Crystal berjalan melewati orang-orang yang nampak lesu akan segalanya. Tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hari, berjalan tanpa henti dengan harap hari akan segara berganti dengan wajah palsu juga senyum yang tidak bermakna. Menjadi diri yang bahkan tidak dikenali oleh diri sendiri, berjalan tanpa henti tanpa tahu apa yang ingin dicapai. Beberapa hari ini pikiran Crystal memanglah sangat kacau dan menjadikannya acuh pada setiap apa yang terjadi disekitarnya.
Pada akhirnya, ia memutuskan untuk membuka satu persatu tali yang lama melilit dan akhirnya ia merasa terikat akan hal yang rumit. Dan kali ini ia akan coba untuk buka perlahan dengan segala keraguan. Jika dipikir kembali, apabila tali-tali itu tidak coba ia urai maka dirinya yang akan dalam satu kondisi tidak tertebak.
Mencoba mengurai tali milik orang lain dan lupa bahwa ia juga terikat dengan tali tanpa ujung.
Crystal ambil duduk sebentar dipinggir jalan, rasakan angin siang hari yang dirasa lega akibat terik sang matahari yang beri cahaya sengit. Lihat kendara beroda dua, beroda empat, beroda enam dan lainnya yang berlalu lalang. Bergerak cepat karena ada yang dikejar dan waktu yang tak ingin untuk tunggu.
Lalu tanpa sadar satu titik muncul pada birai mata cantik milik Crystal. Dirinya tidak perduli akan dimana ia sekarang, dirinya tidak juga mengerti mengapa hidup kadang terlihat bagai mempermainkan tapi juga bawa banyak rasa sedih juga kebahagiaan. Tapi kali ini, rasa sesak sebab banyak hal yang datang padanya tanpa henti bawa satu persatu fakta yang terus sudutkan dirinya hingga diharuskan untuk putuskan dengan cepat apa yang akan ia pilih.
Dan Crystal benci akan fakta itu.
Tapi apalah daya, dirinya hanya seorang yang memang tidak memiliki arah sejak kepergian kedua orangtuanya. Kedua sayapnya patah dan direnggut diwaktu yang sama. Dan kini coba langkahi hari dengan kedua kaki namun dipaksa untuk terus-menerus jatuh.
Hidup, satu kata penuh makna. Satu kata penuh akan kisah. Satu kata penuh dengan rasa.
Rintik pada mata Crystal semakin deras, jika hidupnya ada drama maka sekarang awan akan menghitam, hujan akan turun ikut basahi dirinya. Tutup wajah yang mulai kacau dengan derasnya air mata, punggung bergetar juga isak tangis yang tidak dapat ditahan. Orang-orang tidak juga perduli, karena saling tidak mengenali. Hanya ada tatap kasihan juga pandangan aneh sebab gadis remaja yang menangis dipinggir jalan.
Dirasa cukup lama dan dengan kasar Crystal hapus air itu. Sekarang bukanlah waktunya tangisi hidup Crystal, sekarang bulat sudah keputusan dan satu langkah tegas juga teguh.
Hari berlangsung cepat, malam ini Crystal tengah tunggu seseorang yang akan jemput dirinya. Mereka akan habiskan waktu bersama, karena malam ini malam minggu. Lucu jika di ingat bahwa ini akan jadi malam kencan yang sudah disusun oleh lelaki yang berhasil runtuhkan didingnya.
Lelaki berperangai buruk dengan banyak rahasia, lelaki yang terus merasuki jiwa, raga juga pikirannya.
Satu deru kendaran yang terdengar, Crystal menoleh dan dapati satu lambaian juga senyum yang sangat ia sukai. Dan Crystal harap senyum itu akan terus ada. Langkah demi langkah gadis remaja itu tata untuk mendekat pada lelaki yang sudah tunggu dirinya.
"Aku seneng deh, soalnya kamu mau diajak jalan hari ini." Rafanza tersenyum tulus melihat sang kasih telah berdiri didepannya.
"Kamu beberapa hari ini keliatan banyak pikiran, aku jadi ragu buat ajak kamu awalnya." Ujar si prangai buruk dan Crystal tersenyum akan pengertian dalam penjelasan itu.
"Tapi sekarang aku udah iyain ajakan kamu, yuk, aku udah gak sabar nih." Crystal terlihat begitu tenang seperti dirinya pada biasanya.
Rafanza cubit tulang hidung Crystal gemas, "Jangan lucu-lucu dong, nanti akunya gemes." Diakhiri kekehan kecel keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN SIDE
Teen Fiction"Mata Lo! Gue benci mata Lo!" Pertemuan yang diawali dengan saling adu mata merebah ruah menjadi lantunan cerita paling tidak dapat ditebak. Apa benar takdir selalu punya caranya tersendiri untuk merubah karakter seseorang dengan kedatangan manusia...