya tadi, tapi dia tetap harus meyakinkan Taehyung agar mau mengungkapkan perasaannya.

"Aku ingin melihat putri Yoongi Hyung," jelas Taehyung dan langsung Eunha mengangguk, menerima ajakan Taehyung.

Walaupun acaranya sudah terlambat beberapa jam, namun Taehyung tetap datang untuk bertemu dengan Yoongi. Sesampainya di Cafe Yoongi, Taehyung berjalan masuk diikuti oleh Eunha yang membawakan sebuah hadiah untuk putri, Yoongi. Sebelum sampai tadi mereka mampir untuk membelikan sebuah kado, yang diberikan pada putri Yoongi

"Kenapa terlambat?" tanya Yoongi, saat Taehyung menghampirinya.

"Maafkan, aku. Aku ada urusan." Taehyung memang akan datang ke acara Yoongi, namun Eunha malah mengajaknya untuk menemaninya ke makam orang tuanya.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang