23

12 4 0
                                    


"Aku mencintaimu, Kim Taehyung," ucap Eunha, sambil menatap Taehyung dengan air mata sudah membasahi pipinya.

Taehyung hanya diam, dia tak melepaskan pandangannya dari Eunha. Tidak satu kata pun keluar dari mulutnya. Dia mendengarkan dengan jelas Eunha yang sedang mengutarakan isi hatinya.

Hujan mulai turun saat Eunha sudah mengutarakan isi hatinya, tapi tak membuat mereka pergi dari tempat itu, mereka berdua hanya membiarkan hujan membasahi seluruh tubuh mereka.

"Maafkan aku." Taehyung berbalik dan ingin berjalan meninggalkan Eunha yang masih menatapnya. Namun, Eunha menahannya dengan memegang lengan Taehyung.

"Apa salahnya? Bukankah kamu mencintaiku juga. Aku ingin mengisi harimu, aku ingin berada di dekatmu." Eunha memeluk Taehyung dari belakang, tidak peduli lagi apa yang akan Taehyung lakukan. Dia ingin meluapkan isi hatinya.

"Aku ingin bersamamu, aku mencintaimu." Kembali Eunha mengatakan apa yang dia rasakan. Dia tidak takut jika Taehyung akan pergi.

Taehyung menghela nafas, dia tidak tahu harus bagaimana. Apa dia harus melakukan apa yang dikatakan Yoongi? Tapi bagaimana dia bisa egois kepada dirinya sendiri saat dia ingin menghindar dari Eunha.

"Maafkan aku, aku begitu gila saat kamu mendiamiku, aku tidak bisa, walau aku mencoba untuk melupakanmu, aku tidak bisa," ujar Eunha.

Taehyung membalikkan tubuhnya, kembali menatap Eunha, tanpa bicara, sejenak dia menatap wanita di hadapannya sebelum Taehyung mencium bibir Eunha, dan melumatnya pelan. Eunha sudah menutup mata dengan apa yang Taehyung lakukan, Taehyung bahkan menangis, tapi tangisnya tidak terlihat karena guyuran air hujan yang membasahinya. Mereka berdua menikmati kecupan yang mereka lakukan di bawah guyuran air hujan.

"Maafkan aku." Taehyung melepas ciumannya dan pergi begitu saja, meninggalkan Eunha yang perlahan membuka mata saat bibir Taehyung sudah terlepas dari bibirnya.

Eunha terduduk, kakinya seperti lemas, Taehyung tetap saja tidak membalas perasaan Eunha. Namun, Eunha tidak menyerah, dia akan mencobanya lagi. Dan terus akan mencoba untuk membuat Taehyung mengatakan kalau dia juga mencintai Eunha, karena keyakinan Eunha akan tetap sama, jika Taehyung mencintainya juga.

Hatinya tetap ragu untuk membalas perasaan Eunha, lidahnya seperti kaku saat ingin mengatakan kalau dirinya juga mencintainya. Dia tidak bisa berkata apa-apa saat Eunha terus mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai Taehyung. Dia meninggalkan Eunha begitu saja, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia begitu lemah saat berurusan dengan hati, Taehyung memilih dipukul sampai babak belur daripada merasakan hal seperti ini.

***

Taehyung tidak langsung pulang, dia memilih untuk ke tempat latihan Yook ssaem, dengan baju yang masih basah, Taehyung memukul bahkan memendam benda yang biasa digunakan untuk latihan, ada di depannya. Dia melampiaskan apa yang dirasakannya kepada alat yang biasa digunakan untuk latihan. Dia tidak peduli tentang perutnya yang terasa sakit, dia hanya ingin membuat dirinya lebih tenang melampiaskan dengan cara seperti ini.

Taehyung menghentikan apa yang dilakukan saat rasa sakit itu semakin terasa sakit, dia merebahkan tubuhnya ke lantai. Membiarkan tubuhnya basah karena keringat bercampur air hujan. Kembali dia tidak bisa menahan air mata yang sudah menetes. Hatinya sakit ketika tidak bisa mengungkapkan perasaannya pada Eunha yang dengan terang-terangan mengutarakan isi hatinya.

"Apa salahku sampai Kau membuatku seperti ini, Tuhan" isak Taehyung. Rasa sakit itu sudah menyiksanya, tapi luka hati itu menambah hidupnya menyedihkan.

"Begitu hinanya diriku, sampai Engkau tidak membiarkanku memilih apa yang ingin aku lakukan. Kalau Kau ingin mengambil nyawaku, lakukan sekarang. Aku sudah tidak sanggup lagi, Tuhan." isak Taehyung, dia seperti tersiksa dengan perasaan yang dia rasakan kepada Eunha.

"Apa yang harus aku lakukan, Tuhan."

Taehyung memilih menenangkan dirinya di tempat latihan, dia tidak ingin siapapun tahu apa yang dia rasakan, dan memang begitulah Taehyung. Dia selalu membuat dirinya terluka dengan perasaannya sendiri.

***

"Ayah, bisakah aku melanjutkan S3 ku di Inggris?" tanya Taehyung. Dia sedang bersama Seokjin di balkon belakang rumah mereka menikmati malam yang dingin.

"Kenapa tiba-tiba, bukankah kamu sudah memilihnya di sini," jawab Seokjin.

"Tidak apa-apa, aku ingin melanjutkan pendidikanku di sana. Biarkan Hyung yang mengurus perusahaan Ayah." Taehyung ingin menjauh dari hal yang akan mengingatkan dirinya tentang Eunha.

"Apa ada masalah, Nak?" tanya Seokjin.

"Tidak. Hanya aku berpikir ingin fokus dengan pendidikanku dan juga kesehatanku. Hoseok Hyung pasti bisa memimpin perusahan. Dia juga punya hak di perusahaan."

"Nak." Sejenak Seokjin memberi jeda sambil menatap putranya. Sorot matanya seakan bertanya apa Taehyung tidak apa-apa?

"Tae, tidak apa-apa, Ayah." Tidak mungkin Taehyung mengatakan dengan jujur apa yang dirasakan.

"Ayah tidak mengizinkan kamu untuk pergi, kalau kamu ingin fokus dengan kesehatanmu, tidak apa-apa tapi kamu tetap di sini, dan biar Hoseok yang mengurus perusahaan, jika kamu pergi ke Inggris, Ayah tidak memberimu izin." Seokjin tahu, pasti ada masalah yang terjadi, kenapa tiba-tiba sekali Taehyung membahas hal itu, memang dia berencana untuk mengambil S3 tapi tidak di Inggris.

"Ayah tidak tahu apa masalahmu, tapi Ayah tidak mau kamu lari dari masalahmu, hadapi, putra Ayah ini bukan seorang pengecut, dia tidak akan lari saat memiliki masalah." Meskipun begitu ini tidak mudah untuk Taehyung, tapi Seokjin tidak bisa menuruti putranya untuk pergi.

"Ayah-"

"Tidak, Taehyungie. Ayah tidak mengizinkan kamu pergi. Fokus dengan kesehatanmu dan tetap di sini." Keputusan Seokjin tetap sama, dia bersikeras agar putranya tidak pergi.

Bukan pilihan bagus saat Taehyung memilih jauh dari keluarganya, dia tidak akan peduli dengan kesehatannya, apa lagi dengan kondisi Taehyung yang tidak baik-baik saja. Itu sebabnya Seokjin melarangnya, jika dia membiarkan putranya pergi, dia juga yang akan menyesal nantinya.

"Kalau kamu merasa lelah dengan pekerjaanmu, biar Ayah menyuruh Hyungmu untuk pulang, tapi kamu tetap disini. Ayah harap kamu bisa menghargai keputusan Ayah. Dan sampai kamu melakukannya, mungkin Ayah yang akan pergi lebih dulu menyusul Ibumu."

Rencananya untuk pergi, gagal. Dia tidak bisa bersikap egois, Seokjin juga membutuhkannya. Dia harta berharga untuk Seokjin, yang dia dapat dari Soo Bin, bagaimana dia mengizinkan Taehyung saat dia tahu kalau itu hanya pilihannya untuk pergi selamanya.

"Dengarkan Ayahmu, Nak. Eomma juga akan sedih kalau keputusan kamu seperti itu." Hyun Ae yang memang tidak sengaja mendengarkan obrolan ayah dan anak, sedikit memberikan masukan pada Taehyung.

"Cobalah untuk memahami hatimu, Nak. Jangan berpikir, jika kamu pergi, semua masalah terselesaikan, pikirkan tentang kebahagiaan mu saat ini, itu saja. Karena lari tidak akan menyelesaikan masalah," tutur Hyun Ae.

"Tae, hanya lelah Eomma. Tae, sangat lelah." Taehyung menjawab apa yang Hyun Ae katakan dengan berbaring di pangkuannya. Sambil menikmati tangan Hyun Ae yang membelai surai halus miliknya.

Tidak sekali maupun dua kali, ketika Taehyung ingin menyerah, namun dia tetap tidak bisa pernah bisa melakukan itu, semua orang membuatnya bertahan tanpa mereka sadari Taehyung bertahan dengan merasakan rasa sakit yang teramat sakit. Semua seperti siksaan untuk Taehyung, masalah hidupnya seperti tidak ada habisnya, dia terus merasakan kesakitan sejak dulu. Seperti Tuhan tidak mengizinkannya untuk bahagia.

Haruskan Taehyung bersikap seperti yang Yoongi katakan? Haruskah Taehyung melakukan itu. Bagaimana Taehyung bisa memahami hatinya saat wanita Jungkook sukai sama.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang