Malam kamis itu Crystal telah siap untuk pergi. Bukan, bukan untuk berkerja pada mini market. Tapi untuk memenuhi janji dengan Rafanza. Tenang, ia sudah izin dengan pemilik mini market bahwa malam ini ia tidak dapat berkerja dan Crystal di izinkan. Karena Crystal yang jarang sekali mengambil libur, agar gajihnya tidak berkurang.
Dengan jeans putih, kaos hitam juga kemeja flanel kotal-kotak berwarna brown. Crystal mengenakan sneakers berwarna putih pula malam ini. Sebenarnya ia bingung harus bagaimana dalam memilah pakaian apa yang ingin ia kenakan.
Karena ia juga tidak tahu kemana Rafanza akan membawanya malam ini. Bunyi tlakson mobil terdengar dengan cepat Crystal berjalan menuruni tangga dan keluar menemui sang prangai buruk.
Dan tanpa sadar mereka tertawa, karena Rafanza juga mengenakan jeans putih dengan sneakers senada juga kaos berwarna hitam. Tanpa adanya kesepakan mereka mengenakan pakaian yang senada. Sudah seperti pasangan kekasih.
"Padahal kita gak janjian mau gimana tapi bisa kaya gini?" Ujar Crystal masih dengan kekehan kecilnya.
Rafanza tersenyum tak lupa mendaratkan tangannya pada puncak kepala Crystal. Mengelusnya dengan lembut seraya tersenyum.
"Cantik.." ujar Rafanza lalu dibuahi muka meremehkan Crystal.
"Rambutnya.. pasti gitu." Tebak Crystal dengan wajah malas.
"Itu tau," Rafanza tertawa geli dengan terus menatap Crystal.
"Malesin!"
"Kamu.. kamu cantik, mata kamu, hidung kamu, rambut kamu..."
"STOP! Jangan mulai deh."
"Kenapa, padahal kan memang bener."
"Jelek tau gak?!"
"Gak Reva gak kamu bilangin aku jelek mulu."
"Ya emang jelek, kek beruang!"
"Lucu dong kalo beruang.."
"Udah ah, gak bakal berenti kalo dilanjutin, kita mau kemana?"
"Nge-date."
"Rafanza!" Yang diteriaki namanya hanya terkekeh, lucu sekali ekspresi yang diperlihatkan Crystal.
*****
Mata Crystal berbinar kala memasuki sebuah lapangan besar. Ternyata mereka akan menonton film. Movie date maybe. Drive In Cinema, ini adalah pertama kalinya Crystal menonton didalam mobil. Dan ini adalah salah satu keinginannya, itu terwujud walau tanpa ia serukan ingin.
Seperti takdir memang menelaah dengan baik kalau semuanya akan berjalan dengan baik.
"Aku dari dulu pengen banget tau nonton di Drive In Cinema tapi gak pernah bisa, gak punya mobil." Ujar Crystal dengan mata berbinar melihat kearah layar besar yang ada dihadapannya.
Rafanza tersenyum, "Oh iyaa," ujarnya dengan badan condong kebelakang mengambil plastik berisikin snack.
"Buat cemilan sambil nonton, udah aku siapin." Ujarnya dengan meyerahkan kantung plastik besar pada Crystal.
"Prepare banget, udah berapa cewek nih di ajak kesini?" Tanya Crystal usil.
"Kamu yang pertama." Rafanza menjawab dengan lantang dan menatap Crystal serius. Crystal gelapan ditatap seperti itu dengan jawaban yang tidak ia sangka.
Menggigit bibir bawahnya, Crystal bingung ingin menjawab bagaimana. "Kamu yang pertama Crystal, dan aku harap selalu kamu jadi yang pertama disetiap cerita yang aku toreh."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN SIDE
Fiksi Remaja"Mata Lo! Gue benci mata Lo!" Pertemuan yang diawali dengan saling adu mata merebah ruah menjadi lantunan cerita paling tidak dapat ditebak. Apa benar takdir selalu punya caranya tersendiri untuk merubah karakter seseorang dengan kedatangan manusia...