40

14 2 0
                                    

Alat EKG terus berbunyi dengan menunjukan garis lurus, itu berarti detak jantung Taehyung telah berhenti, Eunha dan Jungkook sudah berusaha untuk menolongnya tapi, Taehyung tetap tidak bisa tertolong. Eunha sudah terduduk melihat hasil di depannya, Jungkook sendiri menatap tubuh pucat Taehyung, diiringi dengam mesin EKG yang masih berbunyi dan tanda garis lurus. Wajah Taehyung memang masih tertutup dengan alat bantu nafas, namun dia terlihat begitu pucat, yang pasti jantungnya berhenti berdetak lagi.

Mengetahui hal itu, perawat segera menyatakan waktu kematian Taehyung. Eunha dan Jungkook hanya diam membeku. Hanya air mata dan penyesalan yang tersirat di mata mereka. Tak peduli dengan hal itu, perawat coba melepaskan alat bantu yang ada di tubuh Taehyung satu persatu, mereka melepaskan ventilator dan beberapa alat yang ada di tubuh Taehyung lainnya. Sampai tampak wajah pucat pasih Taehyung terlihat jelas, dia sungguh damai ketika sedang menutup mata sekarang.

Jungkook masih diam di tempatnya, dia percaya apabila Taehyung sepenuhnya memejamkan mata. Hatinya tidak rela Kakaknya itu menyerah sekarang. Apalagi Jungkook sudah melukai hatinya, belum sempat dia meminta maaf, namun takdir berkata lain. Taehyung memilih menyerah saat Jungkook membantunya kembali bernafas. Dengan mata yang terus menatap Kakaknya, Jungkook berjalan lebih dekat pada jasad sang kakak setelah perawat menyatakan kematian Taehyung. Dia melarang perawat untuk menutupi wajahnya, karena dia ingin melihat kakaknya terakhir kalinya. Derai air mata terus mengalir membasahi pipi, akan tetapi Jungkook tidak pedulikan hal itu.

"Kau jahat sekali, ini yang kau bilang sayang kepadaku? Kau marah kepadaku sampai kau pergi dariku. Siapa yang mengizinkanmu pergi dariku, kau tidak boleh pergi, bangun Hyung. Aku bilang bangun!" Jungkook menangis di samping sang kakak sambil memegang lengannya, Eunha masih di tempat yang sama, di masih menangis mengetahui kenyataan jika Taehyung memilih meninggalkannya.

"Maafkan aku, Hyung. Tolong maafkan aku," isak Jungkook, dia sangat menyesali apa yang sudah dikatakan bahkan lakukan. Ini terasa lebih sakit, mengetahui kenyataan kakaknya pergi.

"Tolong buka matamu, Hyung. Buka matamu lalu marahi aku, Hyung. Kau juga bisa memukulku atau bahkan mengerjaiku lagi. Tolong Hyung, adikmu ini memintamu untuk membuka mata. Bukankah kau selalu memberikan apa yang aku mau. Sekarang aku memintamu untuk bangun." Jungkook memegang tangan Taehyung yang tampak membiru akibat jarum infus yang menancap di lengannya. Dia menguncang sedikit tubub Taehyung yang masih diam.

"Ini tidak nyata. Ini hanya mimpi. Aku harus bangun dari tidurku. Hyung baik-baik saja. Ya, dia baik-baik saja." Jungkook meyakinkan diri jika seseorang di depannya itu bukan kakaknya, namun setelahnya tubuh Jungkook melorot, dia meraung-raung melampiaskan kesedihannya. Dia cukup bodoh untuk menyakiti hati Kakaknya.

"HYUNG!?" teriak Jungkook sekuat tenang, dia meluapkan apa yang membuat hatinya sakit, walau dengan begitu tidak akan berkurang, karena hanya penyesalan yang Jungkook rasakan.

"Akhh ...," suara rintihan membuat semua menatap ke arah Taehyung, suara itu mereka pikir dari Taehyung yang seperti sedang mengambil nafas, dan memang benar, Taehyung seperti mencari udara dengan mulut yang mengagah. Dia terlihat kesusahan untuk bernafas, hingga perawat denga cepat memasangkan oksigen pada mulut Taehyung.

"Tuhan memang baik padamu. Tuhan membiarkanmu kembali. Kau itu memang anak kuat. Pelan-pelan saja, Tae. Apa kamu bisa mendengarku Taehyung aa." Dokter Lee coba membantu Taehyung untuk kembali bernafas dengan perlahan. Detak jantungnya kembali, Taehyung bernafas kembali setelah teriakan Jungkook.

"Tarik nafas perlahan, pelan-pelan saja." Masih menuntut Taehyung agar mengikuti apa yang Dokter Lee katakan.

Begitu lemah, tapi Taehyung tetap mengikuti apa yang doktr Lee arahkan kepadanya. Sungguh keajaiban, jantung Taehyung bisa kembali berdetak, membuatnya sadar, setelah 2 bulan menutup mata. Sebelumnya dia memang dirawat di Jeju, sampai Seokjin meminta untuk dipindahkan di rumah sakit Seoul.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang