17

18 4 0
                                    

Sepulang dari rumah sakit, Eunha yang sengaja menaiki bus, dihampiri seseorang dan duduk tepat di samping Eunha. Dia bahkan membawa senjata dan ditodongkan di balik jaket yang digunakan.

"Berikan uang itu sekarang kalau kau tidak ingin aku minta pacarmu yang kaya raya itu." Do Jun datang dan mengancam Eumha menggunakan senjata tajam. Dia benar-benar pria gila.

Eunha segera merogoh tas yang sengaja menyiapkan uang untuk Do Jun, setelah mendapatkan uangnya, Do Jun langsung menghentikan bus dan turun. Eunha kembali menangis, kapan dia bisa terlepas dari Pamannya kalau terus saja dia mendapatkan ancaman.
Bus berhenti, Eunha turun di halte dan berjalan ke rumahnya.

"Apa yang kamu pikirkan?"

Seketika Eunha menatap seseorang yang ada di sampingnya, dia sangat mengenal suara siapa itu, meskipun kepala seseorang itu tertutup oleh hoodie yang dikenakan. Namun, Eunha tau siapa dia.

"Oppa disini, ada apa? Bukankah sebaiknya Oppa istirahat saja daripada keluyuran seperti ini," cerocos Eunha yang melihat Taehyung ada di hadapannya.

"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." Alasan yang membuat hati Eunha bergetar mendengarnya.

"Memangnya ada apa? Aku baik-baik saja." Walau sejujurnya dia memang membutuhkan Taehyung sekarang, namun dia tidak bisa mengatakan itu.

"Aku merasa sesuatu terjadi padamu." Apa yang Taehyung rasakan memang terjadi, apa itu karena mereka memiliki perasaan yang sama?

Eunha menghentikan langkahnya dan menatap Taehyung, bagaimana Taehyung tahu kalau sesuatu terjadi pada Eunha, saat dia tidak bercerita kepada pria yang sedang berdiri di hadapannya itu. Eunha langsung memeluk Taehyung, membuat Taehyung hanya bisa diam, dia bingung tanpa berkata apa-apa, Eunha memeluknya.

"Ada apa?" tanya Taehyung ketika melihat Eunha yang hanya diam.

"Aku merindukanmu," jawab Eunha. Ingin rasanya Eunha mengatakan kalau dia sedih bersedih karena Pamannya.

Taehyung diam, dia bingung dengan perasaannya, dia mencintai Eunha dan ingin memberikan kepastian untuk Eunha tetapi bagaimana dengan Jungkook? Haruskah dia bersikap egois? Dia juga ragu untuk membalas pelukan Eunha. Akan tetapi, dia begitu khawatir dengan kondisi Eunha.

"Hariku berat dan aku sangat lelah," jelas Eunha dalam pelakukan Taehyung.

"Apa pasienmu memarahimu?" tanya Taehyung asal.

"Ya, aku mendapatkan pasien yang sangat, sangat cerewet sekali," ucap Eunha, dia masih tetap memeluk Taehyung. Begitu nyaman bisa memeluk orang yang dicintainya saat seperti ini.

"Sudah tenanglah, bukankah aku sudah di sini." Awalnya Taehyung enggan membalas pelukan Eunha, namun dia memberanikan diri untuk mulai membalas pelukan Eunha.

"Aku juga merasa sedih karena pasien satuku ini, kenapa bisa di sini saat kondisinya tidak baik baik saja." Eunha menatap Taehyung, tangannya tetap memeluk Taehyung. Eunha mendongak ke arah Taehyung yang menatapnya juga. Eunha tidak malu lagi untuk memeluk Taehyung. Pikir Eunha, Taehyung memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Boleh aku bertanya?" tanya Taehyung.

"Tanyakan saja." Dengan posisi yang sama, Eunha mengiyakan apa yang akan Taehyung tanyakan.

"Saat aku memilih menyerah, bisakah kamu bahagia bersama orang yang jauh mencintaimu?" Pertanyaan Taehyung sontak membuat Eunga terdiam sambil menatap Taehyung.

"Kenapa bicara seperti itu?" tanya Eunha. Matanya mulai berkaca-kaca lagi. Pertanyaan apa yang sedang Taehyung maksud. Kenapa dia bertanya seperti itu tiba-tiba, itu pikir Eunha.

"Saat seseorang percaya dengan apa yang mereka yakini, tetapi kenyataannya tidak seperti apa yang seseorang itu percaya, tidak ada salahnya bukan memikirkan sisi lain dari apa yang dia yakini," ucap Taehyung.

"Bisa tidak untuk hari ini, tidak membicarakan itu. Aku tahu kamu ingin membicarakan apa, aku hanya membutuhkanmu karena hari ini berat untukku," sahut Eunha. Hatinya sedang tidak baik, tapi Taehyung membahas hal yang Eunha tau akhirnya.

"Iya, maafkan aku." Taehyung tidak lagi melanjutkan apa yang ingin ditanyakan, ketika mendengar itu.

Eunha semakin mempererat pelukannya, dia juga menangis, melampiaskan apa yang dia rasakan hari ini karena Pamannya. Saat seperti ini, Taehyung malah membahas hal semacam itu, dia hanya tidak ingin seseorang yang dia anggap rumah, pergi dengan cepat.

Taehyung sedang berdiri di depan Eunha, dia mengantarkan Eunha sampai depan rumahnya. "Masuklah," ucap Taehyung.

"Maafkan aku, tapi aku mohon jangan tinggalkan aku." Eunha berharap bisa dekat seperti ini selamanya.

Taehyung memang tidak tahu apa yang sudah Eunha lalui sampai dia begitu terluka, Taehyung memilih menemani Eunha dan masuk ke dalam rumahnya. Walaupun tinggal seorang diri, rumah Eunha terlihat rapi.

"Aku tidak akan bertanya ada apa dengan harimu, hanya aku ingin kamu istirahat sekarang. Tidurlah, aku akan menemanimu di sini." Taehyung melihat pipi Eunha terlihat membiru akibat tamparan yang Pamannya lakukan, tetapi dia tidak ingin bertanya dengan kondisi Eunha seperti ini.

"Terima kasih."

Taehyung duduk di samping tempat tidur Eunha yang sedang berbaring, menatap Eunha yang menatapnya juga.

"Bagaimana hidupku tanpamu. Jangan pergi." Eunha memeluk lengan Taehyung membuatnya semakin dekat. Dia menangis dengan mata yang terpejam.

Taehyung hanya diam, dia tidak ingin bertanya ataupun bicara. Dia hanya ingin berada di samping Eunha, membuatnya nyaman. Sampai Eunha benar-benar tidur, Taehyung masih berada di samping Eunha. Wanita di depannya ini membuatnya lupa akan sakit yang dirasa, dia melupakan kalau bekas lukanya kembali sakit tadi sevel datang karena dia memaksakan diri untuk beraktivitas seperti biasa saat dia harus istirahat total.

Tadi saat pulang dari kantor, dia tiba-tiba memikirkan Eunha. Taehyung khawatir kepada Eunha, dan memutuskan melihat kondisi Eunha, saat Taehyung pergi ke rumah sakit, dia tidak bertemu dengan Eunha, Taehyung berpapasan saat Eunha sedang berada di dalam bus. Taehyung segera memutar balik mobilnya dan mengikuti Eunha.

Saat batin mereka begitu kuat, apa yang Taehyung pikirkan, dia masih ragu untuk membuat komitmen dengan Eunha, karena Jungkook juga menyukai Eunha.
Namun, Taehyung tidak boleh bersikap Egois, dia harus memikirkan perasaan Eunha juga. Itu yang membuat Taehyung semakin bingung dengan apa yang akan dilakukan.
Taehyung terus menatap Eunha yang sedang terlelap dalam tidurnya.

***

Keesokan harinya. Eunha membuka mata, dia ingat kalau ada Taehyung semalam, tetapi di dalam kamar Eunha hanya ada dirinya, Eunha mencoba bangun dan berjalan keluar kamar.
Eunha melihat seseorang sedang menyiapkan sarapan untuknya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Eunha kepada seorang penjaga yang bersamanya beberapa minggu ini.

"Maaf Nona, tuan muda menyuruh saya untuk menyiapkan makanan yang tuan muda pesankan untuk anda," jawabnya.

"Lalu kemana dia?" tanya Eunha yang tidak melihat Taehyung dimanapun.

"Tuan muda pulang 15 menit yang lalu, tuan bilang akan ada rapat penting hari ini, nanti setelah urusannya selesai, tuan akan menghubungi Anda," jelasnya pada Eunha.

"Terima kasih."

Setelah menikmati sarapan, Eunha segera bersiap untuk ke rumah sakit. Seorang penjaga bahkan mengikutinya, dia bilang Taehyung yang memerintahkan untuk menjaga Eunha kemanapun dia pergi. Tidak mau begitu memikirkan, tapi Eunha yakin kalau Taehyung mengetahui pipinya yang membiru akibat tamparan yang Pamannya lakukan, Eunha hanya berharap Taehyung tidak mencari tahu apa yang terjadi, kalau Taehyung tahu itu ulah Paman Eunha, dia pasti bertindak.

Eunha dibuat nyaman dengan sikap Taehyung yang begitu melindunginya, bagaimana Eunha bisa melupakannya atau pergi dari Taehyung saat dirinya sangat mengharapkan Taehyung mengajaknya berkomitmen.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang