02

82 15 36
                                    

~ Happy Reading ~
J

ung Eunha, seorang dokter yang terkenal dermawan oleh pasiennya, dia sering membantu pasiennya walau Eunha tau kalau pasien itu terkendala biaya. Hampir yang periksa di kliniknya adalah lansia dan Eunha tidak pernah menyuruh mereka untuk membayar ataupun membeli obat, dia yang membiayai pengobatan mereka walau itu di luar urusan klinik. Dia merogoh kantong pribadinya untuk itu semua.

Hari ini setelah sekian lama, dia meyakinkan dirinya untuk menerima tawaran dari rumah sakit besar di Seoul, dia akan bekerja di sana mulai sekarang. Memiliki pengalaman panjang, membuat Eunha di rekomendasikan oleh salah satu seniornya untuk bekerja di sana. Tentang klinik, dia tetap akan membukanya setelah jam prakteknya di rumah sakit usai.

"Oke Eunha, kau bisa!" Dia menyemangati dirinya sendiri. Awalnya Eunha hanya ingin fokus dengan kliniknya, tapi setelah masalah ini terjadi, Eunha harus mencari uang lebih untuk membayar hutang Paman dan Bibinya.

Mempunyai keahlian spesial bedah, membuat Eunha mendapatkan beberapa tawaran pekerjaan di rumah sakit yang menginginkan Eunha menjadi salah satu dokter mereka. Namun, Eunha menolak tawaran itu, walau dengan bayaran yang begitu banyak, tetapi kali ini Eunha memilih menerima tawaran seniornya yang sudah bekerja di rumah sakit itu, Eunha benar-benar memikirkan pilihannya dengan matang saat ingin bekerja di rumah sakit tersebut.

Saat perjalanan ke rumah sakit, Eunha harus membantu orang yang memgalami kecelakaan. Dia tidak peduli kalau dirinya akan terlambat dihari pertamanya. Jalanan memang tidak begitu ramai, orang itu tergeletak dan mobil yang menabraknya pergi begitu saja. Eunha yang sempat melihat kejadian itu kemudian membantu orang tersebut. Dia mulai melihat kondisi orang tersebu sebelum ada seorang pria turun dari motor dan membantunya.

"Bisa tolong, bantu aku memegangi tangannya sebentar." ucap Eunha kepada seorang pria yang ikut membantu Eunha menolong korban kecelakaan yang mengalami patah tulang itu.

Pria itu kemudian memegangi tangan korban kecelakaan itu sebelum Eunha mencoba mengingkat kaki orang itu menggunakan jaket yang dikenakannya. Sebelum ambulan datang, Eunha memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan tersebut. Hingga tak menunggu lama, petugas medis segera datang dan membawa korban kecelakaan itu ke rumah sakit.

"Terima kasih sudah membantu saya, maaf pakaian Anda kotor karena saya," ucap Eunha kepada pria itu.

"Tidak apa-apa." jawab pria itu singkat.

"Ya ampun, aku terlambat," sahut Eunha setelah melihat jam di tangannya.

"Ya sudah saya tinggal dulu, maafkan saya sebelumnya." Eunha berjalan meninggalkan pria itu, berjalan lebih cepat karena dia sudah terlambat 15 menit dari waktu janjiannya. Hari pertamanya untuk bekerja berantakan tapi itu tidak begitu Eunha pikirkan, dia hanya merasa tidak enak kepada seniornya, dia sudah membantu Eunha merekomendasikan pekerjaan untuknya.

"Bagaimana bisa dokter baru terlambat dan menyuruhku menunggu, apa kau pikir aku tidak ada pekerjaan lain dan hanya harus menunggumu," ucap Professor itu marah. Eunha yang ada di depannya hanya bisa diam, disamping Eunha ada senior yang membantunya.

"Tunjukkan sikap profesionalmu diawal bekerja." ucap Professor itu lagi. Dia sangat marah dengan sikap Eunha yang terlambat di hari pertamanya.

Setelah profesor itu pergi, Eunha masih mendapat omelan dari senoirnya. Dia sudah jelaskan keterlambatannya itu karena menolong seseorang, tapi bagaimanapun ketepatan waktu paling penting.

"Maaf, Sunbae, tapi aku tadi menolong korban tabrak lari sebelum sampai sini. Lalu nasibku bagaimana?" tanya Eunha. Dia gunda karena ucapa Profesor tadi.

Touch of Heaven (KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang