"Bisakah Oppa tidak menyalahkan diri Oppa setelahnya?" tanya Eunha.
Eunha duduk tepat di depan Taehyung. "Aku yakin itu bukan pilihan, Oppa. Cukup untuk tidak memikirkan orang lain terus, Jungkook pasti akan baik-baik saja. Haruskah aku menjalani hubungan ini tanpa dasar cinta? Bukankah itu sama saja Oppa memaksaku untuk melakukan apa yang tidak aku inginkan. Lebih baik aku yang mati daripada harus jauh darimu," jelas Eunha. Dia kecewa dengan sikap Taehyung.
"Apa yang harus aku perbuat? Ini semua salahku. Aku merebut kebahagiaan adikku sendiri." Taehyung menangis menyalahkan diri dalam pelukan Eunha. Dia juga terkejut, jika Jungkook bisa melakukan hal bodoh semacam itu.
Eunha yakin, saat Eunha melakukan apa yang di minta oleh Taehyung, itu hanya membuatnya terluka. Eunha bersikap egois untuk Taehyung karena dia berpikir Jungkook sehat dan bisa berusaha untuk baik-baik saja. Namun, bagaimana Taehyung? Apa itu tidak akan membuatnya semakin terpuruk? Dia paham apa yang akan Taehyung lakukan saat dia menyalahkan dirinya. Apalagi ini berurusan dengan Jungkook.
"Ah ...," rintih Taehyung saat merasa sesuatu menusuk bagian perutnya begitu tiba-tiba dan sakit.
"Oppa," panggil Eunha, terlihat Taehyung merintih sambil memegangi perutnya yang terasa begitu sakit. Tubuhnya tertunduk, satu tangannya mengepal erat tanah yang dia duduki, seperti sedang menyalurkan rasa sakit yang datang dengan tiba-tiba.
Tak lama, Taehyung memuntahkan darah segar, darah itu mengenai gaun putih yang Eunha kenakan, Taehyung terbatuk dan darah masih keluar dari mulutnya. Eunha yang panik coba menghubungi Ryu agar dia menjemputnya. Kondisi seperti ini yang tidak Eunha inginkan. Tekanan yang Taehyung dapatkan, tidak tau akan membuat psikisnya seperti apa. Dan hal terburuk ini seperti mimpi buruk di hari bahagia mereka.
***
Hari yang awalnya sangat membahagiakan berubah menjadi mencekam saat Jungkook ataupun Taehyung dalam kondisi yang bisa dikatakan tidak baik-baik saja. Dengan pakaian pengantin, Eunha mencoba menolong Taehyung yang terlihat kesakitan. Dia berhasil membawanya ke rumah sakit, agar Taehyung mendapat pertolongan.
"Apa yang terjadi, Dok?" tanya perawat kepada Eunha yang melihat gaunnya terkena darah dari Taehyung.
"Bisa hubungi Dokter Lee, katakan kalau pasien atas nama Kim Taehyung mengalami sirosis." Eunha tidak peduli dengan tatapan orang saat dia datang ke rumah sakit dengan gaun pengantinnya. Fokusnya hanya Taehyung yang sedang kesakitan sekarang.
Eunha segera membantu tindakan untuk mengurangi risiko pendarahan di saluran pencernaan, penderita penyakit liver biasanya diresepkan obat pengontrol tekanan darah. Selain itu, dokter terkadang menyarankan operasi pemasangan karet gelang kecil di pembuluh darah yang bengkak, agar pembuluh darah tidak pecah. Hal itu yang akan Taehyung lakukan untuk kondisinya.
Eunha terduduk saat dirinya merasa semakin rumit, saat Jungkook melukai dirinya karena merasa di campakan, sekarang kondisi Taehyung menurun. Eunha beharap kondisi Taehyung tidak seperti sebelumnya. Harapannya dia ingin merasakan kebahagiaan setelah menjadi Nyonya Kim tapi gagal di hari pertamanya, Eunha dibuat terkejut dengan yang terjadi.
"Nona, apa Anda-" Belum selesai bicara, Eunha pingsan di depan Ryu yang membawakan pakaian ganti untuknya. Kejadian ini membuat Eunha ikut tumbang juga. Dan mereka bertiga sama-sama sedang tidak baik-baik saja di hari yang sama.
***
Berada di rumah sakit yang sama dengan kondisi yang tidak baik, membuat keluarga yang lain mengkhawatirkan kondisi Eunha, Taehyung bahkan Jungkook. Lucu memang, tapi begitulah adanya. Kondisi Jungkook memang sudah stabil, walau begitu dia hanya diam saat Ayah ataupun Ibunya mengkhawatirkannya.
"Kamu disini?" tanya Namjoon kepada Ryu.
"Tuan Muda dan Nona Eunha sedang di UGD, Nona Eunha pingsan dan Tuan Muda kondisinya sedang menurun lagi," jelas Ryu pada Namjoon.
"Apa Tuan Seokjin sudah tau?"
"Tuan sedang di jalan."
Namjoon segera memberitahu Hyun Ae tanpa Jungkook dengar, Hyun Ae langsung menemui Eunha yang sedang pingsan, tak jauh dari tempat Jungkook. Terlihat ada beberapa bekas darah yang ada di gaun Eunha, dia membiarkan itu, dia juga sudah sadar. Eunha menangis dengan mata tertutup. Sungguh menyedihkan kisahnya, di hari membahagiakan seperti ini, hal buruk terjadi. Seakan kebahagiaan tidak bisa dia miliki. Dan dia seperti tidak berhak menikmati sesuatu yang me jadi mimpinya.
"Tenanglah, Nak," ucap Hyun Ae. Eunha semakin menangis saat Hyun Ae memukulnya. Gadis sekuat Eunha bisa menghadapi masalah seorang diri tanpa keluarga di sampingnya, itu berat untuknya tapi itu semua sudah takdirnya.
Namjoon melihat kondisi Taehyung, Dokter Lee sudah menjelaskan kalau Taehyung. Dia harus melakukan tidakan operasi, hati orang tua mana yang tidak akan sakit saat mendengar penjelasan Dokter Lee tentang kondisi Taehyung. Dia harus kembali merasakan rasa sakit, sungguh hal yang tidak ingin Namjoon dengar tentang kondisi Taehyung. Meskipun itu hanya pemasangan karet agar pembuluh darahnya tidak pecah tetap saja, Taehyung kembali harus merasakan sakit. Padahal beberapa waktu lalu, Namjoon melihat putranya itu sedang bahagia, sebelum ini semua terjadi.
***
"Ini semua salahmu, kau yang membuat masalah ini semakin rumit. Kau!" ucap seseorang kepada Eunha.
"Tidak ... bukan aku ... bukan," jawab Eunha dengan panik.
"Tidak!" teriak Eunha bersamaan dia membuka mata. Dia bangun dengan nafas yang memburu, dan juga keringat yang membasahi wajahnya
"Kamu sudah bangun, Nak?" tanya Bibi Song. Eunha masih berada di UGD, dia sempat pingsan kembali setelah menangis dalam pelukan Hyun Ae yang sedang menemani Jungkook sekarang.
"Bagaimana kondisi, Oppa?" tanya Eunha. Dia langsung teringat tentang kondisi Taehyung. Kondisinya benar-benar tidak baik. Taehyung memuntahkan darah segar melalui bibirnya.
"Dia baru masuk kamar operasi." Jawaban Bibi Song membuat Eunha ingin bertemu dengan suaminya itu.
Eunha berusaha untuk bangun dengan melepaskan infus di lengannya. Saat akan berjalan ke kamar operasi. Dia bertemu Jungkook yang memaksa ingin pulang. Tanpa berkata apa-apa, Eunha menampar Jungkook di hadapan Hyun Ae dan Bibi Song.
Plak!!
"Ini semua karenamu, kalau ada apa-apa dengannya, ini kesalahan mu." Eunha menunjuk tepat di wajah Jungkook yang memegangi pipinya yang terkena temparan Eunha yang marah kepadanya.
"Sudah, Nak. Sebaiknya kita pergi," tutur Bibi Song, dia mengajak Eunha untuk meninggalkan Jungkook.
"Sebentar saja, biarkan Hyungmu merasakan kebahagiaan yang dia inginkan. Kenapa sampai akhir kau tetap membuatnya menderita. Kau begitu tega kepadanya. Kau tahu kondisi kesehatannya, tapi kau malah membuatnya merasa bersalah dengan keputusannya. Haruskah aku jelaskan lagi bagaimana kondisi kesehatan Hyungmu itu? Jawab aku!?" bentak Eunha.
"Biarkan dia merasakan kebahagiaannya di sisa hidupnya, aku mohon." Eunha mencengkram baju Jungkook yang tetap diam saat Eunha melampiaskan amarahnya kepadanya. Cengkraman itu melorot membuat Eunha duduk di bawah Jungkook yang mematung. Tidak menjawab apa yang Eunha katakan tentang kondisi Taehyung. Seperti diingatkan akan kematian Kakaknya yang sudah dekat.
"Aku mohon, biarkan dia bahagia. Aku mohon Jungkook aa. Ini juga berat untuknya," isak Eunha. Bibi Song mencoba untuk menenangkan Eunha yang terus memohon kepada Jungkook. Membawa pergi Eunha dari tempat Jungkook.
"Tenanglah, Nak. Eomma mohon," bujuk Bibi Song. Eunha terus menangis di depan ruang UGD. Dia menyalahkan Jungkook atas apa yang dia lakukan kepada Taehyung.
Padahal hanya sebentar saja, biarkan Taehyung bahagia dengan apa yang ingin dia lakukan tanpa terbeban oleh Jungkook yang merengek kepada Hyungnya. Seperti takdir Taehyung tidak membiarkan dirinya merasakan bahagia, yang sangat Eunha sesali kenapa Jungkook begitu tega kepada Taehyung yang selalu mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
Touch of Heaven (KTH)
Fanfictiondi harap membaca novel berjudul "PROMISE (KTH)" sebelum membaca cerita ini biar tahu bagaimana alur sebelumnya . Happy Reading😊 By: nyemoetdz 01/03/2022