Jungkook membuka mata dan merasakan kepalanya yang terasa sakit efek mabuk semalam. Dia berusaha bangun dan berjalan ke kamar mandi. Setelahnya dia bersiap untuk berangkat bekerja. Dia tidak ingat dengan apa yang dia katakan pada Taehyung semalam.
"Ayah disini? Apa mengatakan Hyung, kontrol rutinnya?" tanya Jungkook saat melihat Seokjin yang berjalan masuk ke rumah sakit. Dia juga baru datang saat bertemu dengan Seokjin.
"Tidak, kebetulan Ayah ingin menemuimu. Bukankah semalam Hyungmu menemuimu, apa dia masih di tempat Bibi Song? Aku menunggunya sejak tadi di sini, aku pikir dia akan berangkat bersamamu dan melakukan kontrol rutinnya," jelas Seokjin.
"Hyung tidak ada di rumah Song Eomma, semalam Hyung pulang setelah mengantarkanku," jawab Jungkook.
"Kemana dia sebenarnya? Harusnya dia itu melakukan cuci darah hari ini. Ponselnya juga tidak aktif." Seokjin begitu khawatir ketika Taehyung kembali melewatkan jadwal cuci darahnya.
Semalam Taehyung memang tidak pulang, entah kemana dia pergi. Tidak ada yang tahu keberadaan Taehyung. Membuat Seokjin panik mencarinya.
"Sunbae, apa Taehyungie Hyung menghubungimu?" tanya Jungkook kepada Eunha.
"Tidak. Dia bahkan tidak membalas pesanku. Ada apa?" Eunha kembali menanyakan apa yang Jungkook tanyakan.
"Dia semalam tidak pulang, dan sekarang tidak bisa dihubungi," jelas Jungkook.
Eunha kemudian coba menghubungi Taehyung di hadapan Jungkoo. Dan memang benar, jika ponsel Taehyung tidak bisa dihubungi. Jungkook kemudian coba mencari Taehyung ke tempat biasanya dia datangi, tapi tidak ada yang tahu dimana Taehyung berada. Eunha juga berusaha mencari keberadaan Taehyung tapi tetap saja dia juga tidak tahu kemana perginya Taehyung.
Jungkook teringat apa yang dikatakan kepada Taehyung semalam, dia merasa bodoh dengan apa yang sudah dikatakan kepada Taehyung. Kemana dia harus mencari Hyungnya sekarang.***
Sepulang praktek di rumah sakit, Eunha berjalan pulang, dia membawa beberapa obat yang akan digunakan di klinik. Sejak semalam, dia harus merawat seseorang yang ditemukan pingsan di depan rumahnya. Sudah hampir pagi, saat Eunha menemukannya dan itu membuat Eunha harus segera pulang untuk mengecek kondisinya.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Eunha, kepada Mun Hee, dia yang membantu Eunha untuk menjaganya.
"Sejak dokter meninggalkannya bekerja, dia belum juga bangun. Aku sudah menyuruhnya untuk makan dan minum obat tapi dia tetap tidur," ujar Mun Hee.
Eunha berjalan ke ruangan yang sengaja Eunha gunakan untuk merawat pasien yang perlu pertolongan darurat. Dia melihat seseorang sedang berbaring di sana. Eunha langsung menghampiri dan mulai mengecek suhu badan dan nadi orang yang sedang tidur itu, infusnya juga sudah dilepas sendiri oleh orang tersebut.
"Taehyung ssi." Eunha mencoba membangunkan seseorang yang Eunha maksud, dia Taehyung, dia semalam pingsan di depan rumah Eunha karena merasakan sakit yang tidak tertahankan, tapi dia tidak pulang, dia memilih pergi ke tempat Eunha sambil berjalan kaki. Dengan tubuhnya yang lemah, dia tidak tahu harus melakukan apa, sampai dia menghubungi Eunha saat dia berada di depan pintunya.
"Bukankah aku sudah bilang untuk makan, kenapa tidak makan," ucap Eunha ketika terlihat makanan yang ada di samping Taehyung masih utuh.
"Ayahmu mencarimu tadi, apa tidak sebaiknya-" Taehyung membuka mata dan menatap Eunha, dia sudah bangun sejak tadi hanya saja di malas untuk pergi pulang. Eunha menghela nafas, dia tahu pasti sudah terjadi apa-apa kepadanya tapi di tidak ingin bercerita.
"Kamu akan tetap tidur? Kamu harus melakukan prosedur cuci darah bukan. Dan kenapa kamu melepaskan infusmu." Eunha duduk di samping Taehyung yang menatapnya.
"Eunha ssi, kenapa kamu terus bicara? Kepalaku pusing mendengarnya." Taehyung mulai beranjak, kemudian mengenakan jaket miliknya tanpa menjawab apa yang Eunha katakan. Dia benar-benar keras kepala.
"Mau kemana?" tanya Eunha.
"Pulang, bukankah kamu bilang Ayahku mencariku," ucap Taehyung.
"Sebelum pulang kita ke rumah sakit, kamu harus melakukan cuci darah. Hmm ...," Eunha coba untuk membujuk Taehyung yang melewatkan cuci darahnya.
"Sudah terlalu malam, besok saja. Terima kasih sudah membiarkan ku diam di sini." Tanpa rasa bersalah, Taehyung coba berjalan pergi.
"Oh ya, apa sesuatu terjadi? Jungkook begitu mengkhawatirkanmu." Ucapan Eunha membuat Taehyung terdiam sejenak.
"Tidak apa-apa." Taehyung memegang pipi Eunha dan tersenyum, dia memang sangat tertutup kepada siapapun. Dia juga tidak cerita kepada Eunha, tentang perkataan Jungkook saat mabuk kemarin. Dia memilih tidak pulang untuk menenangkan dirinya, mencoba memahami apa yang Jungkook mau, Taehyung merasa bersalah saat Jungkook mengatakan kalau semua orang hanya melihat Taehyung yang berpenyakitan.
Padahal waktunya tidak lama lagi, tapi Jungkook berpikir semua orang melupakannya dan lebih memperhatikan Taehyung daripada Jungkook, seperti Hyun Ae dan Bibi Song, padahal kasih sayang mereka sama kepada Jungkook. Hanya perhatian mereka berbeda.
"Aku akan pulang, sebelumnya maafkan aku, karena aku akan sering merepotkan mu sekarang," ucap Taehyung.
"Maksud kamu?" tanya Eunha bingung.
Setidaknya saat Jungkook merasa orang terdekatnya lebih memperhatikan Taehyung daripada dia, Taehyung sendiri ingin lebih dekat dengan Eunha. Hanya untuk beberapa waktu saja, selama nafasnya belum berhenti, biarkan Taehyung bersikap egois untuk itu. Eunha tidak mengerti jalan pikir Taehyung tapi, dia tahu dia sedang memiliki masalah.
***
Taehyung berjalan masuk kedalam rumah, terlihat beberapa orang sedang berkumpul.
"Aku pulang," ucap Taehyung, tanpa perasaan bersalah, dia berjalan ke kamarnya melewati mereka yanh sedang khawatir menunggunya.
"Kamu dari mana, Nak? Kenapa baru pulang?" tanya Seokjin. Mendengar ucapan Ayahnya, Taehyung menghentikan langkahnya. Ada Jungkook juga di sana, itu yang membuat Taehyung ingin segera ke kamarnya.
"Maaf, Ayah. Tae, lelah sekali. Tae, ingin ke kamar," ucap Taehyung. Padahal yang lain khawatir padanya saat dia tidak ada kabar.
Jungkook berjalan mengikuti Taehyung yang sudah berjalan menaiki tangga untuk pergi ke kamarny. Dia melihat Taehyung yang langsung melepaskan jaket dan bersiap untuk ke kamar mandi.
"Hyung, tunggu. Katakan dari mana saja kau, semua mengkhawatirkanmu." Jungkook menghentikan langkah kaki Taehyung.
"Aku tidak minta mereka untuk mengkhawatirkan diriku, apa aku begitu lemah untuk mereka?" tanya Taehyung kepada Jungkook. Dia menatap Jungkook serius. Sorot matanya penuh dengan amarah.
"Bukan begitu, hanya saja, hari ini seharusnya Hyung melakukan cuci darah. Hyung-"
"Aku tidak akan mati kalau melewatkan cuci darah, seperti yang kau lihat sekarang, aku baik-baik saja bukan." Tidak biasanya Taehyung bersikap seperti ini kepada Jungkook. Dia bicara dingin pada Jungkook yang merasa bersalah.
"Aku memang penyakitan tapi tidak ingin orang lain mengasihi diriku karena penyakit ku ini. Pergilah, aku ingin istirahat." Taehyung mengusir Jungkook agar meninggalkan kamarnya.
"Maafkan aku, Hyung. Aku tidak bermaksud bicara seperti kemarin," jelas Jungkook.
"Tidak masalah, setidaknya aku harus tahu diri saat ingin mengerti orang lain." Taehyung berjalan ke kamar mandi meninggalkan Jungkook yang merasa bersalah karena ucapannya kepada Taehyung.
Tidak biasanya Taehyung akan bersikap dingin kepada Jungkook, hanya karena ucapan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch of Heaven (KTH)
Fanfictiondi harap membaca novel berjudul "PROMISE (KTH)" sebelum membaca cerita ini biar tahu bagaimana alur sebelumnya . Happy Reading😊 By: nyemoetdz 01/03/2022