44

12 1 0
                                    

"Ada apa Hyung? Sejak tadi kau terus menatapku?" tanya Jungkook yang merasa fokus Taehyung terus padanya, tapi dia tidak bicara, hanya diam.

"Apa terasa sakit?" tanya Jungkook lagi ketika Taehyung tidak menjawab pertanyaannya.

Hari ini Taehyung sedang melakukan kontrol rutinnya, produser cuci darah dia lakukan dengan rutin sekarang selama 2x seminggu. Dan sejak tadi Taehyung terus saja menatap Jungkook yang berada di sampingnya, dia hanya menemani Taehyung dengan memainkan ponselnya, kebetulan dia sendiri meluangkan waktu untuk melihat Taehyung setelah selesai dengan pasiennya.

"Jungkook aa," panggil Taehyung.

"Hmmm," gumam Jungkook. Dia masih fokus dengan ponselnya.

"Aku ingin mengatakan satu hal kepadamu," ucap Taehyung dengan tatapan yang serius.

"Katakan saja."

"Aku sudah melamar Eunha," ucap Taehyung sambil masih menatap Jungkook, dan perkataannya sukses membuat Jungkook terdiam, walau dia sudah merelakan hatinya, tapi hal itu membuatnya  terkejut.

"Maafkan aku, aku memang egois. Aku-"

"Tidak perlu meminta maaf, lakukan apa yang ingin Hyung lakukan, jangan membuatku tampak menyedihkan saat Hyung mengatakan hal seperti ini. Aku akan ikut senang kalau Hyung merasa bahagia," ujar Jungkook, walau entah apa yang dibicarakan itu benar atau tidak.

"Kau tidak bisa berbohong padaku," sahut Taehyung. Dia paham betul bagaimana Jungkook, karena memang sejak kecil mereka selalu bersama.

"Maksud Hyung?" tanya Jungkook, dia terlihat tidak mengerti apa yang Taehyung katakan.

"Aku hanya berharap semua sesuai apa yang aku inginkan. Kau harus bersabar sedikit lagi, hmmm?" ucapan Taehyung mengisyaratkan sesuatu. Entah apa rencananya tapi dia tahu kondisi dirinya dan dia hanya ingin melakukan hal yang sekarang ingin dia lakukan seperti harapannya.

"Aku tidak mengerti maksud ucapan Hyung. Apa prosedur ini membuatmu bicara yang tidak-tidak? Sepertinya tidak," ejek Jungkook sambil menatap sang Kakak.

"Kau terus saja mengejek ku. Dasar bocah kurang ajar." Taehyung mencoba untuk memukul Jungkook, tapi dia menghindari pukulan Taehyung.

"Dengarkan aku, Hyung, mungkin kita memang mencintai wanita yang sama tetapi Eunha Noona sangat mencintai, Hyung. Aku yakin dia akan bahagia bersama Hyung." Jungkook harus meyakinkan dirinya kalau dia memang tidak pantas bersanding dengan Eunha. Memang terasa sakit, tapi dia harus melakukan semua ini demi Hyungnya.

"Maafkan aku," sahut Taehyung.

"Tidak apa-apa. Apa Hyung belum mengatakan hal ini kepada yang lain?"

"Tidak ada yang tahu, hanya Jimin dan dirimu yang tahu," jelas Taehyung.

"Ajak Eunha Noona makan malam bersama, Hyung harus menceritakan hal bahagia ini pada keluarga yang lain." Walau berusaha untuk tersenyum, tapi Jungkook tetap merasa berita bahagia yang kakaknya sampaikan ini membuat dadanya terasa sesak.

Jungkook bersikap kalau dirinya juga bahagia mendengar kabar Taehyung melamar Eunha, biarkan waktu yang akan menjawab bagaimana nantinya, semoga dia bisa dengan keyakinannya, kalau dirinya mampu melupakan cintanya.

Eunha sengaja tidak menemui Taehyung yang sedang kontrol rutin, Taehyung memang yang menyuruhnya, dia ingin mengatakan hal itu kepada Jungkook. Eunha hanya berharap, Jungkook menerima apa yang Taehyung katakan, dia tidak ingin sikapnya kembali berubah dan memusuhi Taehyung, hal itu membuatnya bersalah karena mereka bertengkar, hanya karena dirinya.

***

Eunha mempercepat jalannya saat Taehyung bilang sedang menunggunya di sebrang jalan. Padahal, Eunha sudah mengatakan kepadanya setelah cuci darah, harusnya Taehyung istirahat, bukannya menurut, Taehyung malah menunggu Eunha pulang bekerja.

Saat sampai di sebarang jalan tepat di depan mobil Taehyung, Eunha melambaikan tangan ke Taehyung yang tersenyum melihat ke arah Eunha, memang bukan jalan raya tapi saat Eunha berjalan ke arah Taehyung tanpa Eunha sadari sebuah gerobak berisi tumpukan barang bekas meluncur ke arah Eunha yang memang jalanan agak miring ke bawah, Taehyung yang sempat melihat itu segera keluar dan berjalan menghampiri Eunha, menariknya dalam pelukan secara tiba-tiba, membuat Eunha langsung memeluk Taehyung erat karena terkejut, punggung Taehyung membentur ke mobil di belakangnya dengan memuluk Eunha. Gerobak tumpukan barang bekas itu menabrak pembatas jalan dan terhenti tepat di tiang listrik.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Taehyung, Eunha menatap Taehyung dan mengangguk, sepertinya Eunha masih terkejut. Dia memang fokus menatap Taehyung dan tidak sadar kalau gerobak itu meluncur begitu saja.

"Jantungmu berdetak kencang," ucap Taehyung saat merasa detak jantung Eunha, karena posisi mereka berdekatan.

"Aku begitu terkejut, hampir saja." Eunha menatap Taehyung yang ada di hadapannya.

Terlihat Taehyung, memejamkan mata sejenak setelah bertanya, dia juga menarik nafas, seperti dadanya begitu sesak. "Ada apa?" tanya Eunha, dia mulai khawatir.

"Kepalaku pusing," jawab Taehyung. Dia bahkan sedikit menggelengkan kepala, isyarat kelapanya memang teras sakit tiba-tiba.

"Aku sudah bilang, untuk istirahat langsung. Ini efek cuci darah yang Oppa lakukan, kenapa Oppa keras kepala sekali. Tubuh Oppa terasa lemas kan?" tanya Eunha.

"Ya, tapi apa kamu akan memarahi ku di sini," jawab Taehyung.

"Kita pulang mengunakan taksi." Eunha tidak mau jika Taehyung memaksakan dirinya mengemudi.

"Tidak. Aku masih kuat untu membawa mobil. Masuklah."

"Jangan keras kepala." Eunha menatap tidak setuju dengan apa yang Taehyung katakan. Dia memang keras kepala.

"Sudah, ayo ... aku tidak ingin berdebat." Taehyung berjalan mengandeng tangan Eunha agar dia masuk ke dalam mobil. Akan panjang kalau Eunha terus memaksanya.

Mereka sedang berada di pusat perbelanjaan, Taehyung tidak mengatakan apa yang ingin dia lakukan datang kemari. Dia berjalan masuk sambil mengambil troli yang dia dorong, diikuti Eunha yang masih bingung apa yang ingin Taehyung lakukan.

"Oppa mau belanja?" tanya Eunha yang masih bingung apa yang sebenarnya ingin Taehyung lakukan.

"Tidak, aku hanya ingin berjalan-jalan di sini. Ya, jelas kita di sini untuk belanja, Sayang," ucap Taehyung sambil mencubit pelan pipi kekasihnya itu.

"Ambil yang kamu inginkan, kita akan membawanya ke suatu tempat." Perintah Taehyung. Sayangnya dia tidak mengatakan dengan jelas, ke mana dia akan pergi.

"Kemana?"

Taehyung mengambil beberapa bahan makanan, dan memilih bahan yang ingin di belinya. Mereka terlihat sangat menikmati waktu mereka, Taehyung mengandeng tangan Eunha, dengan satu tangan memegang troli.

Saat akan mengambil sesuatu di rak atas, Eunha terlihat kesusahan, membuat Taehyung mengambilkannya dan mereka berdekatan, sentuhan Taehyung selalu membuat Eunha berbedar, apalagi saat merasakan deru nafas Taehyung, membuat Eunha semakin ingin memeluknya.

"Seharusnya pakai hak tinggi agar kamu bisa menjangkaunya," ujar Taehyung yang terdengar seperti mengejek Eunha pendek.

"Maksud, Oppa, aku pendek, begitu?" sahut Eunha sambil menatap Taehyung tajam.

"Memang itu kenyataannya," jawab Taehyung enteng, tak lupa dia tersenyum menggoda.

Saat selesai memilih bahan makanan yang mereka butuhkan, mereka terlihat romantis saat Taehyung berdiri di belakang Eunha yang sedang mengantri untuk ke kasir, semua orang menatap mereka, membuat Eunha malu.

"Oppa bisa menunggu di sana," ucap Eunha.

"Memangnya kenapa?" Taehyung mendekat tepat di telinga Eunha.

"Semua orang menatap kita." Eunha tampak malu dengan sikap Taehyung padanya dilihat beberapa orang yang sedang ada di perbelanjaan.

"Biarkan saja." Seperti sebuah tantangan, Taehyung semakin membuat Eunha malu dengan sikapnya, dia memeluk Eunha erat.

Siapa yang tidak iri melihat ke romantisan mereka, walau malu, Eunha senang Taehyung memberikan perhatian kepadanya.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang