33

15 3 0
                                    

Taehyung menikmati waktunya di Jeju, mengurus resort milik keluarganya di sana saat dia tidak menjadi CEO, dia juga mengurus kebun yang sengaja Seokjin buat untuk istrinya. Ryu ada bersamanya, Seokjin menyuruhnya menemani Taehyung setelah dia tahu kalau Taehyung ke Jeju seorang diri. Mencoba membiarkan keluarganya hidup tanpa Taehyung mungkin itu yang niat Taehyung memilih pergi ke Jeju, dia ingin membiasakan Ayahnya, Hyun Ae, Jungkook, bahkan keluarga lainnya untuk terbiasa hidup tanpa Taehyung. Dia memilih hidup sendiri, tanpa orang terdekatnya, meskipun dia masih berkomunikasi dengan mereka, tetapi perlahan Taehyung ingin pergi, dia tidak ingin membebani keluarga ataupun orang terdekat karena penyakitnya. Liburannya menjadi alasan untuk Taehyung pergi dari mereka.

"Maafkan saya, Tuan. Saya bangun kesiangan." Ryu bangun terlalu siang karena mabuk berat semalam. Taehyung menyuruh Ryu untuk menikmati waktu dengan kekasihnya yang kebetulan sedang berada di Jeju. Mereka seperti sahabat, tinggal berdua di Jeju karena Taehyung ingin pergi dari keluarganya.

"Tidak apa-apa. Apa Ayah hari ini menghubungimu?" tanya Taehyung. Seokjin pasti menanyakan kondisi Taehyung kepada Ryu setiap harinya. Karena Taehyung juga tidak membalas pesan dari siapapun. Dia benar-benar memilih hidup sendiri.

"Seperti biasa, Tuan menanyakan kondisi Anda."

"Oh, ya sudah. Sekarang kau mau makan siang di luar? Aku lapar sekali." Taehyung sudah menganggap Ryu sebagai adiknya sendiri, walau hubungan mereka Tuan dan penjaganya, tapi kedekatan mereka lebih dari itu.

"Baik tuan. Oh ya, apa Nona Eunha jadi datang hari ini?" tanya Ryu. Rencananya Eunha akan menemui Taehyung, hanya dia yang selalu diberi kabar Taehyung, karena dia tidak mau jika Eunha merasa sedih karenanya.

"Dia akan datang nanti setelah jam prakteknya."

"Apa bersama Tuan Jungkook?"

"Dia datang sendiri." Taehyung bukan marah kepada Jungkook hanya saja dia kecewa dengan apa yang pernah Jungkook katakan, sekeras apa Taehyung ingin membahagiakan Jungkook tapi dia malah berpikir kalau dirinya yang menjadi penghalang.

***

Di rumah sakit, Jungkook menghampiri Eunha yang katanya ingin mengambil cuti. Namun, Eunha tidak bilang jika akan menemui Taehyung.

"Sunbae jadi mengambil cuti?" tanya Jungkook.

"Iya, aku lelah sekali. Jadi aku ingin berlibur ke tempat nenekku," Eunha tidak mau bilang kalau dirinya akan bertemu dengan kakaknya.

Tidak ada seorangpun yang boleh menemui Taehyung, berkali-kali Jungkook ingin bertemu dengan Taehyung tapi dia menolaknya. Sudah hampir 1 bulan dia pergi yang katanya mau berlibur, namun Taehyung tidak ingin menemui siapapun. Begitu juga Seokjin, dia ingin membiasakan mereka untuk tidak melihatnya. Setidaknya, mereka bisa menjalani hidup tanpa Taehyung.

"Sunbae, apa Hyung sering memberimu kabar?" tanya Jungkook.

"Tidak juga. Memangnya kenapa?"

"Aku memang bersalah kepadanya, aku berhak mendapatkan ini."

"Apa maksudmu? Bersalah karena apa?" tanya Eunha.

"Aku hanya adik yang tidak berguna untuknya, aku bahkan tidak pernah bersyukur dengan apa yang aku dapatkan," jelas Jungkook.

"Kenapa bicara seperti itu? Ada apa? Apa kalian bertengkar?" Sikap Eunha seperti tidak mengerti jika mereka berdua memiliki masalah.

Jungkook menggeleng kepalanya, dia masih tidak ingin menceritakan apa yang sudah terjadi, dan alasan Taehyung juga karena ucapan Jungkook yang menyuruhnya pergi. Sekarang saat Taehyung benar-benar menjauhinya, Jungkook merasa bersalah.

"Sunbae, maafkan aku. Aku memang tidak bisa menghapuskan perasaanku kepadamu. Tapi aku mohon tidak mengatakan kepada Hyung kalau aku memiliki perasaan kepadamu. Dia selalu melakukan apa yang aku inginkan." Entah apa yang keluar dari mulut Jungkook memang sebuah penyesalan atau hanya dia takut disalahkan jika terjadi sesuatu pada Taehyung.

"Maafkan aku sebelumnya, aku tidak bisa membalas cintamu." Jujur saja Eunha merasa bersalah dengan itu, bagaimana tidak. Dua saudara bertengkar karenanya.

"Tidak apa-apa, Sunbae."

Eunha teringat akan apa yang sedang Jungkook bahas, dia memang tidak pernah mengatakan kalau Jungkook juga mencintainya kepada Taehyung. Dia hanya berharap Taehyung tidak tahu tentang hal itu. Walaupun kenyataannya, Taehyung sudah tahu tanpa Eunha dan Jungkook sadari itu.

***

Eunha merasa bahagia ketika ingin bertemu dengan Taehyung, senyum indahnya tak lepas dari bibirnya sejak tadi. Dan sampailah dia di bandara Jeju, dia datang seorang diri. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia hampir terlambat karena ada urusan yang mendadak, tetapi untungnya, Eunha tidak terlambat untuk penerbangannya.

"Apa bisa saya bantu, Nona?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari arah Eunha yang sedang mencari keberadaan Taehyung.

"Sayang." Eunha sangat mengenal suara siapa itu. Eunha berbalik dan tersenyum ke arah Taehyung yang ada di belakangnya. Taehyung terlihat tampan walau matanya tertutup kacamata.

Eunha kemudian memeluk Taehyung, hampir 1 bulan tidak bertemu, membuatnya sangat merindukan kekasihnya itu. Tidak peduli orang akan melihat mereka, Eunha terus memeluk Taehyung.

"Apa sangat lelah?" tanya Taehyung.

"Hmm, lelah sekali." Eunha menganggukkan kepala sambil tersenyum.

Taehyung mencium bibir Eunha singkat kemudian mengajaknya segera meninggalkan bandara.
Karena tinggal di resort, Taehyung mengajak Eunha tinggal bersamanya. Dia hanya ingin menghabiskan waktu mereka berdua saja. Biarkan saja orang berpikir apa, dia hanya ingin bersama kekasihnya.

"Di sini indah sekali," ujar Eunha saat masuk resort pribadi Taehyung, dari tempat Taehyung dekat dengan taman bunga milik Ibunya.

"Benarkah. Apa kamu suka?" tanya Taehyung.

"Sebentar, aku melupakan sesuatu. Kemarilah. Dan duduk di sini."

Eunha membuat Taehyung duduk tak jauh dari tempatnya berdiri, dia teringat sesuatu. Saat dia datang, dia ingin melihat kondisi Taehyung. Dia yakin, Taehyung akan melewatkan pengobatannya. Eunha berdiri di depan Taehyung dan mengecek nadinya.

"Apa terasa sakit?" tanya Eunha saat nadi Taehyung yang begitu lemah.

"Hanya sedikit pusing, tapi tidak apa-apa. Aku baik-baik saja," jawabnya sambil tersenyum manis. Dia tidak akan bilang walau tubuhnya sedang tidak baik-baik saja.

"Apa Oppa melewatkan obat rutin Oppa lagi?" tanya Eunha.

"Kenapa jadi membahas kondisi tubuhku. Aku baik-baik saja, Sayang." Taehyung memeluk Eunha dan menyandarkan kepala pada perut Eunha. Dia hanya diam saat Eunha memainkan rambut yang sudah Taehyung gelapkan lagi. Eunha sedikit memijat kepala Taehyung perlahan, membuatnya relax dengan apa yang Eunha lakukan.

"Ada apa?" tanya Eunha, Taehyung hanya diam sambil memeluk Eunha.

"Tidak apa-apa." Taehyung menatap Eunha dan tersenyum kepadanya.

"Aku merindukanmu," ucap Taehyung.

Eunha menunduk dan mencium bibir Taehyung, tanpa menolak, Taehyung membalas ciuman Eunha, melumatnya perlahan. Mereka menikmati setiap sentuhan yang mereka lakukan, tanpa peduli akan apapun. Dia hanya ingin melepas kerinduan mereka berdua.

Ingin rasanya Taehyung mengatakan, dia merasa sangat lelah. Namun, itu tidak bisa dia katakan, dia tidak ingin orang yang dicintai terus mengkhawatirkan dirinya. Mereka berdua masih menikmati ciuman kerinduan mereka. Bibir manis Eunha membuat Taehyung tidak ingin menghentikan apa yang mereka lakukan. Rasa rindu dan kesedihan yang Taehyung rasakan membuatnya menikmati ciuman mereka semakin panas, mereka tidak peduli dengan sekitar mereka, mereka hanya ingin melanjutkan ciuman kerinduan mereka sampai mereka puas.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang