28

12 3 0
                                    

Menjalani prosedur cuci darah 2x dalam seminggu membuat Taehyung merasa lelah, dia juga harus melakukannya kurang lebih 5 jam saat proses cuci darah berlangsung. Kadang Taehyung berpikir untuk menyerah, tapi dia tidak bisa, dia harus menjalaninya tanpa ingin mengeluh.

Meskipun selesai dari rumah sakit untuk melakukan cuci darah, dia sekarang sedang di tempat Yook Ssaem, dia dimintai tolong untuk melatih anak didiknya, bukan Taehyung kalau dia tidak keras kepala, walau Ryu sudah melarangnya, Taehyung tetap mau mengajar anak didik Yook Ssaem berlatih taekwondo. Ini hal yang Taehyung sukai sejak dulu, ini juga yang membuat Taehyung melupakan sejenak rasa sakit yang dia rasakan.

"Ssaem, apa Ssaem sudah menikah?" tanya seorang murid perempuan kepada Taehyung. Hal seperti ini sering ditanyakan saat Taehyung meluangkan waktu untuk membantu Yook Ssaem.

"Kenapa?" Taehyung balik melontarkan pertanyaan pada anak itu.

"Kalau belum, bisa aku mendaftarkan diri untuk menjadi istrimu, Ssaem," ucap anak itu, membuat teman yang lain tertawa dengan ucapannya.

"Boleh, tapi dengan syarat."

"Syarat apapun aku akan lakukan, asal Ssaem mau denganku." Dia benar-benar menerima tantangan Taehyung.

"Buat aku jatuh dalam 1x serang, kalau aku bisa jatuh, kita menikah. Bagaimana?" Tantang Taehyung dengan nada menggoda.

Murid itu menerima tantangan Taehyung, apa salahnya mencoba, itu pikirnya. Anak itu langsung bersiap. Kemudian dia mencoba melawan Taehyung, dia terlihat tenang menghadapi gadis yang ada di depannya itu, umurnya ada setengah dari usia Taehyung, membuat Taehyung hanya tersenyum saat gadis itu berusaha menjatuhkan Taehyung. Bukannya menjatuhkan, gadis itu berkali-kali dibuat jatuh oleh Taehyung, teman-teman yang melihat bersorak karena dia gagal mendapatkan Taehyung.

"Belajar yang pintar, baru memikirkan menikah," ujar Taehyung kepada gadis itu, dia mengacak poni gadis itu, dan membuat malu gadis itu dengan apa yang Taehyung lakukan.

Saat sedang menjelaskan materi kepada murid-murid Yook Ssaem, Ryu berjalan ke arah Taehyung dan membisikkan sesuatu. Membuat Taehyung segera membubarkan kelas setelahnya dia pergi.

"Apa kau sudah pastikan itu?" tanya Taehyung dengan sorot mata serius.

"Sudah, Tuan."

Ryu mendapat kabar kalau Ahn Jong, Ibu Hoseok mengakhiri hidupnya di penjara. Padahal masa hukumannya tidak lama lagi, namun dia memilih untuk pergi karena depresinya.

Taehyung, segera pergi ke lapas untuk memastikan hal itu. Saat Hoseok bilang Ibunya sudah menjadi lebih baik, tapi dia malah mengakhiri hidupnya begitu saja. Sejahat apa Ahn Jong, dia tetap menganggapnya bagian keluarga.

"Tahanan atas nama, Go Ahn Jong memang menderita depresi berat sejak masuk ke dalam lapas, tetapi dia merahasiakan itu dari putranya. Dia berusaha melukai dirinya beberapa kali, saat dia tenang di tidak ingin apa yang dirasakan, diketahui putranya," jelas kepala lapas pada Taehyung.

Go Ahn Jong, menjadi salah satu tersangka perencanaan pembunuhan yang Dong Min dan Ahn Jong rencanakan kepada Lee Soo Bin, Ibu Taehyung. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, Dia sempat kabur saat ditetapkan sebagai tersangka, dan hal itu sedikit memberatkan hukumannya. Karena Hoseok sempat tinggal di luar negeri, membuatnya jarang bertemu Ibunya, dia hanya sesekali bertemu dengan Ibunya, saat dia ada waktu. Dong Min sendiri meninggal karena luka tembak yang bersarang di kepalanya, membuatnya koma dan akhirnya meninggal.

2 hari yang lalu, Hoseok sempat mendatangi Ibunya dan menceritakan kalau dirinya ingin menikahi kekasihnya itu. Dan tiba-tiba kabar duka terdengar oleh Hoseok dan membuatnya tidak habis pikir, jika Ibunya akan meninggalkannya dengan cara seperti ini, padahal saat itu Ibunya sangat senang mendengar bahwa anaknya akan segera menikahi gadis pujaannya, tapi Ahn Jong malah memilih pergi.

"Tenangkan Hyungmu. Biar Ayah yang mengurus jenazahnya," ucap Seokjin kepada Taehyung.

Taehyung langsung menghampiri Hoseok yang sedang duduk di depan kamar jenazah, dia menangis dalam diam dengan posisi duduk tertunduk, ini pasti berat untuk Hoseok, saat dia pikir semua akan berjalan baik setelah proses hukuman Ibunya, ternyata penderitaannya masih tetap dia rasakan sekarang.

"Bukankah Tuhan begitu adil," tutur Hoseok saat Taehyung duduk di sampingnya.

"Apa yang kita tanam itu yang akan kita dapat. Aku pikir Ibu sudah berubah lebih baik dan aku bisa berkumpul dengannya setelah dia keluar dari lapas, tapi apa ini? Ini seperti mimpi buruk untukku yang entah kapan mimpi ini akan berakhir." Dengan air mata yang berlinang akibat kepergian sang Ibu, Hoseok menjelaskan apa yang sedang dia rasakan.

"Setidaknya aku memiliki Ibu, walau dia bukan Ibu yang baik tapi ...," Hoseok kembali menangis. Sepertinya ini memang balasan yang harus Hoseok terima saat apa yang sudah keluarganya perbuat.

"Tenanglah Hyung, aku bersamamu." Taehyung melingkarkan tangan ke bahu Hoseok yang menangis di pundaknya. Dia tahu bagaimana rasanya kehilangan, dia juga tahu apa yang sedang Hoseok rasakan. Taehyung hanya diam sambil coba menenangkan Hoseok yang tampak terpukul dengan kepergian sang ibu.

Kabar duka atas meninggalnya Ahn Jong ini langsung terdengar ke telinga Eunha dari Jungkook, membuat mereka berdua berencana datang ke rumah duka untuk melayat.

'Bukankah itu gadis yang waktu itu?' batin Eunha. Terlihat pacar Hoseok sedang memeluk Hoseok di dekat jenazah Ahn Jong, dia bahkan sesekali mencium pipi Hoseok, tangan mereka juga terus bergandengan, seperti sepasang kekasih, pikir Eunha.

"Hyung, aku turut berduka cita," ujar Jungkook kepada Hoseok yang duduk bersama kekasihnya itu.

"Terima kasih, maaf atas kesalahan Ibuku kepadamu," jawab Hoseok yang berusaha untuk kuat dengan apa yang terjadi.

Eunha mengikuti Jungkook mengucapkan bela sungkawa kepada Hoseok, walau tidak begitu mengenalnya tapi Jungkook memaksa Eunha untuk ikut bersamanya.

Dan setelah mengucapkan turut berduka cita, Eunha menatap sekitar, berharap dia bisa bertemu dengan Taehyung. Saat akan duduk di area para tamu, seorang anak kecil menghampiri Eunha.

"Noona, bisa Noona mengambilkan bolaku di sana," ucapnya sambil menunjuk ke tempat yang dimaksud.

"Apa kamu sendiri di sini?" Eunha kembali bertanya pada anak kecil itu.

"Tidak, Ibu sedang membantu di sana," tunjuk anak itu lagi.

"Oh, baiklah. Ayo aku ambilkan."

Eunha dan Anak kecil itu berjalan ke tempat bola milik anak tersebut berada. Dia hanya malu untuk mengambilnya sendiri, karena dia merasa banyak orang yang bersedih, setelah mengambilkan dan memberikan kepada anak kecil itu, Eunha melihat seseorang yang Eunha cari sejak tadi, Taehyung sedang seorang diri di ruangan kosong tak jauh dari tempat Eunha mengambilkan bola anak itu.
Meskipun tidak begitu jelas karena tidak ada cahaya, tapi Eunha tahu kalau itu Taehyung. Eunha berjalan menghampiri Taehyung, walaupun gelap tapi masih terlihat oleh Eunha.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Eunha berdiri tepat di depan Taehyung yang sedang memejamkan mata sambil kepalanya bersandar ke dinding.

"Taehyung ssi, apa yang-"

Tanpa menjawab, Taehyung memeluk Eunha dengan posisi yang sama, Eunha masih berdiri dengan Taehyung yang duduk di depannya. Dan sepertinya Taehyung menangis saat memeluk Eunha.

"Aku takut." Saat memeluk Eunha, Taehyung mengatakan jika dirinya sedang takut pada Eunha yang ada dalam pelukannya.

"Aku takut," ucap Taehyung lagi. Bahkan Eunha merasakan tangan Taehyung bergetar, mungkin karena rasa takut yang menghantui dirinya.

Eunha membelai rambut Taehyung, dia tidak ingin bertanya lagi. Eunha hanya ingin Taehyung tenang, entah apa yang membuatnya takut, karena setau Eunha, Taehyung bukan seorang penakut. Dia tidak pernah takut kepada apapun tapi sekarang dia mengatakan kalau dirinya sedang takut, dia menangis dalam pelukan Eunha.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang