41

6 2 0
                                    

Setelah beberapa bulan di rumah sakit, hari ini Taehyung di bolehkan pulang, ini juga atas paksaan Taehyung yang merasa bosan terus di rumah sakit.

"Oppa, yakin mau melepaskan oksigen, Oppa? Tidak apa-apa Oppa pakai saja."

Taehyung tetap melepas selang oksigen yang dikenakannya, dia ingin pulang seperti biasa, berjalan dengan kakinya tanpa menggunakan kursi roda seperti yang dokter anjurkan. Padahal kondisinya masih begitu lemah, tapi dia bersikeras untuk pulang.

"Bukan Kim Taehyung, kalau tidak keras kepala," sahut Dokter Lee.

"Tenanglah, Dok. Aku masih memiliki banyak nyawa yang tersimpan untukku, sepertinya Tuhan begitu sayang kepadaku, sampai aku bisa bertahan lagi walau itu hanya sebuah kebetulan," jawab Taehyung.

"Ya, lakukan apa yang menurutmu benar, sampai kau datang dengan kondisi seperti kemarin, awas saja kau." Ancam dokter Lee, bagaimana pun juga, Taehyung juga putra sahabatnya, dia menganggap Taehyung putranya juga.

"Tidak. Bukankah aku sudah memiliki dokter pribadi, yang menjaga ku 24 jam." Taehyung menatap Eunha yang membantunya untuk bersiap pulang.

"Pastikan pasien ini aman, ikat dia kalau tidak menurut denganmu," ujar Dokter Lee.

"Baik, Dok," jawab Eunha sambil tersenyum manis.

"Sudah siap pulang? Jungkook pasti sudah menunggu di lobby." Eunha membantu Taehyung untuk berjalan, tubuhnya masih belum sepenuhnya bertenaga, tapi dia memaksa untuk tidak mengunakan kursi roda. Sesampainya di mobil, Taehyung kembali mengatur nafas, di benar-benar keras kepala. Memaksakan kondisinya yang tidak baik.

"Haruskah kita masuk lagi?" tanya Eunha.

"Tidak ... akan." Taehyung langsung membantah ucapan Eunha dengan nafas yang berat.

"Percuma saja Noona berdebat dengannya. Lakukan saja apa yang dia mau. Dia sudah seperti seorang kakek saja. Lihatlah," ejek Jungkook.

Taehyung memukul kepala Jungkook dengan sisa tenaganya. "Aku pikir dia akan baik-baik saja. Pukulannya terasa keras," jawab Jungkook kesal. Dia melirik kakaknya itu dengan sinis.

"Kau mengataiku?"

"Sudahlah, sebaiknya kita pulang. Atau Oppa mau aku menyuruh perawat untuk membawa Oppa masuk." Sebelum pertengkaran mereka terjadi, Eunha ingin segera pulang.

"Kau tidak dengar? Cepat lajukan mobilnya." Taehyung menambahi ucapan Eunha sambil tersenyum puas.

"Baik, Tuan muda. Kapan lagi supir pribadi Anda, seorang dokter tampan sepertiku," ucap Jungkook. Dia malah menyombongkan diri.

"Terserah kau saja," jawab Taehyung. Eunha hanya menggeleng melihat mereka berdua. Bagaimana pun masalahnya, mereka tetap saling mengerti, walaupun Jungkook sempat bersikap berbeda karena perasaannya, tapi Taehyung tidak benar-benar marah kepada Jungkook.

***

Menjalani hidup dengan rasa sakit yang terus menghantuinya membuat Taehyung semakin lemah, tapi dia tidak ingin di anggap lemah oleh siapapun, dia harus bisa melakukan apapun sendiri, dia tidak ingin Hyun Ae ataupun Seokjin membantunya.

Ketika menatap tubuhnya di pantulan cermin, dia merasa berbeda. Bekas luka di beberapa tubuhnya selalu mengingatkan Taehyung dengan rasa sakit yang membuatnya seperti sekarang. Namun, itu semua tidak membuat dia pergi, dia malah seperti di berikan hidup baru oleh Tuhan, dan itu membuat Taehyung bersikap ingin menikmati hidupnya, memberikan kenangan indah untuk keluarga dan orang terdekatnya. Dia mulai menuliskan sesuatu dalam agenda pribadinya, apa yang dia inginkan tertulis di sana. Sepertis sebuah rencana yang akan Taehyung lakukan di kesempatan hidupnya sekarang.

"Mau kemana, Nak?" tanya Seokjin. Taehyung terlihat sudah rapi, dengan kemeja putih yang di balut dengan sweter hitam, tak lupa kacamata dia kenakan.

"Pergi mengajar, di tempat Yook Ssaem," jawab Taehyung.

"Kamu yakin akan memulia harimu? Sebaiknya kamu istirahat saja, jangan memaksakan dirimu." Seokjin selalu ingin putranya itu istirahat, namun Taehyung tidak ingin jika harus berdiam diri.

"Aku tidak bisa harus berdiam diri di rumah, waktuku akan habis dengan tidur, aku hanya ingin menikmati waktuku, Ayah." Dia diberikan kesempatan hidup, oleh karena itu Taehyung tidak mau menyia-nyiakan waktunya.

"Tapi-"

"Tae berjanji, akan bicara kepada Ayah saat Tae merasa sakit." Taehyung memotong ucapan Seokjin yang khawatir padanya.

"Aku hanya ingin melakukan sebelum ini berhenti berdetak." Taehyung menunjuk dada kirinya, tepat di jantungnya.

"Putra, Ayah, akan selalu sehat dan berumur panjang. Tapi, apa Eunha tahu kamu akan mengajar hari ini?" tanya Seokjin. Bukannya menjawab, Taehyung hanya tersenyum.

Eunha memang tidak tahu kalau Taehyung akan mulai melakukan aktifitasnya hari ini. Rencananya setelah latihan, Taehyung ingin menjemput Eunha di rumah sakit, setelah jam kerjanya selesai.

"Maaf, Tuan, Nona Eunha memaksa untuk menceritakan tentang Pamannya yang meminta uang kepada Anda," ujar Ryu.

"Tidak apa-apa, itu bukan salahmu. Pada akhirnya dia juga akan tau." Taehyung tidak mau menyalahkan Ryu, karena dia mengatakan itu pada Eunha. Semua pasti akan Eunha ketahui pada akhirnya.

Taehyung berbeda sejak pulang dari rumah sakit, dia terlihat sering tersenyum, dia memang terlihat sangat manis saat senyumnya merekah dari bibirnya. Dia memilih membantu Yook Ssaem untuk melatih muridnya karena, Taehyung tidak ingin saat Hoseok sudah menggantikan dirinya, lalu dia bersikap sesuka hatinya. Ini juga hanya sementara untuk Taehyung, dia hanya ingin membantu Yook Ssaem yang ingin menikmati waktu liburannya.

***

Seseorang sedang menatap kesal orang yang ada di depannya kesal, dia tidak menjawab ponselnya setelah bilang kalau dirinya sedang melatih taekwondo, dan orang yang dilihat hanya tersenyum di depan orang yang merasa kesal kepadanya.

"Aku tidak ingin dengar rayuan dari Oppa hari ini. Bukankah aku sudah bilang untuk istirahat total di rumah, kenapa-" Taehyung mencium bibir Eunha singkat, dia tidak ingin Eunha terus memarahinya. Karena mereka sedang di depan rumah sakit dan ada beberapa pengunjung yang masuk ataupun keluar, membuat Eunha tersipu malu dengan yang Taehyung lakukan. Dia memang suka sekali mencium Eunha seperti itu dan membuatnya malu.

"Bisa kita masuk mobil sekarang? Yang lain sedang menatap kita." Taehyung tidak ingin mendengar omelan dari Eunha hari ini, itu sebabnya dia begitu saja mencium Eunha.

"Oppa yang memulai. Bikin malu." Eunha berjalan masuk mobil Taehyung. Di ikuti Taehyung yang merasa sukses mengerjai Eunha.

Di dalam mobil, Eunha tidak bicara. Taehyung mencoba menarik lengan Eunha dan menggenggam tangan Eunha dengan satu tangan memegang kemudi.

"Bukankah kamu bilang, agar aku menikmati waktuku. Aku hanya ingin menikmati waktuku sekarang. Aku tidak akan tahu, Tuhan memberiku kesempatan lagi atau tidak nanti, jadi, aku harus menikmati waktuku, kamu akan selalu bersamaku, melewati rasa sakit ini kan?" tanya Taehyung. Eunha menatap Taehyung yang sesekali menatap Eunha. Dia juga mencium tangan Eunha.

"Apa yang bisa aku katakan saat itu sudah kemauan, Oppa. Berjanji lah untuk tidak menyimpan rasa sakit seperti sebelumnya, selalu katakan kalau terasa sakit, aku tidak ingin, Oppa ....,"

"Iya, Bu Dokter, pasien ini akan mendengarkan apa yang akan Bu Dokter katakan," ucap Taehyung, dia mencoba membuat Eunha tenang dengan sikapnya.

Walau Taehyung sendiri masih menutupi rasa sakitnya, dia tidak ingin merepotkan orang lain.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang